Lais, Bengkulu Utara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 17:
Kata Lais merupakan nama Melayu yang berakar dari nama asli daerah ini dalam [[bahasa Rejang]], ''Lai''.{{sfn|Jaspan|1984|pp=51}} ''Lai'' secara bahasa bermakna besar atau agung. Menurut '''Austronesian Comparative Dictionary''', kata ''lai'' berakar dari kata ''*Raya'' dalam Proto-Austronesia (PAN), dan berbagi asal-usul yang sama dengan kata seperti ''gazo'' dalam [[bahasa Kadazan|Kadazan-Dusun]] atau ''raya'' dalam [[bahasa Melayu]].<ref>{{cite web |title=*Raya big, large |url=https://www.trussel2.com/acd/acd-s_r2.htm#7358 |website=trussel2.com (Austronesian Comparative Dictionary) |access-date=7 Januari 2021}}</ref>
 
Diduga ''Lai'' awalnya dipakai oleh orang Rejang bukan untuk menyebut nama permukiman, melainkan nama sungai yang cukup besar di daerah itu. [[Sungai Lais]] atau penduduk setempat menyebutnya ''Bioa Lai'', secara harafiah bermakna "sungai besar", adalah sungai yang berhulu di [[Gunung Lais|Tebo Lai]], kawasan [[Ulau Bioa]] (Bukit Barisan]]). Sungai tersebut bermuara ke [[Samudera Hindia]] dan permukiman Rejang mula-mula di daerah itu adalah [[Talang Rasau, Lais, Bengkulu Utara|Talang Rasau]] yang terletak di sempadan sungai.
 
''The History of Sumatra'', sebuah monograf monumental karangan William Marsden boleh jadi merupakan catatan tertulis tertua mengenai daerah Lais serta [[Tanah Rejang|''Rejang Country'']] pada umumnya. Marsden menuliskan bahwa kawasan Rejang Pesisir memiliki tiga sungai utama, yaitu ''Laye'' (Lais), ''Pally'' (Palik/Paliak), dan ''Soongeylamo'' (Sungai Lemau).{{sfn|Marsden|1783|pp=27, 38}} Disebutkan pula bahwa [[Perusahaan Hindia Timur Britania|EIC]] memiliki kantor dagang atau ''factories'' di ketiga muara sungai, dengan seorang residen kepala yang berkedudukan di Lais.{{sfn|Marsden|1783|pp=38}}