Francis Bacon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
menambahkan konten dan referensi |
menambahkan konten dan referensi |
||
Baris 28:
=== Pengetahuan ===
Bacon menolak pandangan para pemikir di zamannya yang menganggap bahwa [[pengetahuan]] baru tidak lagi diperlukan karena para ilmuwan kuno telah menemukan semua jenis pengetahuan yang hanya perlu dikaji ulang.<ref>{{Cite book|last=Wattimena|first=Reza A. A.|date=2011|url=http://repository.wima.ac.id/id/eprint/4119/1/penelitian-ilmiah-dan-martabat-manusia.pdf|title=Penelitian Ilmiah dan Martabat Manusia|location=Jakarta|publisher=PT Evolitera|isbn=978-602-9097-15-3|pages=22|url-status=live}}</ref> Sebaliknya, ia berpendapat bahwa peningkatan taraf hidup [[manusia]] memerlukan pengetahuan dan ilmu yang baru.<ref>{{Cite book|last=Sudiantara|first=Yosephus|date=2020|url=http://repository.unika.ac.id/23420/1/Filsafat%20Ilmu%2C%20Naskah%20buku%20ber%20ISBN.pdf|title=Filsafat Ilmu Pengetahuan: Bagian pertama, Inti Filsafat Ilmu Pengetahuan|location=Semarang|publisher=Universitas Katolik Soegijapranata|isbn=978-623-7635-46-8|pages=127-128|url-status=live}}</ref> Ia meyakini bahwa pengetahuan adalah kekuatan.<ref>{{Cite journal|last=Kirom|first=Syahrul|date=2011|title=Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya dalam Mengatasi persoalan Kebangsaan|url=https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/download/3111/9363|journal=Jurnal Filsafat|volume=21|issue=2|pages=102}}</ref> Melalui pengetahuan, manusia masih dapat memiliki kekuasaan atas manusia lainnya serta atas Bumi. Dalam pandangannya, semua pengetahuan merupakan bagian dari filsafat,<ref>{{Cite book|last=Sesady|first=Muliati|date=2019|url=http://repository.stainparepare.ac.id/1120/1/Pengantar%20Filsafat.pdf|title=Pengantar Filsafat|location=Bantul|publisher=TrustMedia Publishing|editor-last=Wahid|editor-first=Abdul|pages=16|url-status=live}}</ref> sehingga filsafat dapat menjelaskan semua jenis pengetahuan.<ref>{{Cite book|last=Nawawi|first=Nurnaningsih|date=2017|url=http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6635/1/Tokoh%20Filsuf%20dan%20Era%20Keemasan%20Filsafat.pdf|title=Tokoh Filsuf dan Era Keemasan Filsafat Edisi Revisi|location=Makassar|publisher=Pusaka Almaida|isbn=978-602-6253-53-8|pages=6|url-status=live}}</ref> Ia juga meyakini bahwa pemerolehan pengetahuan yang benar hanya dapat melalui pengalaman yang bersifat fakta serta menggunakan indra.<ref>{{Cite book|last=Sesady|first=Muliati|date=2019|url=http://repository.stainparepare.ac.id/1120/1/Pengantar%20Filsafat.pdf|title=Pengantar Filsafat|location=Bantul|publisher=TrustMedia Publishing|editor-last=Wahid|editor-first=Abdul|pages=120|url-status=live}}</ref> Penelitian ilmiah untuk memperoleh ilmu harus mengabaikan penggunaan prasangka selama kegiatan pengamatan.<ref>{{Cite book|last=Bustami, M. R., Nasruddin, E., dan Mudzakkir, M.|date=2020|url=https://waqafilmunusantara.com/wp-content/uploads/2021/04/BUKU-DR-REEVANY-02-Metodologi-Penelitian-Islam.pdf|title=Metodologi Penelitian Islam: Mengupas Strategi dan Filsafat di Sebalik Paradigma Induktif, Deduktif, Retroduktif dan Abduktif|location=Penang|publisher=Centre fo Policy Research and International Studies (CenPRIS) Universiti Sains Malaysia|isbn=978-967-10805-2-8|pages=32-33|url-status=live}}</ref> Selain itu, kemajuan pengetahuan dapat tercapai ketika dilakukan secara baik dan telah melalui proses pengamatan, pemeriksaan, percobaan, pengaturan dan penyusunan.<ref>{{Cite journal|last=Sativa|date=2011|title=Empirisme, Sebuah Pendekatan Penelitian Arsitektural|url=https://journal.uny.ac.id/index.php/inersia/article/download/3683/3156|journal=Inersia|volume=7|issue=2|pages=117}}</ref>
=== Metode induktif ===
|