Anomi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pengembangan dengan terjemahan, sementara ini selesai
Baris 11:
 
== Sejarah ==
Pada tahun 1893, Durkheim memperkenalkan konsep anomi untuk mendeskripsikan ketidakcocokan kerja [[Gilda (perhimpunan)|kelompok pekerja]] kolektif terhadap kebutuhan masyarakat yang kian berkembang ketika kelompok itu [[homogen]] dari segi komponennya. Ia menyamakan keahlian homogen (redundan) dengan [[Kesetiakawanan mekanis dan organik|kesetiakawanan mekanis]] yang inersianya menghambat adaptasi. Ia membandingkannya dengan [[Teori regulasi diri|perilaku regulasi diri]] daripada [[pembagian kerja]] yang berdasarkan perbedaan pada penyusunnya, disamakan dengan [[Kesetiakawanan mekanis dan organik|kesetiakawanan organik]], yang―yang ketiadaan inersianya menghasilkan sensitivitas terhadap perubahan yang diperlukan. Durkheim mengobservasi bahwa konflik antara pembagian kerja organik yang telah berkembang dan tipe mekanis yang homogen adalah sedemikian rupa sehingga hanya akan ada salah satu dari mereka yang bertahan pada suatu komunitas.<ref>The Division of Labor in Society, The MacMillan Co. 1933, Free Press edition, 1964, hal. 182-183</ref>
 
KetikaJika kesetiakawanan bersifat organik, anomi tidak mungkin terjadi.<ref name=":0">The Division of Labor in Society, The MacMillan Co. 1933, Free Press edition, 1964, hal. 368-369</ref> Sensitivitas terhadap kebutuhan satu sama lain meningkatkan pengembangan pembagian kerja.<ref name=":0" /> <blockquote>Produsen, dekat dengan konsumen, dapat dengan mudah menghitung jangkauan kebutuhan yang harus dipuaskan. [[Keseimbangan sosial|Kesetimbangan]] terjadi tanpa masalah dan produksi meregulasi dirinya sendiri. </blockquote>Durkheim membedakan anomi sebagai hasil kegagalan kesetiakawanan organik setelah transisi kepada kesetiakawanan mekanis:<blockquote>Namun kebalikannya, jika lingkungan ''opaque'' diinterposisikan... hubungan bersifat jarang, tidak cukup terulang... terlalu sebentar-sebentar. Kontak tidak lagi cukup. Produsen tidak lagi dapat menangkap pasar dalamsecara sekejapsekilas, tidak juga dalammelalui pemikiran. Ia tidak lagi dapat melihat batasannya karena, boleh dikatakan, tidak terbatas. Dengan demikian, produksi tidak terkekang dan tidak teregulasi.<ref name=":0" /></blockquote>Durkheim juga menggunakan ''anomi'' dalam pembahasan fenomena [[industrialisasi]]—[[Regimen|regimentasi]] massa yang tidak dapat beradaptasi karena inersianya sendiri—khususnya, perlawanannya terhadap perubahan, yang menyebabkan siklus disruptif [[perilaku kolektif]], e.g. ekonomi, karena kebutuhan pembangunan panjang atas tenaga atau momentum yang cukup untuk mengatasi inersia.
 
Kemudian pada tahun 1897, dalam penelitiannya tentang bunuh diri, Durkheim mengasosiasikan anomi dengan pengaruh ketiadaan [[Norma sosial|norma]] atau norma yang terlalu kaku. Namun, ketiadaan norma atau norma yang terlalu kaku tersebut adalah gejala anomi, yang disebabkan oleh ketiadaan adaptasi diferensial yang memungkinkan norma berkembang secara alami karena [[Teori regulasi diri|regulasi diri]], baik sehingga norma terbentuk dari ketiadaan norma maupun norma yang menjadi kaku dan kuno berubah.