Imperatif kategoris: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
KaptenYusuf (bicara | kontrib)
Menambah pranala
 
Baris 9:
<ref name=":0" /><ref name=":1" />''
 
Misalnya, dalam kasus keinginan berderma kepada seorang tetangga yang tidak dipedulikan orang lain, kita bertanya apakah kehendak (maksim) untuk berderma itu bisa dijadikan hukum universal atau tidak.<ref name=":1" /> Kalau bisa, maksim kita itu dibenarkan secara moral.<ref name=":1" /> Imperatif kategoris ini merupakan perintah rasio praktis kita yang harus dilaksanakan tanpa syarat, maka bersifat [[Apodiktik|apodiktis]] (''apodiktisch''): harus dilaksanakan secara mutlak perlu. Kehendak subjektif untuk melaksanakan imperatif kategoris inilah maksim [[Apriori|a priori]].<ref name=":1" />
 
Masalah yang lalu dilihat Kant adalah apakah mungkin ada sebuah imperatif a priori murni, yang dilakukan tanpa tujuan tertentu. Bagaimana mungkin ada sebuah kehendak pada dirinya, tanpa tujuan? Karena itu Kant bicara tentang tujuan yang mendasari imperatif kategoris.<ref name=":1" /> Tujuan ini pun harus mutlak, universal dan tidak dimuati hasrat-hasrat subjektif. Menurut Kant tujuan macam ini adalah manusia, makhluk rasional. Manusia bukanlah sarana, melainkan tujuan ''[[an sich]]''.<ref name=":1" /> Jadi, seperti halnya tujuan-tujuan subjektif mendasari imperatif hipotetis, manusia sebagai tujuan objektif mendasari imperatif kategoris. Tujuan objektif itu dirumuskan dalam perintah praktis:<ref name=":1" />