Metode ilmiah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
[[Berkas:Students at the Science Battle 2017 in Tartu 1.jpg|jmpl|294x294px|Eksperimen merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan melalui serangkaian proses metode ilmiah.]]
'''Metode ilmiah''' adalah suatu prosedur atau tata cara sistematis yang digunakan para ilmuwan untuk memecahkan [[Masalah|masalah-masalah]] yang dihadapi.<ref name=":0" /> Metode ilmiah melibatkan [[pengamatan]] dan [[pengukuran]] yang cermat, pelaksanaan eksperimen,
Meskipun prosedur metode ilmiah bervariasi dan cenderung spesifik untuk setiap bidang, proses yang mendasarinya seringkali sama. Proses dalam metode ilmiah melibatkan membuat [[Konjektur|dugaan]] (penjelasan hipotesis), menurunkan prediksi dari hipotesis sebagai [[konsekuensi logis]], dan kemudian melakukan eksperimen atau pengamatan [[Bukti empiris|empiris]] berdasarkan prediksi tersebut.<ref>{{Cite journal|last=Peirce|first=Charles Sanders|date=2014|title=A Neglected Argument for the Reality of God|url=https://www.semanticscholar.org/paper/A-Neglected-Argument-for-the-Reality-of-God-Peirce/8a1ed3b6c17e04ffd4cf57472792b635cd4824ee|journal=Wikisource|language=en|pages=3}}</ref>
Baris 8:
Metode [[Percobaan|eksperimen]] dimulai dengan hipotesis. Eksperimen dirancang untuk menguji hipotesis dengan mengamati respons satu variabel terhadap perubahan sejumlah variabel lain dalam kondisi yang terkendali. Data dianalisis untuk menentukan apakah ada hubungan yang membenarkan atau menyangkal hipotesis.<ref>{{Cite web|last=Onlinepubs|title=CHAPTER 2: Principles of Scientific Inquiry|url=https://onlinepubs.trb.org/onlinepubs/nchrp/cd-22/v1chapter2.html|website=onlinepubs.trb.org|access-date=2021-12-27}}</ref>
Metode ilmiah memiliki kaitan yang erat dengan kerja ilmiah. Kerja ilmiah merupakan cara kerja ilmuan
== Sejarah ==
Baris 15:
[[Ibnu al-Haitsam]] atau Alhazen merupakan ilmuwan Islam dari bidang sains, [[matematika]], dan [[filsafat]] yang dianggap sebagai bapak metode ilmiah modern. Pendekatan yang dilakukan oleh Alhazen digunakan untuk menyelidiki fenomena, memeroleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan mengintegrasikan pengetahuan sebelumnya berdasarkan pengumpulan data. Pengumpulan data ini dilakukan melalui proses pengamatan dan pengukuran, dilanjutkan dengan perumusan dan pengujian hipotesis untuk menjelaskan data.<ref>{{Cite news|last=Al-Khalili|first=Jim|date=2009|title=The 'first true scientist'|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/7810846.stm|work=BBC News|language=en-GB|access-date=2021-12-27}}</ref>
Pada abad ketujuh belas, [[Francis Bacon]] dan [[René Descartes]], mencoba memberikan
== Ciri-ciri penelitian ilmiah ==
Baris 21:
=== Bertujuan (''purposiveness'') ===
Kegiatan penelitian diawali dengan kegiatan penentuan tujuan yakni untuk memecahkan masalah [[Ilmu|ilmu pengetahuan]] yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan begitu, melalui [[penelitian]] yang dilakukan dapat diketahui apakah masalah tersebut dapat terselesaikan atau membutuhkan penanganan lebih lanjut.<ref name=":5">{{Cite book|last=Silalahi|first=Ulber|date=1999|url=http://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/1739/Ulber_141073-p.pdf?sequence=1&isAllowed=y|title=Metode dan Metodologi Penelitian|location=Bandung|publisher=Bina Budhaya|isbn=9795890298|pages=4-5|url-status=live}}</ref>
=== Sistematik dan terorganisasi ===
Baris 43:
== Unsur ==
Unsur utama metode ilmiah<ref name=":9">{{Cite web|last=Shuttleworth|first=Martin|title=Scientific Elements - Fundamental Parts of Scientific Research|url=https://explorable.com/scientific-elements|website=explorable.com|access-date=2021-12-30}}</ref> adalah pengulangan empat langkah berikut:
# Karakterisasi ([[pengamatan]]
# Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran, sebagai prinsip utama yang mendasari pembuktian)
# Prediksi ([[deduksi]] [[logika|logis]] dari [[hipotesis]])
Baris 55:
Kegiatan menemukan masalah dapat dilakukan melalui observasi atau pengamatan untuk selanjutnya merumuskan masalah menjadi sebuah pertanyaan. Masalah ini dapat ditemui dari kegiatan harian, teori yang diminati peneliti, bidang yang belum diteliti, maupun hasil diskusi dengan orang lain.<ref>{{Cite journal|last=Shoket|first=Mohd|date=2014|title=Research Problem: Identification and Formulation|url=https://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.685.6847&rep=rep1&type=pdf|journal=International Journal of Research (IJR)|volume=1|issue=4|pages=516-517|issn=2348-6848}}</ref>
Adapun cara menemukan masalah dapat dilakukan pada setiap bidang ilmu. Misalnya pada biologi, cara menentukan masalah dalam penelitian [[biologi]] adalah dengan memperhatikan objek biologi pada lingkungan sekitar.
Masalah-masalah yang baik memiliki ciri-ciri tertentu, seperti bernilai kompetitif yang apabila telah dipecahkan bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia dan dunia ilmu pengetahuan, memiliki visibilitas yang apabila dilakukan oleh orang yang berbeda akan membuahkan hasil yang sama, serta sesuai dengan kualifikasi penulis misalnya usia, kemampuan dan daya dukung.<ref name=":0" />
Observasi atau
Pelibatan panca indra dalam observasi menggunakan indra penglihatan ([[mata]]), indra pendengaran ([[telinga]]), indra peraba ([[kulit]]), indra pembau ([[hidung]]), dan indra perasa ([[lidah]]). Sementara alat bantu observasi yang dimaksud adalah [[mikroskop]], [[lup]], [[kertas lakmus]], mistar, dan [[termometer]].<ref name=":1" />
|