Francis Bacon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ZaldiGSL (bicara | kontrib)
merapikan isi artikel
ZaldiGSL (bicara | kontrib)
menambahkan konten dan referensi
Baris 22:
Bacon menempuh pendidikan tinggi di [[Universitas Cambridge]]. Karier pekerjaannya dimulai sebagai [[Diplomasi|diplomat]] dan kemudian menjadi anggota [[parlemen]]. Selain itu, ia pernah bekerja sebagai pengajar tentang [[Aristoteles]] di [[Universitas Paris]]. Sebelum usianya mencapai 40 tahun, ia mulai menulis tentang filsafat.<ref>{{Cite book|last=Ibrahim|first=Duski|date=2017|url=http://repository.radenfatah.ac.id/4301/1/lengkap.pdf|title=Filsafat Ilmu: Dari Penumpang Asing untuk Para Tamu|location=Palembang|publisher=NoerFikri|isbn=978-602-6318-97-8|pages=116|url-status=live}}</ref> Pemikiran filsafat Bacon bersifat praktis dan menjadi dasar bagi metode induksi modern. Selain itu, pemikirannya juga melandasi prosedur ilmiah yang didasarkan kepada penggunaan [[logika]] untuk menghasilkan penemuan ilmiah.<ref>{{Cite journal|last=Syarif|first=Edwin|date=2013|title=Pergulatan Sains dan Agama|url=https://media.neliti.com/media/publications/220912-pergulatan-sains-dan-agama.pdf|journal=Refleksi|volume=13|issue=5|pages=650}}</ref>
 
== PerjalananRiwayat hidup ==
[[Berkas:Bacon - Sylva sylvarum, 1658 - 3887855 301161 00006.tif|jmpl|Bacon, ''Sylva sylvarum'']]
Bacon lahir di York House, [[London]] pada tanggal 22 Januari [[1561]] pada masa pemerintahan [[Elizabeth I dari Inggris]]. Ayahnya bernama Nicholas Bacon yang berstatus sebagai pejabat tinggi di [[Kerajaan Inggris]]. Ketika berusia 12 tahun, ia menempuh pendidikan di Trinity College, Universitas Cambridge dan mengkhususkan pembelajaran tentang pemikiran [[Plato]] dan Aristoteles. Ia kemudian bekerja sebagai staf untuk [[duta besar]] Kerajaan Inggris di [[Prancis]] pada tahun 1576. Bacon juga menjadi anggota [[Parlemen Inggris]] pada usia 23 tahun.<ref>{{Cite journal|last=Setianingsih|first=Yeni|date=2019|title=Induktivisme-Empirisisme Francis Bacon dan Relevansinya Bagi Ilmu-Ilmu Keagamaan|url=http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ijitp/article/download/4930/3428|journal=Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy|volume=1|issue=2|pages=160-161|issn=2686-4304}}</ref>
Baris 29:
 
=== Pengetahuan ===
Bacon menolak pandangan para pemikir di zamannya yang menganggap bahwa pengetahuan baru tidak lagi diperlukan karena para ilmuwan kuno telah menemukan semua jenis pengetahuan yang hanya perlu dikaji ulang.<ref>{{Cite book|last=Wattimena|first=Reza A. A.|date=2011|url=http://repository.wima.ac.id/id/eprint/4119/1/penelitian-ilmiah-dan-martabat-manusia.pdf|title=Penelitian Ilmiah dan Martabat Manusia|location=Jakarta|publisher=PT Evolitera|isbn=978-602-9097-15-3|pages=22|url-status=live}}</ref> Sebaliknya, ia berpendapat bahwa peningkatan taraf hidup [[manusia]] memerlukan pengetahuan dan ilmu yang baru.<ref>{{Cite book|last=Sudiantara|first=Yosephus|date=2020|url=http://repository.unika.ac.id/23420/1/Filsafat%20Ilmu%2C%20Naskah%20buku%20ber%20ISBN.pdf|title=Filsafat Ilmu Pengetahuan: Bagian pertama, Inti Filsafat Ilmu Pengetahuan|location=Semarang|publisher=Universitas Katolik Soegijapranata|isbn=978-623-7635-46-8|pages=127-128|url-status=live}}</ref> Ia meyakini bahwa pengetahuan adalah kekuatan.<ref>{{Cite journal|last=Kirom|first=Syahrul|date=2011|title=Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi persoalan Kebangsaan|url=https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/download/3111/9363|journal=Jurnal Filsafat|volume=21|issue=2|pages=102}}</ref> Melalui pengetahuan, manusia masih dapat memiliki kekuasaan atas manusia lainnya serta atas Bumi. Dalam pandangannya, semua pengetahuan merupakan bagian dari filsafat,<ref>{{Cite book|last=Sesady|first=Muliati|date=2019|url=http://repository.stainparepare.ac.id/1120/1/Pengantar%20Filsafat.pdf|title=Pengantar Filsafat|location=Bantul|publisher=TrustMedia Publishing|editor-last=Wahid|editor-first=Abdul|pages=16|url-status=live}}</ref> sehingga filsafat dapat menjelaskan semua jenis pengetahuan.<ref>{{Cite book|last=Nawawi|first=Nurnaningsih|date=2017|url=http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6635/1/Tokoh%20Filsuf%20dan%20Era%20Keemasan%20Filsafat.pdf|title=Tokoh Filsuf dan Era Keemasan Filsafat Edisi Revisi|location=Makassar|publisher=Pusaka Almaida|isbn=978-602-6253-53-8|pages=6|url-status=live}}</ref> Ia juga meyakini bahwa pemerolehan pengetahuan yang benar hanya dapat melalui pengalaman yang bersifat fakta serta menggunakan indra.<ref>{{Cite book|last=Sesady|first=Muliati|date=2019|url=http://repository.stainparepare.ac.id/1120/1/Pengantar%20Filsafat.pdf|title=Pengantar Filsafat|location=Bantul|publisher=TrustMedia Publishing|editor-last=Wahid|editor-first=Abdul|pages=120|url-status=live}}</ref>
 
=== Metode induktif ===
Baris 37:
 
=== ''Novum Organum'' ===
Bacon berpendapat bahwa kebenaran tertutupi oleh berbagai jenis kekeliruan.<ref>{{Cite book|last=Wattimena|first=Reza A.A|date=2015|url=https://core.ac.uk/download/pdf/80829362.pdf|title=Bahagia, Kenapa Tidak?|location=Ypgyakarta|publisher=Maharsa|isbn=978-602-08931-1-2|editor-last=Koratno|editor-first=Y. Dwi|pages=157|url-status=live}}</ref> ''Novum Organum'' merupakan salah satu [[Karya Tulis Ilmiah|karya tulis ilmiah]] dari Bacon yang membahas mengenai jenis-jenis kekeliruan. Bacon membagi kekeliruan menjadi kekeliruan akibat pemikiran yang sempit, kesukuan, keterbatasan penguasaan bahasa, dan norma sosial. Kekeliruan akibat pemikiran sempit dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan terhadap hubungan sebab-akibat dari penemuan fakta-fakta. Kekeliruan akibat kesukuan disebabkan oleh adanya pemikiran individu mengenai status diirinya sebagai anggota dari suatu suku, bangsa, dan ras tertentu, yang akhirnya mengurangi kepekaannya terhadap perbedaan budaya. Kekeliruan akibat keterbatasan penguasaan bahasa merupakan kekeliruan yang disebabkan individu tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam mengungkapkan suatu kebenaran melalui pemilihan kosakata. Sementara kekeliruan akibat norma sosial disebabkan adanya keadaan individu yang terlalu menganggap dirinya sebagai bagian dari suatu adat atau kebiasaan tertentu.<ref>{{Cite book|last=Suaedi|date=2016|url=http://uncp.ac.id/content/uploads/files/buku-rektor/Binder-Filsafat-Ilmu.pdf|title=Pengantar Filsafat Ilmu|location=Bogor|publisher=PT Penerbit IPB Press|isbn=978-979-493-888-1|editor-last=Januarini|editor-first=Nia|pages=109|url-status=live}}</ref>

''Novum Organum'' diterbtikan pada tahun 1620 di [[London]].<ref>{{Cite book|last=Rohman, A., dan Rukiyati|date=2014|url=http://staffnew.uny.ac.id/upload/132107030/penelitian/Epistemologi%20dan%20Logika%20Full%20ilovepdf_merged-ilovepdf-compressed.compressed-ilovepdf-compressed.pdf|title=Epistemologi dan Logika: Filsafat untuk Pengembangan Pendidikan|location=Sleman|publisher=Aswaja Pressindo|isbn=978-602-18653-6-1|editor-last=Lamsuri|editor-first=Mohamad|pages=43|url-status=live}}</ref> Pembahasan lain di dalam buku ini ialah mengenai usulan Bacon terhadap penggunaan logika induktif. Penggunaan logika induktif ini diusulkannya untuk menggantikan logika tradisional yang dikembangkan oleh Aristoteles.<ref>{{Cite book|last=Lubis|first=Nur A. Fadhil|date=2015|url=http://repository.uinsu.ac.id/2454/1/ISI%20PENGANTAR%20FILSAFAT%20UMUM%20FADHIL.pdf|title=Pengantar Filsafat Ilmu|location=Medan|publisher=Perdana Publishing|isbn=978-602-6970-02-2|pages=19|url-status=live}}</ref>
 
=== ''Instauratio Magna'' ===