Vitamin D: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PutraHP (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PutraHP (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
Defisiensi vitamin D akan menyebabkan seseorang mengalami nyeri otot, mudah lelah, nyeri tulang, kelemahan otot, rambut rontok, dan perubahan suasana hati. Kekurangan vitamin D kronis pada anak akan menyebabkan rakitis dan pada orang dewasa akan menyebabkan osteomalasia atau osteoporosis.
 
Penatalaksanaan defisiensi vitamin D adalah dengan memberikan suplemen vitamin D terutama D3. pemberianDosis dosisnyapemberiannya disesuaikantergantung dengankepada usia dan hasil pemeriksaan kadar 25-hidroksivitamin D.
 
== Bentuk-bentuk vitamin D ==
Baris 168:
Defisiensi vitamin D dapat disebabkan karena beberapa hal.
 
* Paparan sinar matahari yang tidak adekuat menyebabkan sintesis vitamin D di kulit mengalami penurunan. Kondisi ini dapat terjadi pada pekerja pabrik yang seharian bekerja di dalam ruangan,{{Sfn|Yosephin, Betty|2016|p=10}} orang yang berdomisili di daerah yang jauh dari garis [[ekuator]], orang yang mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh, orang tua di institusi kesehatan untuk usia lanjut serta anak-anak yang jarang menghabiskan waktunya di luar ruangan, dan orang-orang yang mengenakan [[tabir surya]].<ref>{{Cite web|last=Mikstas|first=Christine|date=28 Juli 2020|title=Vitamin D Deficiency: Symptoms, Causes, and Health Risks|url=https://www.webmd.com/diet/guide/vitamin-d-deficiency|website=WebMD|language=|access-date=10 Januari 2022}}</ref><ref>{{Cite web|title=Vitamin D: Deficiency, Symptoms, Supplements & Foods|url=https://www.drugs.com/vitamin-d.html|website=Drugs.com|language=|access-date=11 Januari 2022}}</ref>
* Malabsorbsi yang terjadi pada orang-orang yang menjalani reseksi [[Usus halus|usus kecil]] dan penyakit yang berhubungan dengan gangguan penyerapan vitamin D lainnya seperti [[penyakit seliak]], [[sindrom usus pendek]] atau ''short bowel syndrome'' (SBS), dan [[fibrosis sistik]].
* Konsumsi obat-obatan yang meningkatkan [[katabolisme hari]] seperti [[dilantin]], [[fenobarbital]], [[rifampisin]], [[deksametasona]], dan [[klotrimazol]]. Obat-obat ini dapat merangsang [[Sitokrom P450|enzim P450]] untuk mempercepat katabolisme dan mengaktivasi degradasi vitamin D.<ref>{{Cite web|date=9 Februari 2021|title=Vitamin D|url=https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements-vitamin-d/art-20363792|website=Mayo Clinic|language=|access-date=11 Januari 2022}}</ref><ref name=":5">{{Cite book|last=Sizar|first=Omeed|last2=Khare|first2=Swapnil|last3=Goyal|first3=Amandeep|last4=Bansal|first4=Pankaj|last5=Givler|first5=Amy|date=2021|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532266/|title=Vitamin D Deficiency|location=Treasure Island (FL)|publisher=StatPearls Publishing|pmid=30335299}}</ref>
* Ketidakmampuan ginjal mengubah 25(OH)D menjadi bentuk aktif yang paling sering disebabkan oleh faktor usia.<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|title=Office of Dietary Supplements - Vitamin D|url=https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminD-HealthProfessional/|website=ods.od.nih.gov|language=|access-date=9 Januari 2022}}</ref>
 
Baris 182:
 
* Orang-orang dengan warna kulit gelap memiliki kadar [[melanin]] dalam jumlah besar yang akan menurunkan kemampuan kulit untuk menghasilkan vitamin D dari sinar matahari.<ref>{{Cite web|date=23 Oktober 2017|title=Vitamin D|url=https://www.nhs.uk/conditions/vitamins-and-minerals/vitamin-d/|website=nhs.uk|language=|access-date=10 Januari 2022}}</ref>
* Orang-orang yang mengalami masalah dalam penyerapan lemak akan kesulitan untuk menyerap vitamin D karena vitamin ini larut dalam lemak. Penyakit yang dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan lemak antara lain penyakit liver, dan [[penyakit Crohn]], [[kolitis ulseratif]], fibrosis sistik, penyakit seliak, dan sindrom usus pendek.<ref name=":5" /><ref name=":2">{{Cite web|last=|first=|last2=|date=18 September 2012|title=Vitamin D|url=https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/vitamin-d/|website=www.hsph.harvard.edu|language=|access-date=10 Januari 2022}}</ref>
* Orang-orang yang menderita obesitas. Kondisi ini tidak berhubungan dengan kemampuan kulit untuk sintesis vitamin D melainkan karena jumlah jaringan lemak subkutan yang membutuhkan lebih banyak vitamin.<ref name=":2" />
* Orang-orang yang menjalani operasi ''bypass'' lambung karena bagian atas usus kecil yang merupakan tempat vitamin D siabsorbsi,diabsorbsi adalah tempat ''bypass'' dilakukan.<ref>{{Cite web|title=Vitamin D|url=https://medlineplus.gov/vitamind.html|website=medlineplus.gov|access-date=10 Januari 2022}}</ref>
* Orang-orang yang mengalami intoleransi, [[Alergi makanan|alergi]], atau [[Veganisme|vegan]] yang tidak mengkonsumsi telur, susu, dan ikan.<ref name=":3" />
* Bayi yang masih [[Air susu ibu|ASI]] eksklusif karena ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Oleh sebab itu bayi setidaknya harus dijemur 10-20 menit per hari.<ref name=":4" />
 
=== Kriteria ===
Baris 213:
!Aman
|
|>Di atas 60 ng/ml, di bawah 100 ng/ml
|}
 
=== Pengobatan ===
Pilihan terbaik untuk mengatasi defisiensi vitamin D adalah suplemen vitamin D3. Penderita juga dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen ini bersama dengan makanan yang mengandung [[lemak]]. Makanan yang mengandung lemak meningkatkan absorpsi vitamin D hingga 32%.<ref>{{Cite journal|last=McLarnon|first=Andy|date=30 Agustus 2011|title=Dietary fat might influence serum vitamin D level|url=https://www.nature.com/articles/nrendo.2011.150|journal=Nature Reviews Endocrinology|language=en|volume=7|issue=10|pages=562–562|doi=10.1038/nrendo.2011.150|issn=1759-5037}}</ref><ref name=":6">{{Cite web|last=Harbolic|first=Betty Kovacs|date=18 Februari 2021|editor-last=Stöppler|editor-first=Melissa Conrad|title=Vitamin D Deficiency: 9 Symptoms & Signs, Treatment, Causes & Charts|url=https://www.medicinenet.com/vitamin_d_deficiency/article.htm|website=MedicineNet|language=|access-date=11 Januari 2022}}</ref>
 
* Orang dewasa dengan kadar 25-hidroksivitamin D yang kurang dari 12 ng/ml diberikan 50.000 IU vitamin D2 atau D3 oral satu atau dua kali seminggu selama enam hingga delapan minggu dilanjutkan dengan 800 hingga 1000 IU vitamin D3 per hari setelahnya.<ref name=":7">{{Cite web|last=Hughes|first=Bess Dawson|date=Desember 2021|editor-last=Rosen|editor-first=Clifford J|title=Patient education: Vitamin D deficiency (Beyond the Basics)|url=https://www.uptodate.com/contents/vitamin-d-deficiency-beyond-the-basics/print|website=www.uptodate.com|access-date=11 Januari 2022}}</ref>
* Orang dewasa dengan kadar 25-hidroksivitamin D antara 12-20 ng/ml diberikan 800-1000 IU vitamin D3 per oral per hari. Jika sudah dicapai kadar normal, direkomendasikan untuk melanjutkan konsumsi vitamin D 800 IU per hari.<ref name=":7">{{Cite web|last=Hughes|first=Bess Dawson|date=Desember 2021|editor-last=Rosen|editor-first=Clifford J|title=Patient education: Vitamin D deficiency (Beyond the Basics)|url=https://www.uptodate.com/contents/vitamin-d-deficiency-beyond-the-basics/print|website=www.uptodate.com|access-date=11 Januari 2022}}</ref>
* Orang dewasa dengan kadar 25-hidroksivitamin D antara 20-30 ng/ml diberikan 600-800 IU vitamin D3 per oral per hari hingga mencapai target.<ref name=":7">{{Cite web|last=Hughes|first=Bess Dawson|date=Desember 2021|editor-last=Rosen|editor-first=Clifford J|title=Patient education: Vitamin D deficiency (Beyond the Basics)|url=https://www.uptodate.com/contents/vitamin-d-deficiency-beyond-the-basics/print|website=www.uptodate.com|access-date=11 Januari 2022}}</ref>
* Bayi dan anak (usia 1-18 tahun) penatalaksanaannya adalah sebagai berikut:<ref>{{Cite web|date=September 2020|title=Clinical Practice Guidelines : Vitamin D deficiency|url=https://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/Vitamin_D_deficiency/|website=www.rch.org.au|access-date=11 Januari 2022}}</ref>
 
{| class="wikitable"
|'''Usia'''
|'''Kadar 25-hidroksivitamin D'''
|'''Pengobatan dosis oral vitamin D3 (1 mikrogram = 40 IU)'''
|'''Dosis pemeliharaan/pencegahan pada anak dengan faktor risiko'''
|-
| rowspan="2" |Bayi prematur
|12-20 ng/ml
|200 IU/kg BB/hari, maksimal 400 IU/hari
| rowspan="2" |200 IU/kg BB/hari
 
maksimal 400 IU/hari
|-
|< 12 ng/ml
|800 IU/hari, evaluasi setelah 1 bulan
|-
| rowspan="2" |Bayi lahir cukup bulan usia < 3 bulan
|12-20 ng/ml
|400 IU/hari selama 3 bulan
| rowspan="2" |400 IU per hari
|-
|< 12 ng/ml
|1.000 IU/hari selama 3 bulan
|-
| rowspan="2" |3-12 bulan
|12-20 ng/ml
|400 IU/hari selama 3 bulan
| rowspan="2" |400 IU per hari
|-
|< 12 ng/ml
|1,000 IU/hari selama 3 bulan '''atau'''
 
50.000 IU dosis tunggal, dievaluasi setelah 1 bulan (pertimbangkan dosis ulangan)
|-
| rowspan="2" |1- 18 tahun
|12-20 ng/ml
|1.000-2.000 IU/hari selama 3 bulan '''atau''' 150.000 IU dosis tunggal
| rowspan="2" |400-600 IU per hari '''atau'''
 
3.000-4.000 IU sekali seminggu units '''atau'''
 
150.000 IU dosis tunggal
|-
|< 12 ng/ml
|1.000-2000 IU per hari selama 6 bulan '''atau''' 3.000-4.000 IU per hari selama 3 bulan '''atau''' 150.000 IU dosis tunggal
|}
 
== Vitamin D dan kesehatan ==
 
=== Depresi ===
Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara depresi dan defisiensi vitamin D. Partonen, Vakkuri, Lambert-Allardt, dan Lonnqvist pada tahun 1996 meneliti 16 penderita SAD<ref>{{Cite web|date=14 Desember 2021|title=Seasonal affective disorder (SAD) - Symptoms and causes|url=https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/seasonal-affective-disorder/symptoms-causes/syc-20364651|website=Mayo Clinic|language=|access-date=10 Januari 2022}}</ref> (''seasonal affective disorder'') atau gangguan depresi yang berhubungan dengan perubahan musim dan 13 orang sebagai kontrol. [[Fototerapi]] selama 15 menit hingga 1 jam setiap hari selama 2 minggu di musim dingin terbukti secara signifikan menurunkan gejala [[Depresi (psikologi)|depresi]] pada kelompok dengan SAD. Hasil yang sama juga diperoleh Gloth, Alam, dan Hollis pada tahun 1999 dengan melibatkan 15 penderita SAD. Pemberian 100.000 IU vitamin D atau fototerapi terbukti menurunkan depresi pada penderita.<ref>{{Cite journal|last=Penckofer|first=Sue|last2=Kouba|first2=Joanne|last3=Byrn|first3=Mary|last4=Ferrans|first4=Carol Estwing|date=Juni 2010|title=Vitamin D and Depression: Where is all the Sunshine?|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2908269/|journal=Issues in mental health nursing|volume=31|issue=6|pages=385–393|doi=10.3109/01612840903437657|issn=0161-2840|pmc=2908269|pmid=20450340}}</ref>
 
National Institute of Health (NIH) atau Lembaga Kesehatan Nasional [[Amerika Serikat]] melaporkan bahwa terdapat 14 penelitian yang melibatkan 31.424 responden dengantentang kadar vitamin D yang rendah yang berhubungan dengan depresi. Meskipun demikian kesimpulan yang diambil adalah defisiensi vitamin D hanya berhubungan dengan depresi dan tidak menjadi penyebabnya.<ref>{{Cite web|last=Nittle|first=Nadra|date=29 Desember 2020|title=Vitamin D Deficiency and Depression: What's the Connection?|url=https://www.verywellmind.com/the-link-between-vitamin-d-and-depression-5089428|website=Verywell Mind|language=|access-date=10 Januari 2022}}</ref>
 
Dokter Sonal Pathak, seorang ahli [[endokrin]] yang mempresentasikan hasil penelitiannya pada Pertemuan Tahunan ke-94 ahli endokrin di Houston, menyatakan bahwa dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang hubungan vitamin D dengan depresi. Meskipun hasil penelitiannya menunjukkan perbaikan status depresi salah satu dari tiga respondennya dari depresi berat menjadi depresi ringan dengan pemberian vitamin D, Pathak menyatakan bahwa mekanisme yang mendasari hal tersebut belum sepenuhnya dipahami.<ref>{{Cite web|last=Mann|first=Denise|date=27 Juni 2012|title=Vitamin D Deficiency Linked to Depression|url=https://www.webmd.com/depression/news/20120627/vitamin-d-deficiency-linked-to-depression|website=WebMD|language=|access-date=10 Januari 2022}}</ref>
 
Pada tahun 2013, Milaneschi dan kawan-kawan dari Departemen Psikiatri di [[Belanda]] mengadakan penelitian dengan 2981 pasien yang merupakan bagian dari Netherlands Study of Depression and Anxiety (NESDA). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar vitamin D serum penderita dengan depresi, penderita depresi dengan remisi, dan kontrol normal. Hasil yang didapatkan adalah persentase kadar vitamin D serum penderita depresi dan depresi dengan remisi lebih besarkecil bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Mereka menggarisbawahi bahwa depresi merupakan penyakit yang bersifat heterogen dan defisiensi vitamin D kemungkinan hanya relevan dengan kelompok penderita yang spesifik. Namun, mereka mendukung pemberian suplemen vitamin D, perubahan pola makan, dan lebih banyak paparan sinar matahari sebagai salah satu bentuk pengobatan yang lebih efisien dari segi pembiayaan untuk mencegah depresi.<ref>{{Cite journal|last=Milaneschi|first=Y.|last2=Hoogendijk|first2=W.|last3=Lips|first3=P.|last4=Heijboer|first4=A. C.|last5=Schoevers|first5=R.|last6=van Hemert|first6=A. M.|last7=Beekman|first7=A. T. F.|last8=Smit|first8=J. H.|last9=Penninx|first9=B. W. J. H.|date=April 2014|title=The association between low vitamin D and depressive disorders|url=https://www.nature.com/articles/mp201336|journal=Molecular Psychiatry|language=en|volume=19|issue=4|pages=444–451|doi=10.1038/mp.2013.36|issn=1476-5578}}</ref>
 
Penelitian di tahun 2013 yang dilakukan oleh Rebecca Anglin dan kawan-kawan dari Departemen Psikiatri Universitas McMaster [[Kanada]], dengan menggunakan 31,424 responden menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang rendah berhubungan dengan kondisi depresi.<ref>{{Cite journal|last=Anglin|first=Rebecca E. S.|last2=Samaan|first2=Zainab|last3=Walter|first3=Stephen D.|last4=McDonald|first4=Sarah D.|date=Februari 2013|title=Vitamin D deficiency and depression in adults: systematic review and meta-analysis|url=https://www.cambridge.org/core/journals/the-british-journal-of-psychiatry/article/vitamin-d-deficiency-and-depression-in-adults-systematic-review-and-metaanalysis/F4E7DFBE5A7B99C9E6430AF472286860|journal=The British Journal of Psychiatry|language=en|volume=202|issue=2|pages=100–107|doi=10.1192/bjp.bp.111.106666|issn=0007-1250}}</ref>
 
Hasil berbeda didapatkan oleh penelitian yang dilakukan Olivia Okereke, Charles Reynold, dan kawan-kawan pada tahun 2020. Dengan menggunakan 18.535 responden berusia di atas 50 tahun, pemberian suplemen vitamin D3 dan [[plasebo]] tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik terhadap insiden atau rekurensi [[Depresi (psikologi)|depresi]] atau gejala yang secara klinis berhubungan dengan depresi selama 5 tahun periode penelitian.<ref>{{Cite journal|last=Okereke|first=Olivia I.|last2=Reynolds|first2=Charles F., III|last3=Mischoulon|first3=David|last4=Chang|first4=Grace|last5=Vyas|first5=Chirag M.|last6=Cook|first6=Nancy R.|last7=Weinberg|first7=Alison|last8=Bubes|first8=Vadim|last9=Copeland|first9=Trisha|date=4 Agustus 2020|title=Effect of Long-term Vitamin D3 Supplementation vs Placebo on Risk of Depression or Clinically Relevant Depressive Symptoms and on Change in Mood Scores: A Randomized Clinical Trial|url=https://doi.org/10.1001/jama.2020.10224|journal=JAMA|volume=324|issue=5|pages=471–480|doi=10.1001/jama.2020.10224|issn=0098-7484}}</ref>
 
Talitha Salsabila dan kawan-kawan dari [[Universitas Diponegoro]] [[Kota Semarang|Semarang]], mengumpulkan jurnal-jurnal dari [[PubMed]] dan [[ScienceDirect|Science Direct]] yang membahas tentang vitamin D dalam hubungannya dengan depresi yang terpublikasi antara tahun 2015-2020. Dari 15 jurnal yang memenuhi kriteria, terdapat 11 jurnal yang mengidentifikasi hubungan antara rendahnya kadar vitamin D dengan kejadian depresi.<ref>{{Cite journal|last=Salsabila|first=Talitha|last2=Samsuria|first2=Indranila Kustarini|last3=Retnoningrum|first3=Dwi|last4=Saraswati|first4=Indah|date=3 September 2021|title=Vitamin D Deficiency Linked To Depression (Systematic Review: Meta Synthesis)|url=https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/30058|journal=DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO)|language=en|volume=10|issue=5|pages=378–384|issn=2540-8844}}</ref>
 
== Pranala luar ==