Penglihatan burung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.5 |
||
Baris 51:
Informasi yang disampaikan oleh sel kerucut tunggal itu terbatas: dengan sendirinya, sel tidak dapat memberitahu [[otak]] panjang gelombang cahaya yang mana yang menyebapkan perangsangan. Sebuah pigmen penglihatan dapat menyerap dua panjang gelombang yang sama, tetapi meskipun foton mereka memiliki energi yang berbeda, sel kerucut tidak dapat membedakan mereka, sebab mereka berdua menyebabkan [[retina]] berubah bentuk dan memicu impuls yang sama. Agar otak dapat melihat warna, ia harus membandingkan respon dari dua atau lebih sel kerucut yang mengandung pigmen visual yang berbeda, sehingga ke empat [[pigmen]] pada burung makin meningkatkan kemampuan burung membedakan warna.<ref name="Goldsmith"/>
Setiap sel [[sel kerucut|kerucut]] pada burung atau reptil mengandung [[Tetesan minyak (anatomi hewan)|tetesan minyak berwarna]], hal ini tidak lagi ada pada mamalia. Tetesan ini, yang mengandung [[karotenoid]] dalam konsentrasi tinggi, bertindak sebagai filter, menghapus beberapa panjang gelombang dan mempersempit spektrum penyerapan pigmen. Hal ini mengurangi respon yang tumpang tindih antara pigmen dan meningkatkan jumlah warna yang bisa dibedakan oleh burung.<ref name="Goldsmith"/> Ada enam jenis tetesan minyak berwarna yang telah diidentifikasi, lima di antaranya memiliki campuran karotenoid mampu menyerap panjang gelombang dan intensitas yang berbeda, sedang jenis keenam tidak memiliki pigmen.<ref name="Goldsmith2">{{cite journal|last=Goldsmith |first=T. H.|month= |year=1984 |title=The cone oil droplets of avian retinas |journal=Vision Research. |volume=24|issue=11 |pages=1661–1671 |url= |format= |doi= 10.1016/0042-6989(84)90324-9| pmid = 6533991| quotes =|last2=Collins|first2=JS|last3=Licht|first3=S}}</ref> Pigmen dengan puncak penyerapan maksimal terendah termasuk yang sensitif terhadap UV, memiliki jenis tetesan minyak 'bening' atau 'transparan' dengan efek penyesuaian spektrum yang telativ kecil.<ref>{{cite journal|last=Vorobyev|first=M.|coauthors=Osorio, D., Bennett, A. T. D., Marshall, N. J., Cuthill, I. C.|title=Tetrachromacy, oil droplets and bird plumage colours|journal=Journal of Comparative Physiology A: Neuroethology Sensory Neural and Behavioral Physiology|date=3|year=1998|month=July|volume=183|issue=5|pages=621–633|url=http://www.neurobiologie.fu-berlin.de/menzel/Pub_AGmenzel/VorobyevOsorio-et-al_JCompPhysiolA_1998.pdf|access-date=2012-06-15|archive-date=2012-02-02|archive-url=https://www.webcitation.org/659UKfZ96?url=http://www.neurobiologie.fu-berlin.de/menzel/Pub_AGmenzel/VorobyevOsorio-et-al_JCompPhysiolA_1998.pdf|dead-url=yes}}</ref>
Warna dan distribusi tetesan minyak retina sangat bervariasi di antara spesies, hal ini lebih ditentukan oleh lingkungan [[ekologi]] (pemburu, pencari ikan, pemakan biji) ketimbang hubungan genetik. Sebagai contoh, burung pemburu siang seperti [[layang-layang asia]] dan burung pemangsa memiliki tetesan berwarna sedikit, sedangkan burung pemakan ikan permukaan [[Dara-laut Biasa]] memiliki sejumlah besar tetesan merah dan kuning di belakang retina.<ref name = "Varela"/> Bahkan dalam rentang panjang gelombang yang dapat dilihat manusia, [[burung pengicau]] dapat mendeteksi perbedaan warna yang tidak dapat dilakukan manusia. Ini perbedaan yang cukup kecil, bersama dengan kemampuan burung untuk melihat sinar ultraviolet, hal ini juga berarti burung mampu melihat [[dimorfisme seksual]] banyak spesies, sementara manusia tidak mampu.<ref name=eaton >{{cite journal | last= Eaton | first= Muir D. | coauthors= | month= August | year= 2005 | title= Human vision fails to distinguish widespread sexual dichromatism among sexually "monochromatic" birds | journal= Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America | url= http://ukpmc.ac.uk/articlerender.cgi?artid=515400 | volume= 102 | issue= 31 | pages= 10942–10946 | format= | doi= 10.1073/pnas.0501891102 | pmid= 16033870 | pmc= 1182419 | access-date= 2012-06-15 | archive-date= 2012-12-23 | archive-url= https://archive.is/20121223102332/http://ukpmc.ac.uk/articlerender.cgi?artid=515400 | dead-url= yes }}</ref>
|