Akal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
FarhBot (bicara | kontrib)
k Bot: PUEBI ("PT." menjadi "PT")
Baris 6:
 
== Akal dan Logis ==
Akal berasal dari [[bahasa Arab]] '' 'aql'' yang secara bahasa berarti pengikatan dan pemahaman terhadap sesuatu.<ref name="Musa">[http://aljawad.tripod.com/arsipbuletin/akal.htm Akal oleh Musa al-Kadzim]</ref> Pengertian lain dari akal adalah daya pikir (untuk memahami sesuatu), kemampuan bagaimana cara memahami lingkungan, atau merupakan kata lain dari pikiran dan ingatan. Dengan akal, dapat melihat diri sendiri dalam hubungannya dengan [[lingkungan]] sekeliling, juga dapat mengembangkan konsepsi-konsepsi mengenai [[watak]] dan keadaan diri kita sendiri, serta melakukan tindakan berjaga-jaga terhadap rasa ketidakpastian yang esensial hidup ini.<ref name="Agama dan Akal Fikiran">Jose, Francisco Moreno. Agama dan Akal Fikiran. Naluri Rasa Takut dan Keadaan Jiwa Manusiawi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1994</ref>
 
Akal juga bisa berarti jalan atau cara melakukan sesuatu, daya upaya, dan ikhtiar.<ref name="Musa" /> Akal juga mempunyai [[konotasi]] negatif sebagai alat untuk melakukan tipu daya, muslihat, kecerdikan, kelicikan.<ref>{{Cite web |url=http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php |title=Kamus Besar Bahasa Indonesia: Akal |access-date=2009-12-21 |archive-date=2009-08-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090805021214/http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php |dead-url=yes }}</ref>
Baris 21:
Sesuai kebutuhan mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar, dipercayakan kepada instink, maka diberikan pada akal (ego) peran yang strategis dalam perencanaan bentuk pemuasan terhadap instink (id) sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh kenyataan yang [[rasional]] serta tuntutan adat kebiasaan sosial dan kepercayaan (super ego).<ref name="Agama dan Akal Fikiran"/>
 
Kant mengatakan bahwa apa yang kita katakan rasional itu adalah suatu pemikiran yang masuk akal tetapi menggunakan ukuran [[hukum]] [[alam]].<ref name="Filsafat Ilmu">Tafsir, Ahmad. Filsafat Ilmu. Mengurai Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Pengetahuan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2006</ref> Dengan kata lain, [[rasional]] adalah kebenaran akal yang diukur dengan hukum alam.<ref name="Filsafat Ilmu"/> Misalnya, alasan pesawat terbang yang beratnya ratusan ton bisa terbang. Jawabannya adalah karena [[pesawat]] itu telah dirancang sesuai dengan hukum alam. Itu rasional.<ref name="Filsafat Ilmu" />
Lain halnya dengan cerita [[Nabi]] Musa yang melemparkan tongkatnya ke tanah, lantas tongkat itu menjadi [[ular]], segera saja Anda mengatakan bahwa itu tidak rasional karena menurut hukum alam adalah tidak mungkin tongkat dapat berubah menjadi ular.<ref name="Filsafat Ilmu" />
=== Kebenaran Logis ===