Widura: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot Menambah: sk:Vidura |
M. Adiputra (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4:
| Nama = Widura
| Devanagari = विदुर
| Nama_lain = Yamawidura
| Ejaan_Sansekerta = Vidura
| Asal = [[Hastinapura]], [[Kerajaan Kuru]]
| Tempat = Hastinapura
| Kasta =
| Profesi = Penasihat raja
| Dinasti = [[Dinasti Kuru|Kuru]]
}}
'''Widura''' ([[
== Kelahiran ==
Dalam kitab pertama ''[[Mahabharata]]'', yaitu ''[[Adiparwa]]'', diceritakan bahwa pada saat [[Ambalika]] diminta untuk menghadap [[Resi]] [[Byasa]] untuk memperoleh keturunan, ia menolak karena merasa takut dengan raut wajah sang resi yang sangat dahsyat. Demi memenuhi permintaan mertuanya, yaitu [[Satyawati]], Ambalika mengirimkan seorang pelayan untuk menemui Resi Byasa sendirian di dalam sebuah kamar. Pelayan tersebut melayani sang resi dengan baik sehingga sang resi berkata bahwa kelak anak yang akan dilahirkan dari rahim pelayan tersebut akan berperilaku mulia. Resi Byasa juga berkata bahwa anak yang akan dilahirkan sang pelayan merupakan penjelmaan Dewa [[Dharma]]. Namun satu hal yang membuat Satawati kecewa yakni
== Masa muda dan pendidikan ==
Saat Widura masih muda, ia belajar di bawah bimbingan [[Bisma]] bersama dengan kedua orang saudaranya. Menurut ''[[Mahabharata]]'', ia paling bijaksana jika dibandingkan dengan saudara-saudaranya. Ia belajar menjadi [[menteri]] [[raja]], sementara [[Pandu]] diangkat menjadi panglima perang, sedangkan [[Dretarastra]] dipilih sebagai
== Peran dalam Dinasti Kuru ==
Baris 23 ⟶ 28:
Dalam pertikaian antara [[Korawa]] dan [[Pandawa]] mengenai masalah Hastinapura, Widura telah berusaha untuk mendamaikannya, mengingat bahwa kedua belah pihak adalah satu keluarga dan saudara. Dalam usahanya mencari perdamaian ia menghubungi sesepuh-sesepuh Pandawa dan Korawa, antara lain [[Bisma|Resi Bisma]], [[Drona|Resi Drona]], Prabu [[Dretarasta]], [[Kresna|Sri Kresna]], [[Yudistira]] dan [[Duryodana]] serta menyatakan bahwa ialah yang menulis piagam penyerahan Hastinapura dari [[Resi]] [[Byasa]] (Abiyasa) kepada Prabu Dretarasta sebagai pemangku kerajaan setelah Prabu [[Pandu]]dewanata mangkat. Ketika [[perang di Kurukshetra]] berkecamuk, Widura tetap tinggal di [[Hastinapura]] meskipun ia tidak memihak para [[Korawa]].
== Versi
[[Berkas:Raden Yamawidura.jpg|right|thumb|240px|Widura sebagai tokoh dalam budaya pewayangan Jawa.]]
Dalam pewayangan [[Jawa]], tokoh Widura sering pula disebut dengan nama '''Yamawidura'''. Ia berkedudukan sebagai adipati Pagombakan, yaitu sebuah negeri kecil bawahan [[ === Kelahiran ===
Widura merupakan putra ketiga [[Abyasa]] yang lahir dari dayang bernama Datri. Dikisahkan, [[Citrawirya]] raja [[Hastina]] meninggal tanpa keturunan. [[Abyasa]] diundang untuk menyambung dinasti [[Bharata]] dengan cara menikahi kedua janda adik tirinya tersebut, yaitu [[Ambika]] dan [[Ambalika]]. Namun keduanya ketakutan ketika melihat wujud [[Abyasa]] yang mengerikan karena pendeta tersebut baru saja menjalani tapa brata cukup lama. Akibatnya, masing-masing melahirkan anak-anak cacad, yaitu [[Dretarastra]] dan [[Pandu]].
[[Abyasa]] kemudian diperintah ibunya ([[Durgandini]]) untuk "berhubungan" dengan [[Ambalika]] sekali lagi. [[Ambalika]] memerintahkan dayangnya yang bernama Datri supaya menyemar sebagai dirinya. Ternyata Datri juga ketakutan saat bertemu dengan [[Abyasa]]. Ia mencoba lari ke luar kamar. Akibatnya, Datri pun melahirkan bayi berkaki pincang, yang diberi nama Widura.
=== Keluarga dan keturunan ===
Widura menikah dengan Padmarini, putri Dipacandra dari Pagombakan, bawahan negeri [[Hastina]]. Widura kemudian menggantikan kedudukan Dipacandra sepeninggal mertuanya itu. Yang menjabat sebagai patih di Pagombakan adalah Jayasemedi. Widura memiliki putra bernama [[Sanjaya (Mahabharata)|Sanjaya]] yang menjadi juru penuntun [[Dretarastra]]. Sementara itu, dalam versi aslinya (versi India), antara Widura dengan Sanjaya sama sekali tidak terdapat hubungan darah.
=== Pelindung Pandawa ===
Baris 42 ⟶ 47:
=== Kematian ===
Widura berusia sangat panjang. Sementara itu putranya, yaitu [[Sanjaya (Mahabharata)|Sanjaya]], gugur dalam perang [[
|