Pakubuwana VI: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
Pakubuwana VI adalah pendukung perjuangan [[Pangeran Diponegoro]], yang memberontak terhadap [[Kesultanan Yogyakarta]] dan pemerintah [[Hindia Belanda]] sejak tahun [[1825]]. Namun, sebagai seorang raja yang terikat perjanjian dengan [[Belanda]], Pakubuwana VI berusaha menutupi persekutuannya itu.
 
Penulis naskah-naskah babad waktu itu sering menutupi pertemuan rahasia Pakubuwana VI dengan [[Pangeran DipanegaraDiponegoro]] menggunakan bahasa simbolis. Misalnya, Pakubuwana VI dikisahkan pergi bertapa ke [[Gunung Merbabu]] atau bertapa di Hutan Krendawahana. Padahal sebenarnya, ia pergi menemui [[Pangeran DipanegaraDiponegoro]] secara diam-diam.
 
[[Pangeran DipanegaraDiponegoro]] juga pernah menyusup ke dalam [[keraton Surakarta]] untuk berunding dengan Pakubuwana VI seputar sikap [[Mangkunegaran]] dan [[Madura]]. Ketika [[Belanda]] tiba, mereka pura-pura bertikai dan saling menyerang. Konon, kereta [[Pangeran DipanegaraDiponegoro]] tertinggal dan segera ditanam di dalam keraton oleh Pakubuwana VI.
 
Dalam perang melawan [[Pangeran DipanegaraDiponegoro]], Pakubuwana VI menjalankan aksi ganda. Di samping memberikan bantuan dan dukungan, ia juga mengirim pasukan untuk pura-pura membantu [[Belanda]]. Pujangga besar [[Ranggawarsita]] mengaku semasa muda dirinya pernah ikut serta dalam pasukan sandiwara tersebut.
 
== Penangkapan oleh Belanda ==
[[Berkas:Pahlawan Pakubuwana VI.JPG|thumb|Patung Pakubuwana VI di keraton [[Surakarta]]]]
 
[[Belanda]] akhirnya berhasil menangkap [[Pangeran DipanegaraDiponegoro]] pada tanggal 28 Maret [[1830]]. Sasaran berikutnya ialah Pakubuwana VI. Kecurigaan [[Belanda]] dilatarbelakangi oleh penolakan Pakubuwana VI atas penyerahan beberapa wilayah [[Surakarta]] kepada [[Belanda]].
 
[[Belanda]] berusaha mencari bukti untuk menangkap Pakubuwana VI. Juru tulis keraton yang bernama Mas Pajangswara (ayah [[Ranggawarsita]]) ditangkap untuk dimintai keterangan. Sebagai anggota keluarga [[Yasadipura]] yang anti [[Belanda]], Pajangswara menolak membocorkan hubungan rahasia Pakubuwana VI dengan [[Pangeran DipanegaraDiponegoro]]. Ia akhirnya mati setelah disiksa secara kejam. Konon jenazahnya ditemukan penduduk di sekitar Luar Batang.
 
[[Belanda]] tetap saja menangkap Pakubuwana VI dan membuangnya ke [[Ambon]] pada tanggal 8 Juni [[1830]] dengan alasan bahwa Mas Pajangswara sudah membocorkan semuanya, dan kini ia hidup nyaman di [[Batavia]].