Urtikaria: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hwangboy (bicara | kontrib)
Isinya bukan artikel ensiklopedia
Tag: menghilangkan bagian [ * ] Mengosongkan sebagian besar isi
Baris 24:
 
Sejumlah faktor, baik [[imunologik|imunologi]] dan nonimunologik, dapat terlibat dalam [[patogenesis]] terjadinya urtikaria. Urtikaria dihasilkan dari pelepasan [[histamin]] dari jaringan [[sel-sel|sel mast]] dan dari sirkulasi [[basofil]]. Faktor-faktor nonimunologik yang dapat melepaskan histamin dari [[sel-sel|sel]] tersebut meliputi bahan-bahan kimia, beberapa obat-obatan (termasuk [[morfin]] dan [[kodein]]), makan makanan [[laut]] seperti [[lobster]], [[kerang]], dan makanan-makanan lain, [[toksin]] [[bakteri]], serta agen fisik. Mekanisme imunologik kemungkinan terlibat lebih sering pada urtikaria akut daripada urtikaria kronik. Mekanisme yang paling sering adalah reaksi [[hipersensitivitas]] tipe I yang distimulasi oleh [[antigen]] [[polivalen]] yang mempertemukan dua [[molekul]] Ig E spesifik yang mengikat sel mast atau permukaan basofil.
 
== Etiologi ==
Diduga penyebab urtikaria bermacam-macam, diantaranya: obat, [[makanan]], gigitan/ sengatan serangga, bahkan foto sensitizer, [[inhalan]], [[kontaktan]], [[trauma fisik]], [[infeksi]], dan investasi [[parasit]], [[psikis]], [[genetik]], dan [[penyakit]] sistemik.
# Obat
Bermacam- macam obat dapat menimbulkan urtikaria, baik secara imunologik maupun nonimunologik. Hampir semua obat sistemik menimbulkan urtikaria secara imunologik tipe I atau II. Contohnya ialah obat-obat golongan [[penisilin]], [[sulfonamid]], [[analgesik]], [[pencahar]], [[hormon]], dan [[diuretik]]. Ada pula obat yang secara nonimunologik langsung merangsang sel mast untuk melepaskan [[histamin]], misalnya kodein, [[opium]], dan zat kontras. [[Aspirin]] menimbulkan urtikaria karena menghambat sintesis [[prostaglandin]] dari [[asam arakidonat]].
 
2. Makanan
 
Peranan makanan ternyata lebih penting pada urtikaria yang akut, umumnya akibat reaksi imunologik. Makanan berupa [[protein]] atau bahan lain yang dicampurkan ke dalamnya seperti zat [[warna]], [[penyedap rasa]], atau bahan [[pengawet]], sering menimbulkan urtikaria alergika.
Contoh makanan yang sering menimbulkan urtikaria ialah, [[telur]], [[ikan]], [[kacang]], [[udang]], [[cokelat]], [[tomat]], [[arbei]], [[babi]], [[keju]], [[bawang]], dan [[semangka]]. Bahan yang dicampurkan seperti [[asam nitrat]],[[asam benzoat]], [[ragi]], [[salisilat]], dan [[penisilin]]. CHAMPION 1969 melaporkan +-2% urtikaria kronik disebabkan [[sensitisasi]] terhadap makanan.
 
3. Gigitan/sengatan serangga
 
Gigitan/[[sengatan|sengat]] serangga dapat menyebabkan urtikaria setempat, agaknya hal ini lebih banyak diperantarai oleh [[IgE]] (tipe I) dan tipe seluler (tipe IV). Tetapi [[venom]] dan toksin [[bakteri]], biasanya dapat pula mengaktifkan komplemen. [[Nyamuk]], [[kepinding]], dan serangga lainnya, menimbulkan urtika bentuk [[papular]] di sekitar tempat gigitan, biasanya sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari, minggu, atau bulan.
 
4. Bahan ''fotosensitizer''
 
Bahan semacam ini, misalnya [[griseofulvin]], [[fenotiazin]], [[sulfonamid]], bahan [[kosmetik]], dan [[sabun]] [[germisid]]a sering menimbulkan urtikaria.
 
5. Inhalan
 
[[Inhalan]] berupa [[serbuk sari]] [[bunga]] (''[[polen]]''), [[spora]] [[jamur]], [[debu]], [[bulu]] [[binatang]], dan [[aerosol]], umumnya lebih mudah menimbulkan urtikaria alergik (tipe I). Reaksi ini sering dijumpai pada penderita [[atopi]] dan disertai [[gangguan napas]].
 
6. Kontaktan
 
[[Kontaktan]] yang sering menimbulkan urtikaria ialah [[kuku]] binatang, serbuk [[tekstil]], air [[liur]] binatang, [[tumbuh-tumbuhan|tumbuhan]], [[buah-buahan|buah]], bahan kimia, misalnya ''insect repellent'' (penangkis serangga), dan bahan kosmetik. Keadaan ini disebabkan bahan tersebut menembus [[kulit]] dan menimbulkan urtikaria.
 
7. Trauma fisik
 
Trauma fisik dapat diakibatkan oleh faktor dingin, yakni berenang atau memegang benda dingin. Faktor panas misalnya [[sinar]] [[matahari]], [[sinar UV]], [[radiasi]], dan panas pembakaran. Faktor tekanan yaitu goresan, [[pakaian]] ketat, [[ikat pinggang]], [[air]] yang menetes atau semprotan air, [[vibrasi]], dan tekanan berulang-ulang contohnya [[pijatan|pijat]], [[keringat]], benda berat, [[demam]], dan [[emosi]] menyebabkan urtikaria fisik baik secara imunologik maupun nonimunologik.
 
8. Infeksi dan infestasi
 
Bermacam-macam infeksi dapat menimbulkan urtikaria, misalnya infeksi [[bakteri]], [[virus]], [[jamur]], maupun infestasi [[parasit]]. Infeksi oleh bakteri, contohnya pada infeksi [[tonsil]], infeksi [[gigi]], dan [[sinusitis]]. Masih merupakan pertanyaan, apakah urtikaria timbul karena toksin bakteri atau oleh sensitisasi. Infeksi virus [[hepatitis]], [[mononukleosis]], dan infeksi virus ''[[Cosackie]]'' pernah dilaporkan sebagai penyebab. Infeksi jamur [[kandida]] dan [[dermatofit]] sering dilaporkan sebagai penyebab urtikaria. Infeksi [[cacing pita]], [[cacing tambang]], [[cacing gelang]] juga ''[[Schistosoma]]'' atau ''[[Echinococcus]]'' dapat menyebabkan urtikaria.
 
9. [[Psikis]]
 
Tekanan jiwa dapat memacu sel mast atau langsung menyebabkan peningkatan [[permeabilitas]] dan [[vasodilatasi kapilar]]. Ternyata hampir 11,5% penderita urtikaria menunjukkan [[gangguan psikis]].
 
10. [[Genetik]]
 
Faktor [[genetik]] ternyata berperan pada urtikaria dan [[angiodema]], walaupun jarang menunjukkan penurunan [[autosomal]] dominan. Diantaranya ialah [[angineurotik edema herediter]], ''[[familial cold urticaria]]'', ''[[familial localized heat urticaria]]'', ''[[vibratory angiodema]]'', ''[[heredo-familial syndrome of urticaria deafness and amyloidosis]]'', dan ''[[erythropoietic protoporphyria]]''.
 
11. Penyakit sistemik
Beberapa penyakit [[kolagen]] dan keganasan dapat menimbulkan urtikaria, reaksi lebih sering disebabkan reaksi kompleks [[antigen]]-[[antibodi]]. Penyakit [[vesiko-bulosa]], misalnya [[pemfigus]] dan [[dermatitis herpetiformis Duhring]], sering menimbulkan urtikaria. Beberapa penyakit sistemik dapat mengalami urtikaria antara lain limfoma, hipertiroid, hepatitis, [[urtikaria pigmentosa]], [[artritis]] pada demam [[reumatik]], dan [[artritis reumatoid juvenilis]].<ref name="Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin">{{cite book|author=Siti Aisah|title= Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin|publisher= Balai Penerbit FKUI|year=2008|id=ISBN 978-979-496-415-6}}</ref>
 
== Pengobatan ==