Sokrates: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ZaldiGSL (bicara | kontrib)
menambahkan konten dan referensi
ZaldiGSL (bicara | kontrib)
merapikan isi artikel
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
Baris 14:
|nationality = [[Bangsa Yunani|Yunani]]
|notable_ideas = [[Metode Sokrates]], [[Ironi]]
}}[[Berkas:David - The Death of Socrates.jpg|jmpl|250px|''Kematian Sokrates'', lukisan karya pelukis [[Jacques-Louis David]] (1787).]]{{Sedang ditulis}}
}}{{Sedang ditulis}}
 
'''Sokrates''' ([[Bahasa Yunani|Yunani]]: Σωκράτης, ''Sǒkratēs'') (sekitar 470 SM–399 SM) adalah salah seorang [[filsuf]] dari [[Yunani]].<ref>{{Cite book|last=Aprita, S., dan Adhitya, R.|date=2020|url=http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/10854/1/Filsafat%20Hukum.pdf|title=Filsafat Hukum|location=Depok|publisher=Rajawali Pers|isbn=978-623-231-448-1|editor-last=Nurachma|editor-first=Shara|pages=14|url-status=live}}</ref> Ia merupakan salah satu pemikir [[antroposentrisme]] yang hidup pada masa [[Yunani Klasik]].<ref>{{Cite book|last=Suaedi|date=2016|url=http://uncp.ac.id/content/uploads/files/buku-rektor/Binder-Filsafat-Ilmu.pdf|title=Pengantar Filsafat Ilmu|location=Bogor|publisher=PT Penerbit IPB Press|isbn=978-979-493-888-1|editor-last=Januarini|editor-first=Nia|pages=2|url-status=live}}</ref> Pemikiran [[filsafat]] Sokrates bertujuan untuk mengenal [[manusia]] dengan memahami [[alam semesta]] melalui [[teori]].<ref>{{Cite book|last=Soelaiman|first=Darwis A.|date=2019|url=https://repository.bbg.ac.id/bitstream/778/1/Filsafat_Ilmu_Pengetahuan_Perspektif_Barat_dan_Islam.pdf|title=Filsafat Ilmu Pengetahuan: Perspektif Barat dan Islam|location=Banda Aceh|publisher=Penerbit Bandar Publishing|isbn=978-623-7499-37-4|editor-last=Putra|editor-first=Rahmad Syah|pages=6|url-status=live}}</ref> Perhatian utama dalam pemikiran filsafat Sokrates adalah mengenai hakikat dari [[kehidupan]] manusia. Ia mengubah perhatian filsafat dari [[filsafat alam]] menjadi [[filsafat manusia]]. Pendekatan yang digunakannya ialah [[rasionalisme]]. Ia mengkaji seluruh bidang pemikiran selama kajiannya dapat mempergunakan [[akal]]. Sokrates memulai setiap pemikiran filsafat dengan keingintahuan. Ia kemudian menjadikan rasa ingin tahu ini sebagai awal dari [[kebijaksanaan]].<ref>{{Cite book|last=Dewantara|first=Agustinus W.|date=2017|url=https://files.osf.io/v1/resources/5cmby/providers/osfstorage/5ba05c7cf0e3ed0019bf645d?action=download&direct&version=1|title=Filsafat Moral: Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia|location=Sleman|publisher=Penerbit PT Kanisius|isbn=978-979-21-5295-1|editor-last=Marcell|pages=1-2|url-status=live}}</ref> Sokrates hidup pada masa perkembangan pemikiran [[sofisme]]. Kemampuannya dalam menggunakan metode [[dialog]] membuatnya memperoleh [[simpati]] dari para pemuda. Sementara itu, Sokrates dimusuhi oleh para penganut kepercayaan [[Dewa]] dan [[Tuhan]] karena dianggap merusak [[moral]] para pemuda dan menolak keberadaan dewa atau Tuhan yang diakui oleh [[negara]]<nowiki/>nya.<ref>{{Cite book|last=Adnan|first=Gunawan|date=2020|url=https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/15508/1/Editor-Book_G.A_Filsafat_Umum.pdf|title=Filsafat Umum|location=Banda Aceh|publisher=PT. Naskah Aceh Nusantara|isbn=978-623-7410-33-1|editor-last=Gade|editor-first=Syabuddin|pages=43-44|url-status=live}}</ref>
'''Sokrates''' ([[Bahasa Yunani|Yunani]]: Σωκράτης, ''Sǒkratēs'') ([[469 SM]] - [[399 SM]]) adalah [[filsuf]] dari [[Yunani]] yang merupakan salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Bahkan, bagi sebagian pemikir Barat, Sokrates dianggap sebagai Filsuf pertama, dan disebut sebagai Bapak Filosofi. Sokrates lahir di [[Athena]], dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani selain [[Plato]] dan [[Aristoteles]]. Sokrates adalah guru Plato, kemudian Plato pada gilirannya mengajar Aristoteles. Semasa hidupnya, Sokrates tidak pernah meninggalkan karya tulisan, sehingga sumber utama mengenai pemikiran Sokrates berasal dari manuskrip tulisan muridnya, Plato.
 
== KeluargaRiwayat hidup ==
Sokrates lahir dari seorang [[ayah]] bernama Sophroniskos, sedangkan [[ibu]]<nowiki/>nya bernama Phairnarete pada tahun 469 SM. Ayahnya bekerja sebagai pemahat, sementara ibunya merupakan seorang bidan. Sokrates menikah dengan Xantipe. Keluarga Sokrates merupakan keluarga yang kaya sehingga Sokrates memperoleh pendidikan yang memadai. Sokrates bekerja sebagai prajurit Athena, tetapi hanya tertarik dengan filsafat dan tidak meminati urusan politik. Hal ini kemudian yang membuatnya hidup dalam kemiskinan. Ia wafat pada tahun 399 SM.<ref>{{Cite book|last=Sesady|first=Muliati|date=2019|url=http://repository.stainparepare.ac.id/1120/1/Pengantar%20Filsafat.pdf|title=Pengantar Filsafat|location=Bantul|publisher=TrustMedia Publishing|editor-last=Wahid|editor-first=Abdul|pages=83-84|url-status=live}}</ref>
 
=== Keluarga ===
Sokrates mengakhiri hidupnya dengan meminum racun atas keputusan pengadilan Athena. Tuduhan yang diberikan kepadanya ialah bahwa ia telah menyesatkan pikiran dari para pemuda Athena.<ref>{{Cite book|last=Wattimena|first=Reza A. A.|date=2015|url=https://core.ac.uk/download/pdf/80829362.pdf|title=Bahagia, Kenapa Tidak?|location=Yogyakarta|publisher=Maharsa|isbn=978-602-08931-1-2|editor-last=Koratno|editor-first=Y. Dwi|pages=22|url-status=live}}</ref>
Sokrates lahir dari seorang [[ayah]] bernama Sophroniskos, sedangkan [[ibu]]<nowiki/>nya bernama Phairnarete pada tahun 470 SM. Ayahnya bekerja sebagai pemahat, sementara ibunya merupakan seorang bidan. Sokrates menikah dengan Xantipe. Keluarga Sokrates merupakan keluarga yang kaya sehingga Sokrates memperoleh pendidikan yang memadai. Sokrates bekerja sebagai prajurit Athena, tetapi hanya tertarik dengan filsafat dan tidak meminati urusan politik. Hal ini kemudian yang membuatnya hidup dalam kemiskinan.<ref>{{Cite book|last=Sesady|first=Muliati|date=2019|url=http://repository.stainparepare.ac.id/1120/1/Pengantar%20Filsafat.pdf|title=Pengantar Filsafat|location=Bantul|publisher=TrustMedia Publishing|editor-last=Wahid|editor-first=Abdul|pages=83-84|url-status=live}}</ref> Pemikiran Sokrates yang kritis membuatnya ditangkap, dipenjara dan dihukum mati.<ref>{{Cite book|last=Isharyanto|date=2016|url=https://layanan.hukum.uns.ac.id/data/RENSI%20file/Buku%20ISHARYANTO/14.%20BUKU%20ILMU%20NEGARA%20%282016%29.pdf|title=Ilmu Negara|location=Karanganyar|publisher=Oase Pustaka|isbn=978-602-6259-57-8|pages=45|url-status=live}}</ref> Sokrates mengakhiri hidupnya dengan meminum racun atas dakwaan pengadilan oleh [[Kewarganegaraan|warga negara]] Athena.<ref>{{Cite book|last=Purwanto|first=Muhammad Roy|date=2019|url=https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/14645/Ilmu%20Mantiq.pdf?sequence=1&isAllowed=y|title=Ilmu Mantiq|location=Yogyakarta|publisher=Universitas Islam Indonesia|isbn=978-602-450-360-4|pages=12|url-status=live}}</ref> Tuduhan yang diberikan kepadanya ialah bahwa ia telah menyesatkan pikiran dari para pemuda Athena.<ref>{{Cite book|last=Wattimena|first=Reza A. A.|date=2015|url=https://core.ac.uk/download/pdf/80829362.pdf|title=Bahagia, Kenapa Tidak?|location=Yogyakarta|publisher=Maharsa|isbn=978-602-08931-1-2|editor-last=Koratno|editor-first=Y. Dwi|pages=22|url-status=live}}</ref>
 
Di kemudian hari, Sokrates meneruskan pekerjaan ayahnya, seperti kebiasaan orang-orang pada masanya. Ibunya bernama Phainarete berprofesi sebagai seorang bidan, dari sinilah Sokrates menamakan metodenya berfilsafat dengan metode kebidanan nantinya. Sokrates lahir bukan dari keluarga yang kaya, bahkan cenderung tidak mampu. Ia hanya mengenyam pendidikan secukupnya, tidak seperti bangsawan-bangsawan pada masanya. Sokrates beristri seorang perempuan bernama Xantippe dan dikaruniai tiga orang anak.
 
Secara historis, filsafat Sokrates mengandung pertanyaan karena Sokrates sendiri tidak pernah diketahui menuliskan buah pikirannya. Sesuatu yang dikenal sebagai pemikiran Sokrates pada dasarnya adalah berasal dari catatan [[Plato]], [[Xenophone]] (430-357) SM, dan siswa-siswa lainnya yang paling terkenal di antaranya adalah penggambaran Sokrates dalam dialog-dialog yang ditulis oleh Plato. Dalam karya-karyanya, Plato selalu menggunakan nama gurunya sebagai tokoh utama sehingga sangat sulit memisahkan gagasan Sokrates yang sesungguhnya dengan gagasan Plato yang disampaikan melalui mulut Sokrates. Nama Plato sendiri hanya muncul tiga kali dalam karya-karyanya sendiri yaitu dua kali dalam [[Apologi]] dan sekali dalam [[Phaedrus]].
 
Sokrates dikenal sebagai seorang yang tidak tampan, berpakaian sederhana, tanpa alas kaki dan berkeliling mendatangi masyarakat [[Athena]] berdiskusi soal [[filsafat]]. Dia melakukan ini pada awalnya didasari satu motif [[religius]] untuk membenarkan suara gaib yang didengar seorang kawannya dari [[Oracle Delphi]] yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari Sokrates. Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan suara tersebut, dia datangi satu demi satu orang-orang yang dianggap bijak oleh [[masyarakat]] pada saat itu dan dia ajak diskusi tentang berbagai masalah kebijaksanaan. Metode berfilsafatnya inilah yang dia sebut sebagai metode kebidanan. Dia memakai analogi seorang [[bidan]] yang membantu kelahiran seorang [[bayi]] dengan caranya berfilsafat yang membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan mendalam. Dia selalu mengejar definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut. Pada akhirnya Sokrates membenarkan [[suara]] gaib tersebut berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang paling bijak karena dirinya tahu bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya adalah tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.
 
Anak muda pada masa itu banyak yang tertarik dan mendukung Sokrates. Bahkan, diceritakan bahwa anak muda pada masa itu lebih memilih untuk mendengarkan Sokrates ketimbang orangtua nya. Cara berfilsafatnya telah memunculkan rasa sakit hati terhadap Sokrateskarena setelah penyelidikan itu maka akan tampak bahwa mereka yang dianggap bijak oleh masyarakat ternyata tidak mengetahui apa yang sesungguhnya mereka ketahui. Rasa sakit hati inilah yang nantinya akan berujung pada kematian Sokrates melalui peradilan dengan tuduhan merusak generasi muda. Sebuah tuduhan yang sebenarnya bisa dengan gampang dipatahkan melalui pembelaannya sebagaimana tertulis dalam Apologi karya Plato. Sokrates pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh tahun dengan cara meminum [[racun]] sebagaimana keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil ''voting'' 280 mendukung [[hukuman mati]] dan 220 menolaknya.
 
Sokrates sebenarnya dapat lari dari [[penjara]], sebagaimana ditulis dalam Krito, dengan bantuan para sahabatnya. Namun, dia menolak atas dasar kepatuhannya pada satu kesepakatan yang telah dia jalani dengan hukum di kota Athena. Keberaniannya dalam menghadapi maut digambarkan dengan indah dalam Phaedo karya Plato. Kematian Sokrates dalam ketidakadilan peradilan menjadi salah satu peristiwa peradilan paling bersejarah menurut masyarakat [[Barat]] setelah peradilan [[Yesus Kristus]].
 
== Filosofi ==
[[Berkas:David - The Death of Socrates.jpg|jmpl|250px|''Kematian Sokrates'', lukisan karya pelukis [[Jacques-Louis David]] (1787).]]
Peninggalan pemikiran Sokrates yang paling penting ada pada cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui satu [[dialektik]]a. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan bagi para [[filsuf]] selanjutnya. Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan sebagai jasa dari Sokrates. [[Manusia]] menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat [[alam semesta]]. Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan epistemologis di kemudian hari.
 
=== Metode filsafat ===
Baris 42 ⟶ 28:
Sokrates mengembangkan metode filsafat yang dikenal dengan nama [[metode Sokrates]]. Metode ini disebut pula sebagai metode dialektika atau metode kebidanan. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengungkapkan [[kebenaran]]-kebenaran yang ada pada [[individu]] dengan memanfaatkan percakapan dan [[dialog]]. Sifat dari kebenaran yang diungkapkan adalah [[universal]]. Metode ini bertujuan untuk mengetahui isi dari pikiran atau jiwa manusia.<ref>{{Cite book|last=Waris|date=2014|url=http://repository.iainponorogo.ac.id/170/1/pengantar%20filsafat.pdf|title=Pengantar Filsafat|location=Ponorogo|publisher=STAIN Po Press|editor-last=Rofiq|editor-first=Ahmad Choirul|pages=10|url-status=live}}</ref> Sokrates memberikan pemahaman filsafat dengan menyadarkan orang lain tentang sesuatu yang telah dia pahami terlebih dahulu.<ref>{{Cite book|last=Sudiantara|first=Yosephus|date=2020|url=http://repository.unika.ac.id/23420/1/Filsafat%20Ilmu%2C%20Naskah%20buku%20ber%20ISBN.pdf|title=Filsafat Ilmu Pengetahuan: Bagian pertama, Inti Filsafat Ilmu Pengetahuan|location=Semarang|publisher=Universitas Katolik Soegijapranata|isbn=978-623-7635-46-8|pages=65|url-status=live}}</ref> Proses filsafat dalam metode Sokrates diumpamakan seperti [[bidan]] yang bekerja di bidang persalinan. Pengumpamaan ini berkaitan dengan ibu Sokrates yang bekerja sebagai bidan. Dalam metodenya, Sokrates mengasumsikan bahwa manusia memiliki pengetahuan bawaan.<ref>{{Cite book|last=Ibrahim|first=Duski|date=2017|url=http://repository.radenfatah.ac.id/4301/1/lengkap.pdf|title=FIlsafat Ilmu: Dari Penumpang Asing untuk Para Tamu|location=Palembang|publisher=NoerFikri|isbn=978-602-6318-97-8|pages=51|url-status=live}}</ref>
 
Nama dari metode pengungkapan kebenaran yang dilakukan oleh Sokrates yaitu metode dialektika atau metode kebidanan. Penamaan metode dialektika digunakan melalui ciri pencarian kebenaran yang oleh Sokrates memanfaatkan [[dialog]]. Tujuannya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sehingga menghasilkan kesimpulan-kesimpulan. Tujuan pengajuan pertanyaan adalah untuk memperoleh pendapat-pendapat. Hipotesa ditetapkan pada jawaban dari pertanyaan pertama, sementara konsekuensi logis ditetapkan pada jawaban-jawaban selanjutnya.<ref>{{Cite book|last=Sumanto|first=Edi|date=2019|url=http://repository.iainbengkulu.ac.id/4099/1/Bahan%20Ajar%20%20Filsafat%20%20Jilid%20I%20Edi%20Sumanto%2C%20M.Ag.pdf|title=Filsafat Jilid I|location=Bengkulu|publisher=Penerbit Vanda|isbn=978-602-6784-91-9|editor-last=Sartono|editor-first=Oki Alek|pages=90|url-status=live}}</ref>

Sedangkan penamaan sebagai metode kebidanan dikarenakan Sokrates menganggap dirinya sebagai bidan. Penamaan ini diperoleh dari pekerjaan [[ibu]]<nowiki/>nya yang bekerja sebagai [[Bidang miring|bidan]]. Perbedaannya ialah Sokrates bekerja sebagai bidan hanya untuk [[pengetahuan]] dan pemikiran. Sokrates menyadari bahwa dirinya memiliki keterbatasan dalam pengetahuan mengenai hal-hal mendasar dari pengetahuan. Profesi sebagai bidan membuatnya mampu mengetahui potensi pemahaman sejati sebagai manusia terhadap jiwanya. Ia meyakini bahwajiwa manusia dapat mengetahui intisari benda-benda, tetapi ketidaktahuan manusia atasnya merupakan akibat adanya pemahaman semu. Karenanya, manusia perlu membuka pengetahuan semu tersebut, kemudian membongkar, membersihkan dan melahirkannya kembali, seperti yang dilakukan oleh bidan.<ref>{{Cite book|last=Lubis|first=Nur A. Fadhil|date=2015|url=http://repository.uinsu.ac.id/2454/1/ISI%20PENGANTAR%20FILSAFAT%20UMUM%20FADHIL.pdf|title=Pengantar Filsafat Umum|location=Medan|publisher=Perdana Publishing|isbn=978-602-6970-02-2|pages=22-23|url-status=live}}</ref>
 
Secara ''[[de facto]]'', metode Sokrates mempengaruhi metode induktif.<ref>{{Cite book|last=Hidayat|first=Ainur Rahman|date=2018|url=http://repository.iainmadura.ac.id/65/1/FILSAFAT%20LOGIKA%20LENGKAP%20DENGAN%20COVER.pdf|title=Filsafat Berpikir: Teknik-Teknik Berpikir Logis Kontra Kesesatan Berpikir|location=Pamekasan|publisher=Duta Media Publishing|isbn=978-602-6546-55-5|editor-last=Afandi|editor-first=Moh.|pages=11|url-status=live}}</ref> Pengertian yang bersifat umum dan mendasar dalam bentuk kesimpulan diperoleh Sokrates dengan membandingkan berbagai kasus yang terjadi. Metode induksi ini merupakan pendekatan berpikir dari sesuatu yang khusus ke sesuatu yang umum. Melalui proses menyimpulkan keseluruhan kasus maka hakikat dari seluruh kasus tersebut dapat diketahui.<ref>{{Cite book|last=Kristiawan|first=Muhammad|date=2016|url=https://www.researchgate.net/profile/Muhammad-Kristiawan/publication/316100284_Filsafat_Pendidikan_The_Choice_is_Yours/links/58f04849458515ff23a89e8d/Filsafat-Pendidikan-The-Choice-is-Yours.pdf|title=Filsafat Pendidikan: The Choice Is Yours|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Valia Pustaka Jogjakarta|isbn=978-602-71540-8-7|editor-last=Hendri, L., dan Juharmen|pages=71|url-status=live}}</ref>
 
== Pengaruh pemikiran ==
 
=== Pendidikan ===
Pemikiran filsafat dari Sokrates berpengaruh terhadap praktik dan teori pendidikan di dunia Barat khususnya di bidang pengajaran. Sokrates mengembangkan pengajaran dengan metode dialektika. Fungsi dari pengajarannya adalah untuk melatih kecermatan individu dalam berpikir dan menguji dirinya sendiri, serta memperbaiki pengetahuan yang telah diketahuinya sebelumnya. Metode Sokrates dimanfaatkan dalam pendidikan untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik secara mandiri dan tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pemikiran dari pendidiknya.<ref>{{Cite book|last=Amka|date=2019|url=http://eprints.ulm.ac.id/6122/1/B2.%20Publikasi%20Buku%20Filsafat%20Pendidikan.pdf|title=Filsafat Pendidikan|location=Sidoarjo|publisher=Nizamia Learning Center|isbn=978-623-7169-27-7|pages=18|url-status=live}}</ref>
 
== Referensi ==