Telur sebagai makanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
NFarras (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
NFarras (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
Baris 4:
 
== Produksi ==
Pada 2020, produksi telur ayam dunia mencapai 77 juta [[ton]]. Tiongkok merupakan produsen telur terbesar saat itu, memproduksi sebanyak 35% produksi telur dunia, disusul oleh Amerika Serikat dengan (8%), India (7%), Meksiko (4%), Brazil (4%), Jepang (3%), Rusia (3%), dan Indonesia (2%).<ref>{{Cite web|title=Document card {{!}} FAO {{!}} Food and Agriculture Organization of the United Nations|url=https://www.fao.org/documents/card/en/c/cb1329en/|website=www.fao.org|language=en|doi=10.4060/cb1329en|access-date=2022-01-07}}</ref> Produsen besar telur umumnya memasok jutaan lusin telur tiap minggunyapekannya.<ref>{{cite news|last1=Quito|first1=Anne|date=11 Mei 2017|title=Target used 16,000 eggs to decorate a dinner party, in a grand display of design's wastefulness|url=https://qz.com/973820/target-used-16000-eggs-to-decorate-a-dinner-party-then-sent-them-to-a-pig-farm/|work=[[Quartz (publication)]]|access-date=6 Januari 2021}}</ref>
 
Sebelum didistribusikan, telur biasanya dicek kualitasnya menggunakan cahaya. Menggunakan metode tersebut, ukuran kantung udara dan keberadaan embrio telur dapat diketahui.<ref>{{Cite web|last=Arcuri|first=Lauren|date=2021-03-17|title=Learn How to Candle an Egg|url=https://www.thespruce.com/definition-of-candling-3016955|website=The Spruce|language=en|access-date=2022-01-07}}</ref> Beberapa pemerintah di dunia juga mewajibkan telur untuk dicuci sebelum didistribusikan.<ref>{{Cite web|title=9 CFR § 590.515 - Egg cleaning operations.|url=https://www.law.cornell.edu/cfr/text/9/590.515|website=LII / Legal Information Institute|language=en|access-date=2022-01-07}}</ref>
Baris 25:
=== Penyimpanan ===
Penyimpanan telur yang akan dimakan sangatlah penting untuk mencegah kontaminasi bakteri [[Salmonella]] yang dapat menyebabkan [[Keracunan makanan|keracunan]] parah. Telur juga dapat dibasuh terlebih dahulu untuk membersihkan cangkangnya.<ref name="Forbes">{{cite news|last1=Arumugam|first1=Nadia|date=25 Oktober 2012|title=Why American Eggs Would Be Illegal In A British Supermarket, And Vice Versa|url=https://www.forbes.com/sites/nadiaarumugam/2012/10/25/why-american-eggs-would-be-illegal-in-a-british-supermarket-and-vice-versa/3/#368c25d752cf|work=Forbes|access-date=9 Januari 2022}}</ref> [[Kementerian Pertanian Amerika Serikat|USDA]] merekomendasikan penyimpanan telur dalam kulkas untuk mencegah pertumbuhan Salmonella.<ref name="usda-eggs" />
 
=== Pengawetan ===
[[Berkas:Salty_egg.JPG|jmpl|220x220px|Telur bebek asin]]
Metode paling sederhana untuk mengawetkan telur ialah [[pengasinan]]. Garam dapat mencegah pertumbuhan [[bakteri]] dan jamur.<ref name="McGee116">{{cite book|last=McGee|first=Harold|year=2004|url=https://www.google.co.id/books/edition/On_Food_and_Cooking/bKVCtH4AjwgC?hl=id&gbpv=1|title=On Food and Cooking: The Science and Lore of the Kitchen|publisher=Scribner|isbn=978-0-684-80001-1|page=116|pages=https://www.google.co.id/books/edition/On_Food_and_Cooking/bKVCtH4AjwgC?hl=id&gbpv=1|author-link=Harold McGee|url-status=live}}</ref>{{Rp|116}} Di Tiongkok, [[telur asin]] umumnya dibuat dengan merendam telur bebek ke dalam air asin. Telur asin juga dapat dibuat dengan melapisinya menggunakan pasta garam dan [[lumpur]] atau [[lempung]]. Telur akan berhenti menyerap garam setelah satu bulan ketika mencapai kesetimbangan. Saat akhir proses pengasinan, bagian kuning telur menjadi berwarna jingga kemerahan dan menjadi padat. Meskipun demikian, bagian putih telur tetap cair dan umumnya harus direbus terlebih dahuku sebelum dikonsumsi.<ref name="McGee116" />{{Rp|116}}
 
[[Berkas:Pickled_egg.jpg|kiri|jmpl|220x220px|Acar telur yang diberi perwarna [[bit merah]].]]
Metode pengawetan lain ialah dengan membuat [[acar telur]]. Telur yang dibuat acar harus direbus terlebih dahulu, kemudian direndam dalam [[cuka]], garam, dan rempah-rempah (contohnya [[jahe]]). Sari [[bit merah]] sering digunakan untuk memberi warna merah pada telur.<ref name="McGee116" />{{Rp|116}} Ketika telur direndam dalam campuran tersebut selama beberapa pekan, cuka akan melarutkan sebagian [[kalsium karbonat]] yang terkandung dalam cangkang telur sehingga dapat masuk ke putih dan kuning telur dan menghambat pertumbuhan bakteri serta jamur. Telur yang diawetkan dengan metode ini dapat bertahan hingga satu tahun atau lebih tanpa dimasukkan kulkas.<ref name="McGee116" /><ref>{{Cite book|last=Hester|first=Patricia|date=2016-12-19|url=https://books.google.com/books?id=LU7JDAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq&hl=id|title=Egg Innovations and Strategies for Improvements|publisher=Academic Press|isbn=978-0-12-801151-5|pages=405-413|language=en|url-status=live}}</ref>
 
[[Berkas:Century_egg.jpg|jmpl|220x220px|[[Telur bitan]].]]
[[Telur bitan]] atau "telur seratus tahun" merupakan salah satu proses pengawetan telur dengan cara melumuri telur dengan campuran [[lempung]], [[abu kayu]], garam, [[jeruk nipis]], dan sekam [[nasi]] beras selama beberapa pekan atau bulan, tergantung metode yang digunakan.<ref>{{Cite journal|last=Hou|first=H.C.|date=1981-04|title=Hunger and Technology|url=https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/156482658100300209|journal=Food and Nutrition Bulletin|volume=3|issue=2|pages=1–4|doi=10.1177/156482658100300209|issn=0379-5721}}</ref> Setelah selesai dibuat, kuning telur akan berubah menjadi hijau gelap dan memiliki zat seperti krim yang kuat dari sulfur dan ammonia. Sementara itu, bagian putih telur menjadi [[jelly]] transparan berwarna coklat gelap dengan rasa yang tidak dominan. Perubahan pada telur bitan dipengaruhi oleh bahan [[alkalin]] yang meningkatkan [[pH]] secara perlahan.<ref>{{Cite journal|last=Teng|first=Fei|last2=Bito|first2=Tomohiro|last3=Takenaka|first3=Shigeo|last4=Yabuta|first4=Yukinori|last5=Watanabe|first5=Fumio|date=2016|title=Yolk of the Century Egg (Pidan) Contains a Readily Digestible Form of Free Vitamin B12|url=https://www.jstage.jst.go.jp/article/jnsv/62/5/62_366/_article|journal=Journal of Nutritional Science and Vitaminology|volume=62|issue=5|pages=366–371|doi=10.3177/jnsv.62.366}}</ref>
 
==Nutrisi==
Baris 93 ⟶ 103:
 
=== Diabetes melitus tipe 2 ===
Terdapat beberapa penelitian tentang dampak konsumsi telur terhadap risiko [[Diabetes melitus tipe 2|diabetes tipe 2]] dengan hasil yang saling bertolak berlakang. Sebuah metaanalisis yang diterbitkan pada 2013 menemukan bahwa konsumsi empat telur per minggupekan dapat menyebabkan peningkatan risiko relatif diabetes sebesar 29%.<ref>{{Cite journal|last=Li|first=Yuehua|last2=Zhou|first2=Chenghui|last3=Zhou|first3=Xianliang|last4=Li|first4=Lihuan|date=2013-08|title=Egg consumption and risk of cardiovascular diseases and diabetes: A meta-analysis|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0021915013002438|journal=Atherosclerosis|language=en|volume=229|issue=2|pages=524–530|doi=10.1016/j.atherosclerosis.2013.04.003}}</ref> Metaanalisis lain yang diterbitkan pada 2013 juga menyatakan bahwa konsumsi telur meningkatkan risiko diabetes tipe dua.<ref name="Shin2013" />
 
Sebuah metaanalisis yang diterbitkan pada 2016 menyimpulkan bahwa hubungan antara konsumsi telur dengan peningkatan risiko diabetes tipe dua mungkin hanya terbatas pada penelitian-penelitian di [[Amerika Serikat]].<ref>{{Cite journal|last=Tamez|first=Martha|last2=Virtanen|first2=Jyrki K.|last3=Lajous|first3=Martin|date=2016-06|title=Egg consumption and risk of incident type 2 diabetes: a dose–response meta-analysis of prospective cohort studies|url=https://www.cambridge.org/core/journals/british-journal-of-nutrition/article/egg-consumption-and-risk-of-incident-type-2-diabetes-a-doseresponse-metaanalysis-of-prospective-cohort-studies/491C61D20E03CF2DB78B685D16C33F8E|journal=British Journal of Nutrition|language=en|volume=115|issue=12|pages=2212–2218|doi=10.1017/S000711451600146X|issn=0007-1145}}</ref> Sebuah metaanalisis yang diterbitkan pada 2020 menemukan bahwa secara umum, tidak ada hubungan antara konsumsi telur dan risiko diabetes tipe dua. Selain itu, risiko yang ditemukan dalam penelitian-penelitian di Amerika Serikat tidak ditemukan pada penelitian-penelitian serupa di Eropa dan Asia.<ref>{{cite journal|author=Drouin-Chartier, Jean-Philippe; Schwab, Amanda L; Chen, Siyu; Li, Yanping; Sacks, Frank M; Rosner, Bernard; Manson, JoAnn E; Willett, Walter C; Stampfer, Meir J; Hu, Frank B; Bhupathiraju, Shilpa N|year=2020|title=Egg consumption and risk of type 2 diabetes: findings from 3 large US cohort studies of men and women and a systematic review and meta-analysis of prospective cohort studies|url=|journal=The American Journal of Clinical Nutrition|volume=112|issue=3|pages=619–630|doi=10.1093/ajcn/nqaa115|pmc=7458776|pmid=32453379}}</ref>
 
=== Kanker ===
Sebuah metaanalisis yang terbit pada 2015 menemukan hubungan antara konsumsi tinggi telur (lima kali seminggusepekan) dan peningkatan risiko [[kanker payudara]].<ref>{{Cite journal|last=Keum|first=N.|last2=Lee|first2=D. H.|last3=Marchand|first3=N.|last4=Oh|first4=H.|last5=Liu|first5=H.|last6=Aune|first6=D.|last7=Greenwood|first7=D. C.|last8=Giovannucci|first8=E. L.|date=2015-10|title=Egg intake and cancers of the breast, ovary and prostate: a dose–response meta-analysis of prospective observational studies|url=https://www.cambridge.org/core/journals/british-journal-of-nutrition/article/egg-intake-and-cancers-of-the-breast-ovary-and-prostate-a-doseresponse-metaanalysis-of-prospective-observational-studies/736186CC1BF856A17DA8C3B7D309C1F4|journal=British Journal of Nutrition|language=en|volume=114|issue=7|pages=1099–1107|doi=10.1017/S0007114515002135|issn=0007-1145}}</ref> Bertolak belakang dengan analisis tersebut, sebuah peninjauan yang dilakukan pada 2021 tidak menemukan hubungan antara konsumsi telur dan kanker payudara.<ref>{{Cite journal|last=Kazemi|first=Asma|last2=Barati-Boldaji|first2=Reza|last3=Soltani|first3=Sepideh|last4=Mohammadipoor|first4=Nazanin|last5=Esmaeilinezhad|first5=Zahra|last6=Clark|first6=Cian C T|last7=Babajafari|first7=Siavash|last8=Akbarzadeh|first8=Marzieh|date=2021-05-01|title=Intake of Various Food Groups and Risk of Breast Cancer: A Systematic Review and Dose-Response Meta-Analysis of Prospective Studies|url=https://doi.org/10.1093/advances/nmaa147|journal=Advances in Nutrition|volume=12|issue=3|pages=809–849|doi=10.1093/advances/nmaa147|issn=2161-8313|pmc=PMC8166564|pmid=33271590}}</ref>
 
Metaanalisis lain menemukan bahwa konsumsi telur juga mungkin meningkatkan risiko [[kanker ovarium]].<ref>{{Cite journal|last=Zeng|first=Sai-tian|last2=Guo|first2=Liang|last3=Liu|first3=Shi-kai|last4=Wang|first4=Dong-hui|last5=Xi|first5=Jie|last6=Huang|first6=Ping|last7=Liu|first7=Dan-tong|last8=Gao|first8=Jie-fan|last9=Feng|first9=Jing|date=2015-08-01|title=Egg consumption is associated with increased risk of ovarian cancer: Evidence from a meta-analysis of observational studies|url=https://www.clinicalnutritionjournal.com/article/S0261-5614(14)00185-X/abstract|journal=Clinical Nutrition|language=English|volume=34|issue=4|pages=635–641|doi=10.1016/j.clnu.2014.07.009|issn=0261-5614|pmid=25108572}}</ref> Pada 2021, sebuah ''umbrella review'' juga menemukan bahwa konsumsi telur meningkatkan risiko kanker ovarium secara signifikan.<ref>{{cite journal|author=Tanha, K., Mottaghi, A., Nojomi.|year=2021|title=Investigation on factors associated with ovarian cancer: an umbrella review of systematic review and meta-analyses|journal=Journal of Ovarian Research|volume=14|issue=1|pages=153|doi=10.1186/s13048-021-00911-z|pmc=8582179|pmid=34758846}}</ref> Metaanalisis yang terbit pada 2019 menemukan hubungan konsumsi tinggi telur dan risiko kanker sistem pernapasan atas.<ref>{{Cite journal|last=Aminianfar|first=Azadeh|last2=Fallah-Moshkani|first2=Roohallah|last3=Salari-Moghaddam|first3=Asma|last4=Saneei|first4=Parvane|last5=Larijani|first5=Bagher|last6=Esmaillzadeh|first6=Ahmad|date=2019-7|title=Egg Consumption and Risk of Upper Aero-Digestive Tract Cancers: A Systematic Review and Meta-Analysis of Observational Studies|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6628841/|journal=Advances in Nutrition|volume=10|issue=4|pages=660–672|doi=10.1093/advances/nmz010|issn=2161-8313|pmc=6628841|pmid=31041448}}</ref>