Citak Mitak, Mappi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot Menambah: jv:Citak Mitak, Mappi
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 47:
Masyarakat yang bermukim di wilayah Citak-Mitak merupakan kumpulan beberapa suku-suku dari seluruh suku bangsa di Papua. Dari sekian banyak suku/ etnis dan ras yang tinggal dan menetap di wilayah Citak-Mitak yang merupakan suku-suku asli Citak-Mitak adalah : suku Asmat Darat, suku Citak, suku Kombay, Suku Koroway , suku korfa dan suku korfey. Masyarakat di wilayah Citak-Mitak merupakan ras melanesia dengan ciri-ciri seperti masyarakat Papua pada umumnya, berambut keriting, kulit warna gelap dan postrua tubuuh yang tinggi dan tegap.
Masyarakat Citak-Mitak sendiri di bagi menjadi dua bagian yakni daerah citak, penduduknya menetap di sepanjang sungai Daeram Kabur dan Daeram jernih hingga sungai digul. Suku yang menetap di daerah citak adalah suku Asmat darat, Citak , koroway, korfey, korfa dan kombay sedangkan daerah Mitak penduduknya bermukim sepanjang sungai woldeman dengan penyebaran suku awuyu dan yakai.
Dari beberapa suku-suku yang merupakan penduduk asli wilayah Citak-Mitak terdapat kesamaan dan perbedaan dari segi budaya dan adat istiadat, ini dikarenakan suku-suku berasal dari satu garis keturunan sejak jamanzaman dahulu. Seperti suku citak, Asmat Darat dan Awuyu. Ketiga suku ini merupakan satu keluarga, namun pengaruh perang dan wilayah mengakibatkan mereka berpisah dan membentuk suku-suku baru di wilayah mereka masing-masing. Demikian pula dengan suku-suku kombay koroway korfey dan korfa.
Nama citak merupakan pemberian nama orang Belanda. Pandangan beberapa kalangan sepertI tokoh-tokoh adat dan para tua-tua adat, mengatakan bahwa pemberian nama citak kepada wilayah daeram kabur dan jernih merupakan satu pelecehan dan pelanggaran terhadap aturan hukum adat. Alasannya nama citak yang diberikan oleh orang belanda merupakan sebuah nama penghinaan. Orang belanda mengatakan citak karena masyarakat di wilayah tersebut pada waktu itu suka memakan daging manusia, manusia berekor, manusia komodo, manusia cicak.
Setelah mengetahui arti dari nama Citak maka masyarakat citak tidak menyukai dan mengatakan bahwa sebelum orang belanda memberikan nama citak kepada masyarakat wilayah tersebut, mereka telah mempunyai nama sesuai pemberian dari nenek moyang adalah KAU. KAU merupakan penyebutan nama terhadap suku-suku yang tersebar di wilayah Citak, sedang nama asli suku Asmat darat adalah Sirap yang artinya manusia.
Baris 58:
 
3. Pola kehidupan
Pada jamanzaman seperti sekarang yang di kenal dengan jamanzaman modern yang serba canggih karena diisi dengan era teknologi ternyata tidak dapat di rasakan oleh masyarakat yang berada di wilayah Citak-Mitak. kehidupan mereka sampai saat ini masih dikategorikan sebagai manusia primitif alias manusia yang masih hidup di jamanzaman Batu. Hal ini dapat di katakan karena pola hidup mereka tidak pernah berubah, mereka masih memegang atau menganut sistem yang di wariskan turun temurun.
Daerah korfa, kombay, koroway dan korfey merupakan daerah di wilayah Citak-Mitak yang masih sangat terisolir. Meraka adalah masyarakat yan selalu di jadikan objek pariwisata oleh pemerintah karena mereka memiliki bentuk tubuh yang unik, yakni manusia berekor dan memiliki rumah tinggal yang sangat tinggi diatas pohon.
Kebiasaan hidup yang tidak berubah ini ternyata mendatangkan pengaruh yang tidak baik, selain merekan di ekspost untuk kepentingan tertentu kehidupan mereka tidak pernah di rubah oleh pemerintah. Mereka masih menggantungkan hidupnya pada alam, dan berpindah-pindah.