Seleksi seksual manusia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~ rapikan
Baris 1:
[[Berkas:A Zulu and his wives, South Africa LCCN2017657661.tif|jmpl|300x300px|Seorang pria [[Impi|Pejuang Zulu]] dan istri-istrinya yang [[poligami|dipoligami]]]]
{{biologi evolusioner}}
'''Seleksi seksual manusia''' menyangkut konsep [[seleksi seksual]], yang diperkenalkan oleh [[Charles Darwin]] sebagai elemen dari teorinya tentang [[seleksi alam]],<ref name="PHYS-20140129">{{cite news |last=Vogt |first=Yngve |title=Large testicles are linked to infidelity |url=http://phys.org/news/2014-01-large-testicles-linked-infidelity.html |date=29 January 2014 |work=[[Phys.org]] |access-date=31 January 2014 }}</ref> dan bagaimana konsep tersebut mempengaruhi [[manusia]].
 
Seleksi seksual adalah strategi biologis masing-masing jenis kelamin untuk memilih pasangannya demi keberhasilan reproduksi terbaik. Kebanyakan individu harus bersaing dengan orang lain dari jenis kelamin yang sama untuk memperoleh pasangan terbaik untuk menyumbangkan [[genom]] mereka bagi generasi mendatang. Prinsip ini telah membentuk evolusi manusia sejah kemunculannya, tetapi alasan mengapa manusia memilih pasangannya sulit dipahami. Seleksi seksual sangat berbeda pada hewan non-manusia daripada manusia, karena hewan-hewan lain merasakan lebih banyak tekanan evolusioner untuk bereproduksi dan dapat dengan mudah menolak pasangan.<ref name="Miller G 2000">Miller G. (2000). ''The mating mind: how sexual choice shaped the evolution of human nature'', London, Heineman, {{ISBN|0-434-00741-2}} (also Doubleday, {{ISBN|0-385-49516-1}}).</ref>
Baris 19:
Sebuah studi pada tahun 2020 melaporkan bahwa wanita cenderung menganggap pria lebih menarik jika hubungan pria sebelumnya berakhir dengan kesepakatan bersama, dan kurang menarik jika pria tersebut diputus oleh wanita lain.<ref>{{Cite journal |doi = 10.1007/s40806-020-00239-9|title = Female Mate Copying: Measuring the Effect of Mate-Relevant Information Provided by Former Partners|year = 2020|last1 = Scammell|first1 = Emily|last2 = Anderson|first2 = Ryan C.|journal = Evolutionary Psychological Science|volume = 6|issue = 4|pages = 319–327|s2cid = 218948364|doi-access = free}}</ref>
 
== Kontroversi dan kritik ==
Peran seleksi seksual dalam [[evolusi manusia]] dianggap kontroversial sejak penerbitan buku Darwin tentang seleksi seksual (1871). Beberapa di antara para pengkritknya juga merupakan pendukung Darwin, seperti [[Alfred Wallace]], seorang penganut spiritualisme dan asal mula non-material pikiran manusia. Wallace berpendapat bahwa hewan dan burung tidak memilih pasangan berdasarkan seleksi seksual, dan bahwa kemampuan artistik pada manusia termasuk dalam sifat spiritualnya dan oleh karena itu tidak dapat dihubungkan dengan seleksi alam, yang hanya mempengaruhi sifat binatang.<ref name="Fisher 1915a">{{cite journal | last1 = Fisher | first1 = R. A. | year = 1915 | title = The evolution of sexual preference | journal = Eugenics Review | volume = 7 | issue = 3| pages = 184–92 |pmc=2987134 | pmid=21259607}}</ref> Darwin dianggap terlalu memandang evolusi nenek moyang manusia purba melalui kaca mata kode moral [[era Victoria]] abad ke-19.
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
== Bacaan lanjutan ==
* ''The Mating Mind'', by [[Geoffrey Miller (psychologist)|Geoffrey Miller]], published by Anchor Books, 2001. {{ISBN|978-0-385-49517-2}}.
{{seks-stub}}
{{biologi-stub}}
 
[[Kategori:Estetika]]
Baris 35 ⟶ 37:
[[Kategori:Evolusi manusia]]
[[Kategori:Psikologi evolusioner]]
 
{{seks-stub}}
{{biologi-stub}}