Ilmu karang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pinerineks (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
Sebagian kalangan menganggap ilmu karang sebagai ilmu yang buruk. Hal ini tercermin pada perkataan Jawa, "''Sapa sing gelem mbuang ilmu karang bakal nemoni kebecikan.''" Dalam bahasa Indonesia perkataan itu berarti barang siapa yang mau membuang ilmu karang akan menemui kebaikan. Perkataan serupa, "Sing sapa ngerti ngelmu karang iku mbebayani, iku kagolong kang wicaksosno." atau barang siapa yang mengerti bahwa ilmu karang itu berbahaya, dia tergolong orang yang bijaksana.<ref>{{Cite journal|last=Kholiq|first=Muh|year=2011|title=Menggali Keberadaan Nilai-nilai Kearifan Lokal pada Masyarakat Jawa bagi Pembangunan Peradaban Indonesia di Masa Depan.|url=http://repository.gunadarma.ac.id/350/1/Menggali%20Keberadaan%20Nilai-Nilai%20Kearifan%20Lokal%20Pada%20Masyarakat%20Jawa%20Bagi%20%20Pembangunan%20Peradaban%20Indonesia%20Di%20Masa%20Depan_UG.pdf|journal=Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil) Universitas Gunadarma - Depok 18 - 19 Oktober 2011|volume=Vol. 4|issue=Oktober 2011|pages=|doi=|issn=1858-255}}</ref>
 
Dalam masyarkat Sunda, ilmu karang juga disebutkan dalam perkataan "''Bedas weduk urang Karang, taina teu teurak ku parang.''" yang artinya kurang lebih begitu kuat dan kebalnya orang Karang, bahkan [[Tinja|tahinya]] tidak dapat diparang.<ref name=":0" />
 
== Pengangkatan ==