Inersia kognitif: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Spuspita (bicara | kontrib)
Spuspita (bicara | kontrib)
Baris 51:
 
==== Peran antarpribadi ====
[[Persepsi]] orang yang tak tergoyahkan tentang peran yang dimainkan orang dalam hidup kita dianggap sebagai inersia kognitif. Ketika ditanya tentang perasaan teman sekelas mereka tentang menikahi orang tua mereka, banyak siswamahasiswa mengatakan bahwa mereka tidak dapat memperlakukan teman sekelas sebagai ayah/ibu tiri. Beberapa siswamahasiswa bahkan mengatakan bahwa hubungan tersebut mungkin terasa seperti [[Hubungan sedarah|inses]].<ref>{{Cite journal|last=Catton|first=William R.|date=1969|title=What's in a Name? A Study of Role Inertia|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=c761fa190079c04dd6e819a12b09369f&key=OPJSTI9GT3EAPGS0&doi=10.2307/350001|journal=Journal of Marriage and Family|volume=31|issue=1|pages=15–18|doi=10.2307/350001|issn=0022-2445|jstor=350001}}</ref>
 
Inersia peran juga terkait dengan [[pernikahan]] dan kemungkinan [[perceraian]]. Penelitian pada pasangan yang hidup bersama sebelum menikah menunjukkan bahwa mereka lebih mungkin untuk bercerai daripada pasangan yang tidak hidup bersama. Pengaruh ini terutama muncul pada beberapa pasangan yang hidup bersama, tanpa terlebih dahulu transparan tentang harapan pernikahan mereka di masa depan. Seiring waktu, inersia peran kognitif mengambil alih, dan pasangan menikah tanpa mencapai keputusan sepenuhnya, seringkali dengan salah satu atau kedua pasangan tidak sepenuhnya berkomitmen pada gagasan tersebut. KegagalanKurangnya kemampuan untuk secara sengaja mengatasimemecahkan masalah saat ini dan tingkat komitmen dalam hubungan dapat menyebabkan peningkatan ketegangankejadian stres, argumenpertengkaran, ketidakpuasan, dan perceraian.<ref>{{Cite journal|last1=Stanley|first1=Scott M.|last2=Rhoades|first2=Galena Kline|last3=Markman|first3=Howard J.|date=2006|title=Sliding Versus Deciding: Inertia and the Premarital Cohabitation Effect*|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=ec428942e7d647748956629ca0fa091b&key=0TIIY7NS6OJSJTTK&doi=10.1111/j.1741-3729.2006.00418.x|journal=Family Relations|language=en|volume=55|issue=4|pages=499–509|doi=10.1111/j.1741-3729.2006.00418.x|issn=1741-3729|s2cid=42763576}}</ref>
 
== Bisnis ==
Baris 62:
 
=== Curah pendapat ===
Inersia kognitif berperan dalam mengapa kekurangankurangnya ide yang dihasilkan selama sesi brainstorming ([[curah pendapat]]). kelompok,Hal ini karena individu dalam kelompok akan sering mengikuti lintasan ide, diyang manaberarti mereka terusmempersempit menyempurnakanlingkup ide berdasarkan ide pertama yang disarankandiusulkan dalam sesi curah pendapat. Lintasan ideasionalide ini mengganggumenghambat pembangkitanterciptanya ide-ide baru yang merupakan intitujuan dariutama pembentukanadanya awalcurah kelompokpendapat.<ref name=":6" /><ref name=":5">{{Cite journal|last1=Dennis|first1=Alan R.|last2=Valacich|first2=Joseph S.|last3=Carte|first3=Traci A.|last4=Garfield|first4=Monica J.|last5=Haley|first5=Barbara J.|last6=Aronson|first6=Jay E.|date=1997|title=Research Report: The Effectiveness of Multiple Dialogues in Electronic Brainstorming|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=bd956f304327073e04da32aa41d9a622&key=P187SWXAD8O2B4K4&doi=10.1287/isre.8.2.203|journal=Information Systems Research|volume=8|issue=2|pages=203–211|doi=10.1287/isre.8.2.203|issn=1047-7047}}</ref>
 
Untuk memerangi inersia kognitif dalam curah pendapat kelompok, peneliti meminta mahasiswa bisnis untuk menggunakan pendekatan satu kali atau multi-dialogmultidialog untuk curah pendapat. Dalam versi dialog tunggal, semua siswamahasiswa bisnis membuat daftar ide-ide mereka dan membuat dialog di sekitar daftar, sedangkan dalam versi dialog gandamultidialog, ide-ide ditempatkan dalam subkelompok yang dapat dipilih individu untuk dimasuki dan didiskusikan, kemudian bergerak bebas ke subkelompok lain. Metode polinomialakan tahanbertahan terhadap inersia kognitif dengan memungkinkan ide-ide yang berbeda untuk dihasilkan secara bersamaan dalam subkelompok, dan setiap kali seorang individu pindah ke subkelompok lain, dia harus mengubah cara dia bekerja, memproses ide untuk menghasilkan ide yang lebih baru dan berkualitas lebih baik.<ref name=":5" />
 
=== Strategi kompetitif ===
Mengadaptasi [[strategi kognitif]] untuk mengubah iklim bisnis seringkali merupakan bagian integral dari apakah bisnis berhasil atau gagal selama masa tekanan ekonomi.<ref name=":8">{{Cite journal|last1=Habersang|first1=Stefanie|last2=Küberling|first2=Jill|last3=Reihlen|first3=Markus|last4=Seckler|first4=Christoph|date=2019|title=A Process Perspective on Organizational Failure: A Qualitative Meta-Analysis|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=7aa2a8c112a18dae0b1b947b854e2f1c&key=9STRKYG2M5WD1G5M&doi=10.1111/joms.12341|journal=Journal of Management Studies|volume=56|issue=1|pages=19–56|doi=10.1111/joms.12341|doi-access=free}}</ref> Pada akhir 1980-an di Inggris, strategi kompetitif kognitif agen real estat tidak berubah dengan tanda-tanda pasar real estat yang semakin tertekan, meskipun mereka mampu mengenali tanda-tanda penurunan.<ref name=":4" />
 
Kelambanan kognitif pada tingkat individu dan perusahaan telah diusulkan sebagai alasan mengapa perusahaan tidak mengadopsi strategi baru untuk memerangi penurunan bisnis yang terus meningkat atau memanfaatkan potensi. KelanjutanGeneral operasiMills pabrikyang Generaltetap Millsmengoperasikan lamapabrik setelahwalau merekasebenarnya tidaksudah lagitidak diperlukandibutuhkan adalah contoh ketika perusahaan menolak untuk mengubah pola pikir tentang bagaimana perusahaan harus beroperasi.<ref name=":4" />
 
Lebih terkenal, inersia kognitif dalam manajemen atas di Polaroid diusulkan menjadi salah satu faktor utama mengapa strategi kompetitif untuk perusahaan tidak diperbarui. Manajemen sangat yakin bahwa konsumen menginginkan salinan fisik berkualitas tinggi dari foto mereka dan di situlah perusahaan akan menghasilkan uang. Terlepas dari penelitian dan pengembangan besar Polaroid ke pasar digital, ketidakmampuannya untuk memfokuskan kembali strateginya ke penjualan perangkat keras alih-alih film akhirnya menyebabkan keruntuhan mereka.<ref>{{cite journal|last1=Tripsas|first1=Mary|last2=Gavetti|first2=Giovanni|date=2000|title=Capabilities, Cognition, and Inertia: Evidence From Digital Imaging|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=c77a703095a7ec913911dbc6d454d553&key=ZPDZAHZR5MPUSYGP&doi=10.1002/1097-0266(200010/11)21:10/11%3C1147::aid-smj128%3E3.0.co;2-r|journal=Strategic Management Journal|volume=21|issue=10/11|pages=1147–1161|doi=10.1002/1097-0266(200010/11)21:10/11<1147::aid-smj128>3.0.co;2-r}}</ref>
Baris 76:
 
=== Pengelolaan ===
Dalam tinjauan baru-baru ini tentang arketipe perusahaan yang mengarah pada kegagalan perusahaan, Habersang, Küberling, Reihlen, dan Seckler mendefinisikanmenyatakan "si lamban" sebagai orang yangmenggantungkan mengandalkanpada kemenangankejayaan perusahaan,. Mereka percaya bahwa kesuksesan dan pengakuan di masa lalu akanmampu melindungimelindung merekaperusahaan dari kegagalan. Alih-alih beradaptasi dengan perubahan di pasar, mereka yang "lembeksi lamban" berasumsi bahwa strategi yang sama yang memenangkanmembawa kesuksesan perusahaan di masa lalu akan melakukanmembawa halkesuksesan yang samajuga di masa depanyang akan datang. PenundaanLambannya dalam mengubah cara mereka berpikir tentangjalannya perusahaan dapat menyebabkan kekakuan identitas perusahaan, sepertisemakin kaku. Seperti Polaroid, terdapat konflik internal dalam beradaptasihal adaptasi perubahan ketika penjualan anjlok, dan kekakuan sumber daya. tak dapat dialihkan Dalam kasus Kodak, alih-alih mengalokasikan uang untuk strategi produk atau layanan baru, mereka memotong biaya produksi dan meniru pesaing yang mengarah ke produk berkualitas lebih rendah dan akhirnya bangkrut.<ref name=":8" />
 
Sebuah tinjauan terhadap 27 perusahaan yang mengintegrasikan penggunaan analitikanalisis data besarmahadata menemukan inersia kognitif menghambat implementasi yang meluas, dengan manajer dari sektor yang tidak fokus pada teknologi digital melihat perubahan itu sebagai tidak perlu dan mahal biaya.<ref>{{Citation|last1=Mikalef|first1=Patrick|title=Big Data Enabled Organizational Transformation: The Effect of Inertia in Adoption and Diffusion|date=2018|work=Business Information Systems|pages=135–147|publisher=Springer International Publishing|isbn=9783319939308|last2=van de Wetering|first2=Rogier|last3=Krogstie|first3=John|s2cid=51611480|doi=10.1007/978-3-319-93931-5_10|url=https://ntnuopen.ntnu.no/ntnu-xmlui/bitstream/handle/11250/2589310/Final.pdf}}</ref>
 
Manajer yang memiliki fleksibilitas kognitif tinggi dan mampu mengubah pola pemrosesan kognitif mereka agar sesuai dengan situasi saat ini seringkali lebih berhasil dalam memecahkan masalah baru dan mengikuti perubahan keadaan.<ref>{{Cite journal|last1=Laureiro‐Martínez|first1=Daniella|last2=Brusoni|first2=Stefano|date=2018-03-15|title=Cognitive flexibility and adaptive decision‐making: Evidence from a laboratory study of expert decision makers|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=3ac31013513d2bf80153f9340af3e251&key=PGLMRU2MY67UZ5X7&doi=10.1002/smj.2774|journal=Strategic Management Journal|volume=39|issue=4|pages=1031–1058|doi=10.1002/smj.2774|issn=0143-2095}}</ref> Menariknya, perubahan pola pikir ketika terjadi krisis di dalam perusahaan lebih sering ditemui pada bawahan dan kemudian petinggi memilih untuk mengikuti karyawannya dalam cara untuk menghadapi krisis, bukan sebaliknya. Telah dikemukakan bahwa para pemimpin dapat dibutakan oleh kekuatan mereka dan terlalu mudah mengabaikan mereka yang berada di garis depan masalah yang menyebabkan mereka menolak ide-ide cemerlang.<ref>{{Cite journal|last1=Carrington|first1=David J.|last2=Combe|first2=Ian A.|last3=Mumford|first3=Michael D.|date=2019|title=Cognitive shifts within leader and follower teams: Where consensus develops in mental models during an organizational crisis|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=6d9b606cdd0f9ff9f1c41db3d48ebcb3&key=YG4O2FDRHIQ2BS2O&doi=10.1016/j.leaqua.2018.12.002|journal=The Leadership Quarterly|volume=30|issue=3|pages=335–350|doi=10.1016/j.leaqua.2018.12.002|issn=1048-9843|doi-access=free}}</ref>