Teknologi pangan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 50:
* [[Pembuatan susu bubuk]] telah menjadi dasar untuk pembuatan berbagai produk baru dari benda cair dan semi cair yang dapat di[[seduh]] (dapat di[[rehidrasi]] kembali) setelah dikeringkan menjadi padatan berbentuk serbuk. Hal ini juga yang menjadikan proses distribusi susu menjadi lebih efisien dan cikal bakal berkembangnya industri [[susu formula]]. Susu cair melalui proses pendinginan, pasteurisasi, pencampuran, sterilisasi, homogenisasi, evaporasi, dan pengeringan untuk menjadi susu bubuk.<ref>{{Cite web|date=16 Desember 2011|title=Proses Pengolahan Susu Bubuk|url=https://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/16/90/|website=tentangteknikkimia|language=|access-date=6 Januari 2022}}</ref><ref>{{Cite web|last=Parikesit|first=Anggit Gita|date=10 April 2016|title=Bagaimana Proses Pembuatan Susu Bubuk?|url=https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160406175804-265-122171/bagaimana-proses-pembuatan-susu-bubuk|website=gaya hidup|language=|access-date=6 Januari 2022}}</ref>
* [[Dekafeinasi]] untuk [[kopi]] dan [[teh]], tetapi lebih banyak digunakan pada [[biji kopi]] demi mengurangi kadar [[kafeina]] pada kopi. Biji kopi kering diproses menggunakan uap hingga [[kadar air]]nya menjadi sektar 20%. Panas diberikan untuk memisahkan kafeina dari biji kopi ke permukaan kulitnya. Lalu [[pelarut]] diberikan untuk memindahkan kafeina dari biji kopi. Hingga tahun 1980-an, pelarut yang digunakan adalah pelarut organik. [[Karbon dioksida]] merupakan salah satu pelarut non organik yang digunakan untuk memisahkan kafeina di bawah kondisi super kritis.<ref>{{Cite web|last=Dayana|first=Anggit Setiani|title=Dekafeinasi Kopi, Proses Metode Hingga Kandungan Gizi|url=https://tirto.id/dekafeinasi-kopi-proses-metode-hingga-kandungan-gizi-ejdn|website=tirto.id|language=|access-date=6 Januari 2022}}</ref>
*[[Berkas:Mesin pasteurisasi susu di KPBS Pangalengan.jpeg|jmpl|Mesin pasteurisasi susu di KPBS Pangalengan]]Pengolahan dengan suhu tinggi yang dapat membantu merusak atau menghilangkan komponen antigizi (misalnya inhibitor tripsin pada produk [[Leguminosae|leguminosa]]), menyebabkan inaktifnya enzim-enzim perusak, meningkatkan daya cerna protein dan karbohidrat, dan membunuh mikroorganisme. Tiga metode yang dipakai dalam pengolahan dengan suhu tinggi adalah metode ''[[Blanching (teknik memasak)|blanching]]'' (pemanasan pendahuluan), [[pasteurisasi]], dan [[sterilisasi]]. Proses ''blanching'' banyak digunakan untuk sayur dan buah sebelum diolah lebih lanjut dengan memakai air panas atau uap air panas yang dilakukan pada suhu 82°C-93°C selama 3-5 menit. Pasteurisasi dilakukan dengan menggunakan suhu yang tidak terlalu tinggi (di bawah 100°) sedangkan sterilisasi menggunakan suhu 121°C.<ref>{{Cite book|last=Murti|first=Tridjoko Wisnu|date=Juli 2018|url=https://onesearch.id/Record/IOS13428.INLIS000000000312136|title=Pangan, Gizi, dan Teknologi Susu|location=Yogyakarta|publisher=UGM Press|isbn=9789794209080|pages=39|url-status=live}}</ref>{{Sfn|Syah, Dahrul|2012|p=229-43}}
*Pengawetan dengan suhu rendah dilakukan pada kisaran suhu -2°C hingga -16°C untuk proses pendinginan dan suhu -18°C hingga -40°C. Proses ini akan menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk. Pendinginan umumnya digunakan untuk mengawetkan produk segar seperti sayur dan buah sedangkan pembekuan digunakan untuk mengawetkan daging, ikan segar, dan produk olahannya.<ref>{{Cite web|title=Freezing of fruits and vegetables|url=https://www.fao.org/3/y5979e/y5979e03.htm|website=www.fao.org|access-date=7 Januari 2022}}</ref>{{Sfn|Syah, Dahrul|2012|p=77}}
*[[Berkas:Dried berries.jpg|jmpl|Beri yang dikeringkan 1. beri zante 2. Bebesaran atau [[Bebesaran|murbei]] hitam 3. murbei putih 4. [[ceplukan]] 5. aronia 6. ''sea''-''bucktorn'' 7''.'' [[rasberi]] 8. [[kumkuat]] 9. [[kismis]] 10. [[bluberi]] 11. [[gojiberi]] 12. [[ceri]] 13. [[kranberi]] 14. [[Kersen (Prunus)|kersen]] 15. barberry]][[Pengeringan (makanan)|Pengeringan makanan]] mengeluarkan sebagian besar air yang terkandung di dalam satu bahan makanan sehingga kadar air seimbang dengan kadar udara normal atau kondisi kadar air sesuai dengan nilai aktivitas air (''water activity'') yang aman dari kerusakan mikrobiologis, kimiawi, dan enzimatis. Teknologi ini merupakan metode pengawetan makanan yang paling tua. Bahan makanan yang sering dikeringkan adalah buah-buahan khususnya jenis [[Buah buni|beri]], [[Sayur|sayur-sayuran]], dan [[jamur]].<ref>{{Cite web|date=2016-05-10|title=Drying Food: the oldest method of preserving food|url=https://www.italian-feelings.com/introduction-to-drying-food-the-oldest-method-of-preserving-food/|website=Italian feelings|language=en-US|access-date=2022-01-07}}</ref>{{Sfn|Syah, Dahrul|2012|p=318}}
== Program studi teknologi pangan ==
|