Pemilihan umum legislatif Indonesia 2004: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.5
Baris 320:
| align=right|−1
|}
Terdapat 273 kasus yang dibawa ke [[Mahkamah Konstitusi]], dengan kasus terakhir diselesaikan pada tanggal 21 Juni. Di antara kasus-kasus tersebut, 38 keputusan memengaruhi alokasi kursi di DPR, DPD dan DPRD. [[Partai Demokrat]] kehilangan dua kursi, sementara [[Partai Amanat Nasional]] dan [[Partai Damai Sejahtera]] mendapat satu kursi. [[Partai Pelopor]] mendapatkan satu kursi dari [[Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan]]. Sementara itu, satu-satunya kursi yang didapat [[Partai Nasional Banteng Kemerdekaan]] diserahkan kepada [[Partai Bintang Reformasi]] oleh KPU .<ref>{{cite news|first = M.|last = Taufiqurrahman|title = Court completes hearings into electoral disputes|url = http://www.thejakartapost.com/news/2004/06/22/court-completes-hearings-electoral-disputes.html|work = [[The Jakarta Post]]|date = 22 June 2004|accessdate = 9 June 2009|archive-date = 2011-06-07|archive-url = https://web.archive.org/web/20110607115421/http://www.thejakartapost.com/news/2004/06/22/court-completes-hearings-electoral-disputes.html|dead-url = yes}}</ref>
 
Setelah penyelesaian semua sengketa, enam belas partai mendapat paling tidak satu kursi di DPR, sementara sisanya tidak mendapat sama sekali. Ketidaktetapan urutan partai muncul karena adanya aturan khusus yang semula dibuat untuk menghadapi masalah tidak meratanya pembagian penduduk antara pulau [[Jawa]] dengan pulau lainnya.<ref>{{Harvnb|Ananta|Arifin|Suryadinata|2005|p=27|Ref=none}}</ref> Aturan ini menetapkan bahwa nilai kuota Hare untuk provinsi di Jawa lebih tinggi daripada pulau lain. Partai akan memerlukan lebih sedikit suara untuk mendapatkan kursi di luar Jawa. Contohnya, [[Partai Kebangkitan Bangsa]] (PKB) mendapat lebih banyak suara dari Partai Amanat Nasional, namun mendapat jumlah kursi yang sama dengan PAN.<ref name="AAS 28-29"/>
Baris 340:
Anggota DPR dan DPD yang baru terpilih diambil sumpahnya dalam sesi yang berbeda pada tanggal 1 Oktober.<ref>{{cite news|title = Pelantikan DPR dan DPD Mundur|url = http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/07/01/brk,20040701-12,id.html|work = [[Majalah Tempo|Tempo]]|date = 1 Juli 2004|language = Indonesian|accessdate = 9 June 2009|archive-date = 2011-09-27|archive-url = https://web.archive.org/web/20110927214949/http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/07/01/brk%2C20040701-12%2Cid.html|dead-url = yes}}</ref> Anggota dewan lalu berkumpul pada tanggal 2 Oktober dan diambil sumpahnya sebagai anggota MPR.<ref>{{cite news|title = Pelantikan DPR, DPD dan MPR Selesai, Selesai Pula Tugas KPU Berkenaan Dengan Pemilu Legislatif|url = http://www.kpu.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=5529|publisher = Komisi Pemilihan Umum|language = Indonesian|accessdate = 9 June 2009}}</ref> [[Ginandjar Kartasasmita]] terpilih sebagai ketua DPD, [[Agung Laksono]] dari Golkar sebagai ketua DPR dan [[Hidayat Nur Wahid]] dari PKS sebagai ketua MPR.<ref>{{Harvnb|Ananta|Arifin|Suryadinata|2005|p=33|Ref=none}}</ref>
 
Pada 5 Oktober, tiga kabupaten di provinsi [[Sulawesi Selatan]] dimekarkan untuk membentuk provinsi [[Sulawesi Barat]].<ref>{{cite web | title = Sejarah Terbentuknya Sulawesi Barat | url = http://www.sulbar.com/open.php?page=Sejarah | publisher = Sulawesi Barat Online | language = Indonesian | accessdate = 9 June 2009 | archive-date = 2011-10-07 | archive-url = https://web.archive.org/web/20111007165659/http://www.sulbar.com/open.php?page=Sejarah | dead-url = yes }}</ref> Pemekaran ini dilakukan setelah pemilu sehingga Sulawesi Barat tidak memiliki perwakilan dalam DPR hingga [[pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD Indonesia 2009|pemilu legislatif 2009]].
 
== Referensi ==