Hermeneutika keyakinan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Syahramadan (bicara | kontrib) |
Syahramadan (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Hermeneutika keyakinan''' atau '''Hermeneutika iman''', lawan dari hermeneutika kecurigaan, merupakan cara di mana sebuah teks dapat dibaca. Hermeneutika ini adalah cara tradisional atau dominan dalam membaca [[Alkitab]] setidaknya selama seribu lima ratus tahun pertama dalam sejarah Kristen.<ref>[[David Jasper|Jasper, D.]], ''A Short Introduction to Hermeneutics'' ([[Louisville, Kentucky|Louisville]]/[[London]]: [[Westminster John Knox Press]], 2004), esp. pp. [https://books.google.com/books?id=TvgkY_eSVrwC&pg=PA9 9], [https://books.google.com/books?id=TvgkY_eSVrwC&pg=PA23 23] and [https://books.google.com/books?id=TvgkY_eSVrwC&pg=PA66 66].</ref> Penggabungan kedua pendekatan interpretatif tersebut (antara hermeneutika keyakinan dan hermeneutika kecurigaan) diperlukan untuk pengetahuan yang lengkap tentang suatu objek.<ref>Lindvall, T., & Melton, M., "Toward a Postmodern Animated Discourse: Bakhtin, Intertextuality and the Cartoon Carnival" (1994), in [[Maureen Furniss|M. Furniss]], ed., ''Animation: Art and Industry'' ([[New Barnet]]: [[Indiana University Press|John Libbey Publishing]], 2012), esp. [https://books.google.com/books?id=NBvnBgAAQBAJ&pg=PA64 p. 64].</ref>
[[Hans-Georg Gadamer]], dalam [[Adikarya|magnum opusnya]] yang berjudul ''Truth and Method'' (Wahrheit und Methode) pada tahun 1960, mungkin menawarkan survei hermeneutika yang paling sistematis di abad ke-20, judulnya mengacu pada dialognya antara klaim "kebenaran" di satu sisi dan proses "metode" di sisi lain. Singkatnya, survei tersebut membicarakan antara hermeneutika keyakinan versus hermeneutika kecurigaan. Gadamer menyarankan bahwa pada akhirnya, dalam pembacaan kita, kita harus memutuskan antara satu atau yang lain.<ref>[[David Jasper|Jasper, D.]], ''A Short Introduction to Hermeneutics'' (Louisville/London: Westminster John Knox Press, 2004), [https://books.google.com/books?id=TvgkY_eSVrwC&pg=PA106 pp. 106–107].</ref>{{Refpage|106–107}}
Menurut Ruthellen Josselson, "(Paul) [[Paul Ricœur|Ricœur]] membedakan antara dua bentuk hermeneutika: hermeneutika keyakinan, yang bertujuan untuk mengembalikan makna pada sebuah teks, dan hermeneutika kecurigaan, yang mencoba untuk memecahkan kode makna yang tersamarkan."<ref>Josselson, R., [https://www.researchgate.net/publication/233497680_The_Hermeneutics_of_Faith_and_the_Hermeneutics_of_Suspicion "The Hermeneutics of Faith and the Hermeneutics of Suspicion"], in ''Narrative Inquiry'' 14 ([[Amsterdam]]: [[John Benjamins Publishing Company]], July 2004), pp. 1–28.</ref>{{Refpage|1–28}} Rita Felski berpendapat bahwa hermeneutika keyakinan Ricœur tidak menjadi terkenal karena tampaknya meremehkan karya kritik yang mendefinisikan [[Pascastrukturalisme|post-strukturalisme]] yang berpengaruh.<ref>Lydon, J., ''Imperial Emotions: The Politics of Empathy across the British Empire'' ([[Cambridge]]: [[Cambridge University Press]], 2020), [https://books.google.com/books?id=4JCuDwAAQBAJ&pg=PA21 p. 21].</ref>
Dalam esai awalnya "''The Universality of the Hermeneutical Problem''" dan khususnya
== Penggunaan istilah oleh Paus Benediktus XVI ==
Selama pidatonya pada 14 Oktober 2008 di [[Sinode Para Uskup dalam Gereja Katolik|Sinode Para Uskup]], [[Paus Benediktus XVI]] memperingatkan
Dalam sejarah Kekristenan, [[Paulus dari Tarsus|Rasul Paulus]]<nowiki/>lah yang hubungannya paling erat dengan teks-teks alkitabiah memiliki keterkaitan dengan hermeneutika iman.<ref>Schliesser, B., ''Abraham's Faith in Romans 4: Paul's Concept of Faith in Light of the History of Genesis 15:6'' ([[Heidelberg]]: [[Mohr Siebeck]], 2007), [https://books.google.com/books?id=Xk6W762YMrEC&pg=PT334 p. 334].</ref> {{Refpage|334}}
|