Parodi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
AldianzaFatria (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
AldianzaFatria (bicara | kontrib)
k Parodi modernis dan postmodernis: Memperbaiki kalimat.
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
Baris 29:
Cerita pendek dari [[Jorge Luis Borges]] (1939) berjudul "[[Pierre Menard, Penulis Quixote]]", sering dianggap sebagai ramalan postmodernisme dan gagasan ideal mengenai parodi yang pamungkas.<ref name="Stavans1997p31">Stavans (1997) [https://books.google.com/books?id=Ro6a1EyaS2AC&pg=PA31 p.31]</ref><ref>Elizabeth Bellalouna, Michael L. LaBlanc, Ira Mark Milne (2000) [https://books.google.com/books?id=CecJAQAAMAAJ ''Literature of Developing Nations for Students: L-Z''] p.50</ref> Definisi parodi tradisional biasanya hanya membahas parodi dalam arti yang lebih sempit tentang sesuatu yang dimaksudkan untuk mengolok teks yang diparodinya. Ada juga pengertian parodi yang lebih luas dan luas yang mungkin tidak termasuk olokan, dan mungkin didasarkan pada banyak kegunaan dan maksud lain.<ref name="Elices2004p90" /><ref name="Hutcheon85p50">Hutcheon (1985) p.50</ref> Alasan untuk menjadi lazim serta luasnya jenis parodi serta dikontekstualisasikan kembali di abad ke-20 karena para seniman telah berusaha untuk menghubungkan masa lalu sambil mencatat perbedaan-perbedaan yang dibawa oleh modernitas.<ref>Hutcheon (1985)</ref>{{Page needed|date=January 2012}} Contoh modernis utama dari parodi rekontekstualisasi ini, diantaranya [[Ulysses (novel)|Ulysses]] karya [[James Joyce]], yang menggabungkan elemen Odyssey karya Homer dalam konteks Irlandia abad ke-20, dan [[The Waste Land]] karya [[Thomas Stearns Eliot|T. S. Eliot]]<ref name="Hutcheon85p52" />, yang menggabungkan dan mengontekstualisasikan kembali elemen-elemen dari berbagai teks sebelumnya, termasuk [[Divina Commedia|The Inferno]] karya [[Dante Alighieri|Dante]].{{Citation needed|date=January 2012}}Karya [[Andy Warhol]] adalah contoh lain yang menonjol dari parodi "rekontekstualisasi" modern.<ref name="Hutcheon85p52" /> Menurut ahli teori sastra Prancis Gérard Genette, bentuk parodi yang paling ketat dan elegan serta yang paling ekonomis, yaitu parodi minimal, parodi yang secara harfiah mengulang teks yang diketahui dan memberinya makna baru.<ref>[[Gérard Genette]] (1982) [https://books.google.com/books?id=KbYzNp94C9oC&pg=PA16 ''Palimpsests: literature in the second degree''] p.16</ref><ref name="Sangsue2006p72">Sangsue (2006) [https://books.google.com/books?id=Z5MWFcIEE7EC&pg=PA72 p.72] quotation:{{quotation|Genette individua la forma "piú rigorosa" di parodia nella "parodia minimale", consistente nella ripresa letterale di un testo conosciuto e nella sua applicazione a un nuovo contesto, come nella citazione deviata dal suo senso}}</ref>
 
Parodi kosong (''blank parodi''), di mana seorang seniman mengambil bentuk kerangka sebuah karya seni dan menempatkannya dalam konteks baru tanpa menertawakannya, layaknya hal yang biasa.{{Citation needed|date=January 2012}} Pastiche merupakan hal yang sedikit erat dengan genre keparodian, ketika suatu parodi menjadikan suatu karakter atau latar dari suatu karya yang digunakan dengan cara yang lucu atau ironis di karya lainnya, seperti transformasi karakter minor [[Rosencrantz dan Guildenstern]] dari drama [[Hamlet]] karya [[William Shakespeare|Shakespeare]] menjadi karakter utama dalam perspektif komedi tentang peristiwa yang sama dalam drama (dan film) seperti yang terjadi dalam karya [[Rosencrantz and Guildenstern Are Dead]].{{Citation needed|date=January 2012}} Demikian pula yang dilakukan oleh [[Mishu Hilmy]] pada karyanya ''Trapped in the Netflix'' menggunakan parodi untuk [[Dekonstruksi|mendekonstruksi]] acara [[Netflix]] kontemporer seperti drama Mad Men yang memberikan komentar melalui karakter populer, dalam karya tersebut Don Draper melakukan mansplaining tentang mansplaining, lalu Luke Danes monolog tentang kurangnya independensi sambil merangkul [[kodependensi]].<ref name="pink">{{cite news|last1=Willett|first1=Bec|date=17 December 2017|title=Trapped in the Netflix at iO|url=http://perform.ink/review-trapped-netflix-io/|publisher=[[Performink]]|access-date=23 March 2018}}</ref> Dalam novel Flann O'Brien At Swim-Two-Birds, misalnya, King Sweeney yang gila, Finn MacCool, pookah, dan berbagai macam koboi berkumpul di sebuah penginapan di Dublin: mencampurkan karakter mitis, karakter dari genre fiksi, dan keadaan yang terjadi setiap harinya, membuat tergabungnya humor yang tidak diarahkan pada salah satu karakter atau penulisnya. Kombinasi karakter yang mapan dan dapat diidentifikasi dalam keadaan baru ini tidak sama dengan kiasan post-modernis yang menggunakan historis karakter fiksi di luar konteks untuk memberikan elemen metafora.{{Citation needed|date=January 2012}}
 
== Referensi ==