Lalibela: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.5
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 63:
|utc_offset_DST =
}}
'''Lalibela''' adalah sebuah kota di kawasan utara [[Etiopia]] utara yang terkenal akandengan gereja-gerejanya yang dipahat pada batuanbatu monolitutuh. Lalibela adalah salah satu kota suci Etiopia, nomor dua setelahsesudah [[Aksum]], dan merupakan sebuahsalah pusatsatu kota tujuan [[ziarah|peziarahan]]. TidakBerbeda sepertidari Aksum, hampir semua penduduk Lalibela adalah [[Gereja Tewahedo Ortodoks Etiopia|umat Kristen Ortodoks Etiopia]]. Bangsa Etiopia adalah salah satu bangsa terawal yang menganutpaling awal memeluk agama Kristen pada paruh pertama abad ke-4, dan sejarahnya berakar pada zaman [[Keduabelas Rasul|para rasul]].
 
== Sejarah ==
Pada masa pemerintahan SantoRaja [[Lalibela (Kaisar Etiopia)|Santo Gebre MesqelMeskel Lalibela]] (dari [[Dinasti Zagwe|Wangsa Zagwe]], yang memerintah Etiopiaberkuasa pada penghujung abad ke-12 dan permulaan abad ke-13), kota Lalibela dikenal dengan nama ''Roha.'' Konon Raja saleh ini dinamakandiberi demikian,nama konon"Lalibela" karena sekerumunan lebah beterbangan di sekelilingnya tatkala dilahirkan, yang dianggap oleh ibundanya sebagai pertanda bahwa ia kelak akan menjadi [[Kaisar Etiopia]]. Nama beberapa tempat di Lalibela sekarang ini dan tata letak gereja-gereja pahatan itu sendiri konon meniru nama-nama dan letak tempat yang dilihat Lalibela tatkalasemasa tinggal di [[Yerusalem]] dan menyiarahi [[Tanah Suci]] pada masa mudanya.
 
Kaisar Lalibela, yang dihormati sebagai orangseorang suci[[santo]], konon pernah melihat Yerusalem, dan karena itu berusaha mendirikan sebuah [[Yerusalem baru]] sebagai ibu kota kerajaannya menggantikan [[Sejarah Yerusalem|Yerusalem lama]] yang jatuh ke tangan kaum Muslim pada 1187. Masing-masing gereja dipahatkan pada batu masif utuh, perlambang kerohanian dan kerendahan hati. Iman Kristen menginspirasi penamaan berbagai hal dengan nama-nama [[Alkitab]]iah – bahkan sungai di Lalibela pun dinamakan Sungai Yordan. Lalibela menjadi ibu kota Etiopia sejak akhir abad ke-12 sampai dengan abad ke-13.
 
Orang Eropa pertama yang melihat langsung gereja-gereja itu adalah pengelana [[Portugal|Portugis]], [[Pêro da Covilhã]] (1460–1526). Padri Portugis, [[Francisco Álvares]] (1465–1540), menyertai Duta Besar Portugal saat berkunjung ke [[Lebna Dengel]] pada 1520s. Ia mencatat tentang bangunan-bangunan gereja yang unik itu sebagai berikut: