Sokrates: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
menambahkan konten dan referensi |
menambahkan konten dan referensi |
||
Baris 42:
== Pengaruh pemikiran ==
Semasa hidupnya, Sokrates memiliki murid bernama Plato yang menjadi perintis pemikiran [[idealisme]].<ref>{{Cite book|last=Waris|date=2014|url=http://repository.iainponorogo.ac.id/170/1/pengantar%20filsafat.pdf|title=Pengantar Filsafat|location=Ponorogo|publisher=STAIN Po Press|editor-last=Rofiq|editor-first=Ahmad Choirul|pages=62|url-status=live}}</ref> Pemikiran Socrates mempengaruhi pemikiran Plato mengenai filsafat moral atau etika. Pengaruh ini khususnya berkaitan dengan paham bahwa manusia memerlukan tujuan hidup di dunia. Adanya pengaruh diketahui dari pemikiran Plato mengenai gagasan tentang "sesuatu yang baik". Keberadaaan "sesuatu yang baik" ini menjadi dasar bagi keberadaan gagasan lainnya.<ref>{{Cite book|last=Ibrahim|first=Duski|date=2017|url=http://repository.radenfatah.ac.id/4301/1/lengkap.pdf|title=FIlsafat Ilmu: Dari Penumpang Asing untuk Para Tamu|location=Palembang|publisher=NoerFikri|isbn=978-602-6318-97-8|pages=90|url-status=live}}</ref>
Selain Plato, Sokrates juga memiliki beberapa pengikut yang kemudian membentuk mazhab tersendiri. Masing-masing yaitu [[Eukleides dari Megara]], Phaidon dari Elis, [[Antisthenes]], dan [[Aristippos]]. Eukleides dari Megara berusaha menggabungkan antara pandangan Sokrates mengenai "yang baik" dengan pandangan mazhab Elea. Hasil penggabungannya dikenal dengan nama mazhab Megara. Phaidon dari Elis membentuk mazhab Elis memiliki ajaran yang berkaitan dengan permasalahan dialektika. Pemikiran Phaidon diteruskan oleh muridnya yang bernama Menedemos dari Eretria yang kemudian membentuk mazhab Eretria yang juga membahas tentang dialektika. Antisthenes mendirikan mazhab Sinis yang menolak nilai etika dari adat tradisional dan meyakini bahwa manusia memiliki keutamaan tertentu. Sementara itu, Aristippos merupakan pendiri [[Hedonisme|mazhab Hedonis]]. Ajarannya ialah tentang kesenangan sebagai sesuatu yang baik. Kesenangan ini diperoleh secara maksimum dan harus disertai dengan kesusahan minimum. Akal berperan dalam memberikan penilaian atas tingkat kesenangan dan kesusahan.<ref>{{Cite book|last=Nawawi|first=Nurnaningsih|date=2017|url=http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6635/1/Tokoh%20Filsuf%20dan%20Era%20Keemasan%20Filsafat.pdf|title=Tokoh Filsuf dan Era Keemasan Filsafat Edisi Revisi|location=Makassar|publisher=Pusaka Almaida|isbn=978-602-6253-53-8|editor-last=Sabri|editor-first=Muhammad|pages=93|url-status=live}}</ref>
== Referensi ==
|