Balunijuk, Merawang, Bangka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
k PUEBI ("PT." menjadi PT") |
||
Baris 20:
Lama-kelamaan dua kelompok masyarakat ini membaur, sekarang ini bukti-bukti pembauran tersebut bila ditelusuru masih dapat ditemukan yaitu untuk kelompok masyarakat dari Kimak tokoh-tokohnya antara laih adalah: H. Sakni, H.Abdulah, H. Sahir, H.Yunus, Akek Pi’i, Akek Raye, dan Akek Mu’in. Anak dan keturunannya mendominasi pemukiman tempat tinggal di dusun II dan dusun III. Sedangkan untuk masyarakat dusun I didominasi dari keturunan masyarakat yang berasal dari Baturusa. Kedua kelompok masyarakat ini hidup secara rukun berdampingan dan saling menghargai satu dengan yang lainnya. Sehingga pada perkembangannya kedua kelompok ini terjadi pembauran dan melahirkan generasi baru. Lama-kelamaan komunitas ini semakin bertambah sehingga berkembang menjadi perkampungan, sebelum menjadi desa pada tahun 1926 terbentuklah Kampung Baru yang diketuai Oleh Mat Ali (menurut catatan kecamatan Baturusa), pada waktu itu penamaan masih beragam sebagian penduduk ada yang menamakan Sinar Bukit dan Kampung Bukit dibawah pemerintahan desa Baturusa. Setelah masa jabatan Mat Ali, ketua berikutnya adalah Abdul Rasak, Zamhur, Zarkum, dan yang terahir adalah Mustar Yakub.
Tidak dapat dimungkiri lagi, dari pembauran kedua kelompok masyarakat tersebut kianlama-kian bertambah, hingga pada perkembangannya begitu pesat, yang tadinya kampung telah meningkat menjadi Desa yaitu desa Balunijuk yang resmi terbentuk pada Tanggal .....(menurut dokumen desa) dikepalai oleh Abu Kasim sebagai Kades Pertama (Periode 1988-1993) berikutnya Suhaimi (Perode 1993-1999), Pjs.Kades Burhan (Periode1998-1999), Kades Abu Kasim ( Periode 1999-2004), Pjs.Kades Alinada (periode 2004-2005), Kades Ahmad Arifin (Periode 2005-2011 dan 2011-2017).
Desa Balunijuk terdiri dari tiga pedusunan yaitu Dusun I memiliki wilayah dari Line Listrik PT
Penamaan desa Balunijuk Bukan tanpa alasan, mengingat setiap pagi dan sore kegiatan masyarakat terpusat di Lelap untuk mandi dan mencuci pakaian seperti sudah menjadi tradisi yang secara turun-temurun diwariskan oleh akek Mail dan sahabatnya akek Sureh. Di sekitar desa Balunjuk banyak terdapat Lelap (sumber mata air) yang sering dimanfaatkan untuk mandi, oleh penduduk setempat menamakannya Lelap sebagai tempat pemandian yang dalam bahasa melayu Bangka disebut juga Munjang atau Rawa/ Paya/Paye (Sumatra), Sendang (Jawa), Salah satunya adalah tempat lelap/munjang yang didekatnya memiliki pohon Ulin dan pohon Enau yang penduduk asli menamakannya pohon Ijuk. Untuk menyebut tempat yang sering didatangi setiap hari sebagai tempat pemandian yang berada ditengah desa itu penduduk menyebutnya munjang yang be-Ulin-Ijuk, kata” be “ dalam bahasa Bangka mempunyai makna yang sama dengan “ber” dalam bahasa Indonesia yang artinya mempunyai atau memiliki, bila disebutkan secara cepat, kata tersebut menjadi Beulinijuk yang lama kelamaan menjadi Balunijuk, sehingga memiliki arti dalam bahasa Bangka yang bertujuan untuk (mengataka atau supaya mudah bila ada pertanyaan dari tetangga dimana dia mandi atau menggarap ladang, membuka lahan di lelap be-pohon ulin dan pohon ijuk).
|