Bahasa Proto-Nordik: Perbedaan antara revisi

! [[Konsonan gigi|Gigi]]

! colspan="2" | [[konsonan rongga-gigi|Rongga-gigi]]

! [[Konsonan langit-langit belakang|Langit-langit belakang]]

! [[Konsonan bibir–langit-langit belakang|Bib.-langbel.]]

# {{IPAblink|β}}, {{IPAblink|ð}} dan {{IPAblink|ɣ}} merupakan alofoni dari {{IPAslink|b}}, {{IPA|/d/}} dan {{IPA|/ɡ/}}, dan hanya terjadi pada posisi mediun paling tengah dari suatu kata. Konsonan letup muncul saat konsonan dipanjangkan ([[geminasi]]), dan juga setelah konsonan sengau. Pada akhir kata, konsonan {{IPAblink|b}}, {{IPAblink|d}} dan {{IPAblink|ɡ}} di-nirsuarakan dan digabung dengan {{IPAslink|p}}, {{IPAslink|t}}, {{IPAslink|k}}.

# Pelepasan akurat dari fonem {{IPAslink|z}}, secara tradisional dituliskan sebagai '''ʀ''' pada transkripsi runik Nordik (simbol ini bukanlah simbol fonetik {{IPAslink|ʀ}}) masih belum jelas. Konsonan ini juga merupakan desis rongga-gigi dalam bahasa Proto-Jermanik (seperti dalam Gotik), dan mengalami [[Rhotakisme (perubahan bunyu)|rhotasikask]] dan digabung dengan konsonan {{IPAslink|r}} pada masa mendekati akhir peeiode tulisan runik. Konsonan ini mungkin pernah diucapkan sebagai {{IPAblink|ʒ}} atau {{IPAblink|ʐ}}, yang kemudian menjadi konsonan yang mendekati [[konsonan getar]] pada periode berikutnya. Bunyi ini masih ditulis sebagai hurufnya sendiri pada tulisan runik Nordik timur kuno sekitar akhir dari milenia pertama (abad ke-11).

===Vokal===

Tidak seperti konsonan, sistem vokal dari bahasa Proto-Nordik entah mengapa berbeda dengan bahasa Proto-Jermanik. Vokal {{IPA|/ɛː/}} diturunkan posisi lidahnya menjadi {{IPA|/ɑː/}}, dan sebagai bentuk tak tertekan {{IPA|ɑi}} dan {{IPA|/ɑu/}} berkembang menjadi {{IPA|/eː/}} dan {{IPA|/ɔː/}}. Perpendekan vokal pada akhiran kata telah menghilangkan vokal ''overlong'' bahasa Proto-Jermanik.