Sukarni: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri.h (bicara | kontrib)
Andri.h (bicara | kontrib)
std
Baris 1:
[[Berkas:Sukarni.jpg|150px|thumbnail|right|Sukarni]]
'''Sukarni''' ({{lahirmati|[[Blitar]], [[14Jawa JuliTimur]] [[|14|7|1916]] ~ |[[Jakarta]]|7|5|1971}}), [[7yang Mei]]nama lengkapnya adalah '''Sukarni Kartodiwirjo''', [[1971]]))adalah tokoh pejuang kemerdekaan [[Indonesia]].
 
'''Sukarni''' ([[Blitar]], [[14 Juli]] [[1916]] ~ [[Jakarta]], [[7 Mei]] [[1971]]))adalah tokoh pejuang kemerdekaan [[Indonesia]].
 
== Kelahiran dan Masa Kecil ==
Nama lengkapnya adalah Sukarni Kartodiwirjo. Sukarni lahir hari [[Kamis]] Wage, [[14 Juli]] [[1916]] di desa [[Sumberdiran, Garum, Blitar|Sumberdiran]], [[Kecamatan]] [[Garum, Blitar|Garum]], [[Kabupaten]] [[Kabupaten Blitar|Blitar]], [[Jawa Timur]].
 
Namanya jika dijabarkan berarti ''Su'' artinya '''lebih''', sedangkan ''Karni'' artinya '''banyak memperhatikan'''. Sukarnidengan tujuan diharapkanoleh orangtuanya supayaagar Sukarni lebih memperhatikan nasib bangsanya yang kala itu masih dijajah [[Belanda]]. Sukarni merupakan anak keempat dari sembilan bersaudara.
Nama lengkapnya adalah Sukarni Kartodiwirjo. Sukarni lahir hari [[Kamis]] Wage, [[14 Juli]] [[1916]] di desa [[Sumberdiran, Garum, Blitar|Sumberdiran]], [[Kecamatan]] [[Garum, Blitar|Garum]], [[Kabupaten]] [[Kabupaten Blitar|Blitar]], [[Jawa Timur]].
''Su'' artinya '''lebih''', ''Karni'' artinya '''banyak memperhatikan'''. Sukarni diharapkan orangtuanya supaya lebih memperhatikan nasib bangsanya yang kala itu masih dijajah [[Belanda]].
Sukarni merupakan anak keempat dari sembilan bersaudara.
 
=== Urutan saudara ===
 
#[[Hono]]
#[[Sukarmilah]]
#[[Sukardi]]
#'''Sukarni'''
#[[Suparti]] (Ny. Suparto)
#[[Endang Sarti]] (Ny. Muslimin)
Baris 21 ⟶ 17:
#[[Nama]] tidak diketahui (meninggal ketika masih kecil)
 
Ayahnya adalah [[Kartodiwirjo]], keturunan dari [[Eyang Onggo]], juru masak [[Pangeran Diponegoro]]. Ibunya bernama [[Supiah]], gadis asal [[Kediri]]. Keluarga Sukarni cukupbida dikatakan berkecukupan kayajika dibanding penduduk yang lain. MerekaAyahnya membuka toko [[daging]] di pasar Garum dan usahanya sangat laris.
 
Sukarni masuk [[sekolah]] di [[Mardisiswo]] di [[Blitar]] (semacam [[Taman Siswa]]-nya yang dibuat oleh [[Ki Hajar Dewantara]]). Di sekolah ini Sukarni diajaribelajar mengenai [[nasionalisme]] olehmelalui [[Moh. Anwar]] yang berasal dari [[Banyumas]], pendiri Mardidiswo sekaligus tokoh pergerakan Indonesia.
 
Sebagai anak muda, Sukarni terkenal sebagaikenakalannya tukangkarena sering berbuat onar. Dia sering berkelahi dan hobinyahobi menantang orang Belanda. Dia pernah mengumpulkan 30-50 orang teman-temannya dan mengirim surat tantangan ke anak muda Belanda untuk berkelahi. Lokasinya di kebun raya Blitar, dekat sebuah kolam. Anak-anak Belanda menerima tantangan itu dan terjadilah tawuran. Kelompok Sukarni memenangkan perkelahian itu dan anak Belanda yang kalah dicemplungkan ke kolam.
 
== Menjadi Aktivis Pergerakan ==
Perkenalan Sukarni dengan dunia [[pergerakan nasional]] yang memperjuangkan [[kemerdekaan]] Indonesia dimulai ketika usia masih remaja, 14 tahun, saat dia masuk menjadi anggota perhimpunan [[Indonesia Muda]] tahun [[1930]]. Semenjak itu dia berkembang menjadi pemuda [[militan]] dan [[revolusioner]]. MalahSelain diaitu ia juga sempat mendirikan organisasi [[Persatuan Pemuda Kita]].
 
WaktuKetika di [[MULO]], Sukarni dikeluarkan dari sekolah karena carimencari gara-garamasalah dengan pemerintah kolonial Belanda. Bukannya padamsurut, semangat belajarnya malah makinsemakin membara. Dia sekolahbersekolah ke [[Yogyakarta]], dan kemudian ke [[Jakarta]] dipada sekolah kejuruan guru. Malah atasAtas bantuan Ibu [[Wardoyo]] (kakak [[Bung Karno]]), Sukarni disekolahkan di [[Bandung]] jurusan [[jurnalistik]].
Perkenalan Sukarni dengan dunia [[pergerakan nasional]] yang memperjuangkan [[kemerdekaan]] Indonesia dimulai ketika usia masih remaja, 14 tahun, saat dia masuk menjadi anggota perhimpunan [[Indonesia Muda]] tahun [[1930]]. Semenjak itu dia berkembang menjadi pemuda [[militan]] dan [[revolusioner]]. Malah dia sempat mendirikan organisasi [[Persatuan Pemuda Kita]].
 
Pada masa-masa di Bandung inilah, konon Sukarni pernah mengikuti kursus pengkaderan [[politik]] pimpinan [[Soekarno]]. Disinilah dia bertemu dan mengikat sahabat dengan [[Wikana]], [[Asmara Hadi]], dan [[Trimurti]].
Waktu di [[MULO]], Sukarni dikeluarkan dari sekolah karena cari gara-gara dengan Belanda. Bukannya padam, semangat belajarnya malah makin membara. Dia sekolah ke [[Yogyakarta]], kemudian ke [[Jakarta]] di sekolah guru. Malah atas bantuan Ibu [[Wardoyo]] (kakak Bung Karno) Sukarni disekolahkan di [[Bandung]] jurusan [[jurnalistik]].
 
Pada masa-masa di Bandung inilah, konon Sukarni pernah mengikuti kursus pengkaderan [[politik]] pimpinan [[Soekarno]]. Disinilah dia bertemu dan mengikat sahabat dengan [[Wikana]], [[Asmara Hadi]], dan [[Trimurti]].
 
Tahun [[1934]] Sukarni berhasil menjadi [[Ketua]] Pengurus Besar [[Indonesia Muda]], sementara itu Belanda mulai mencurigainya sebagai anak muda militan. Tahun [[1936]] pemerintah kolonial melakukan penggerebekan terhadap para pengurus Indonesia Muda, tapi Sukarni sendiri berhasil kabur dan hidup dalam pelarian selama beberapa tahun.
 
== Masa Pendudukan Jepang ==
Tidak lama sebelum [[Jepang]] masuk, Sukarni tertangkap di [[Balikpapan]] dan kemudian dibawa ke [[Samarinda]]. Namun, setelah Jepang masuk, Sukarni berserta beberapa tokoh pergerakan lain seperti [[Adam Malik]] dan Wikana malah dibebaskan oleh Jepang. Awal-awal pendudukan Jepang, Sukarni sempat bekerja di kantor berita [[Antara]] yang didirikan oleh Adam Malik (yang kemudian berubah jadi [[Domei]]). Di masa Jepang ini, Sukarni juga bertemu dengan [[Tan Malaka]]. Tan Malaka-lah yang menjadi otak pembentukan partai [[Murba]] dan dia juga lahjugalah yang menyarankan kepada anggota Murba lainnya agar Sukarni yang menjadi Ketua Umum.
 
Tahun [[1943]], bersama [[Chairul Saleh]], dia memimpin [[Asrama Pemuda]] di [[Menteng 31]]. Di situtempat itu Sukarni makin giat menggembleng para pemuda untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Seperti diketahui, pada kurun selanjutnya, Menteng 31 dikenal sebagai salah satu pusat penting yang melahirkan tokoh [[angkatanAngkatan 45]].
Tidak lama sebelum [[Jepang]] masuk, Sukarni tertangkap di [[Balikpapan]] dan kemudian dibawa ke [[Samarinda]]. Namun, setelah Jepang masuk, Sukarni berserta beberapa tokoh pergerakan lain seperti [[Adam Malik]] dan Wikana malah dibebaskan oleh Jepang. Awal-awal pendudukan Jepang, Sukarni sempat bekerja di kantor berita [[Antara]] yang didirikan oleh Adam Malik (yang kemudian berubah jadi [[Domei]]). Di masa Jepang ini, Sukarni juga bertemu dengan [[Tan Malaka]]. Tan Malaka-lah otak pembentukan partai [[Murba]] dan dia juga lah yang menyarankan kepada anggota Murba lainnya agar Sukarni yang menjadi Ketua Umum.
 
Tahun [[1943]], bersama [[Chairul Saleh]], dia memimpin [[Asrama Pemuda]] di [[Menteng 31]]. Di situ Sukarni makin giat menggembleng para pemuda untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Seperti diketahui, pada kurun selanjutnya, Menteng 31 dikenal sebagai salah satu pusat penting yang melahirkan tokoh [[angkatan 45]].
 
== Peristiwa Rengasdengklok ==
Mendengar berita kekalahan Jepang, kelompok pemuda dengan kelompok bawah tanah dibawah pimpinan [[Sutan Syahrir]], bersepakat bahwa inilah saat yang tepat untuk memproklamirkan kemerdekaan. Sukarni, Wikana dan kelompok pemuda lainnya mendesak Soekarno dan [[Hatta]], tapi mereka berdua menolak. TerjadiAkhirnya terjadilah perdebatan sengit. Akhirnyayang berakhir dengan penculikan kedua tokoh tersebut, dengan tujuan menjauhkan Soekarno-Hatta dari "pengaruh" Jepang,. keduaKedua pemimpin itu "diculikdiasingkan" ke [[Rengasdengklok]] oleh kelompok pemuda denganyang pimpinandipimpin Sukarniolehnya.
 
Mendengar berita kekalahan Jepang, kelompok pemuda dengan kelompok bawah tanah pimpinan [[Sutan Syahrir]], bersepakat bahwa inilah saat yang tepat untuk memproklamirkan kemerdekaan. Sukarni, Wikana dan kelompok pemuda lainnya mendesak Soekarno dan [[Hatta]], tapi mereka berdua menolak. Terjadi perdebatan sengit. Akhirnya, dengan tujuan menjauhkan Soekarno-Hatta dari "pengaruh" Jepang, kedua pemimpin itu "diculik" ke [[Rengasdengklok]] oleh kelompok pemuda dengan pimpinan Sukarni.
 
== Seputar Proklamasi ==
UntunglahAkhirnya semua pihak kemudian bersepakat bahwa [[proklamasi]] [[kemerdekaan]] akan segera dilakukan pada [[17 Agustus]] [[1945]] dan itulah yang terjadi. Selanjutnya, Sukarni bekerja mengemban amanat kemerdekaan, serta bahu- membahu bersama kelompok pemuda lainnya dalam meneruskan berita tentang kemerdekaan ini. Sukarni membentuk [[Comite Van Aksi]] (semacam panitia gerak cepat) pada [[18 Agustus]] 1945 yang tugasnya menyebarkan kabar kemerdekaan ke seluruh Indonesia. Khusus untuk para pemudanya dibentuk API ([[Angkatan Pemuda Indonesia]]) dan untuk buruh dibentuk BBI ([[Barisan Buruh Indonesia]]) yang kemudian melahirkan laskar buruh dan laskar buruh wanita.
 
Di zaman RI Yogyaberkedudukan di [[Yogyakarta]], Sukarni menjabat sebagai [[sekretarisSekretaris Jenderal]] [[Persatuan Perjuangan]] (PP) di bawah ketua Tan Malaka. PP beroposisi dengan pemerintah dan menolak perundingan pemerintah terhadap Belanda. Aksi PP ini membuat Sukarni dijebloskan ke penjara pada tahun 1946. Selanjutnya Sukarni juga mengalami penahanan di [[Solo]], [[Madiun]], dan [[Ponorogo]] (daerah komunis [[Muso]]) di masa pemerintahan [[Amir Syarifudin]] ([[1947]]/[[1948]])
Untunglah semua pihak kemudian bersepakat bahwa [[proklamasi]] [[kemerdekaan]] dilakukan pada [[17 Agustus]] [[1945]] dan itulah yang terjadi. Selanjutnya, Sukarni bekerja mengemban amanat kemerdekaan, bahu-membahu bersama kelompok pemuda lainnya. Sukarni membentuk [[Comite Van Aksi]] (semacam panitia gerak cepat) pada [[18 Agustus]] 1945 yang tugasnya menyebarkan kabar kemerdekaan ke seluruh Indonesia. Khusus untuk para pemudanya dibentuk API ([[Angkatan Pemuda Indonesia]]) dan untuk buruh dibentuk BBI ([[Barisan Buruh Indonesia]]) yang kemudian melahirkan laskar buruh dan laskar buruh wanita.
 
Di zaman RI Yogya, Sukarni menjabat [[sekretaris Jenderal]] [[Persatuan Perjuangan]] (PP) di bawah ketua Tan Malaka. PP beroposisi dengan pemerintah dan menolak perundingan pemerintah terhadap Belanda. Aksi PP ini membuat Sukarni dijebloskan ke penjara tahun 1946. Selanjutnya Sukarni juga mengalami penahanan di [[Solo]], [[Madiun]], [[Ponorogo]] (daerah komunis [[Muso]]) di masa pemerintahan [[Amir Syarifudin]] ([[1947]]/[[1948]])
 
== Menjadi Ketua Partai Murba ==
Semenjak partai [[Murba]] terbentuk pada bulan [[November]] [[1948]], sampai wafatnya, Sukarni menjabat sebagai ketua umumnyaumum. Dia juga duduk sebagai anggota Badan pekerja [[KNI]] Pusat. Dalam pemilihan Umum yang pertama ([[1955]]) Sukarni terpilih sebagai anggota [[Konstituante]].
 
Sejak tahun [[1961]] Sukarni ditunjuk sebagai [[Duta Besar]] Indonesia di [[Peking]], ibukota RRT ([[Republik Rakyat Cina]]) dan kembali ke [[tanah air]] pada bulan [[Maret]] [[1964]]. Konon dalam pertemuan di [[Istana Bogor]] [[Desember]] [[1964]], Sukarni sempat memperingatkan Bung Karno atas sepak terjang [[PKI]]. Tapi berlawanan dengan harapan, partai Murba malah dibekukan tahun [[1965]] dan Sukarni beserta pemimpin Murba lainnya di penjara.
Semenjak partai [[Murba]] terbentuk [[November]] [[1948]], sampai wafatnya Sukarni menjabat sebagai ketua umumnya. Dia juga duduk sebagai anggota Badan pekerja [[KNI]] Pusat. Dalam pemilihan Umum yang pertama ([[1955]]) Sukarni terpilih sebagai anggota [[Konstituante]].
 
Di masa [[Orde Baru]], Sukarni dibebaskan dan larangan Murba dicabut (direhabilitasikan [[17 Oktober]] [[1966]]). Kemudian Sukarni ditunjuk sebagai anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]] (DPA, [[1967]]) yang merupakan jabatan resmi terakhir. Tokoh yang mendapat [[Bintang Mahaputra]] [[Bintang Mahaputra Pratama|kelas empat]] ini wafat pada tanggal [[7 Mei]] [[1971]] dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]] dengan upacara kenegaraan.
Sejak tahun [[1961]] Sukarni ditunjuk sebagai [[Duta Besar]] Indonesia di [[Peking]], ibukota RRT ([[Republik Rakyat Cina]]) dan kembali ke [[tanah air]] [[Maret]] [[1964]]. Konon dalam pertemuan di [[Istana Bogor]] [[Desember]] [[1964]], Sukarni sempat memperingatkan Bung Karno atas sepak terjang [[PKI]]. Tapi berlawanan dengan harapan, partai Murba malah dibekukan tahun [[1965]] dan Sukarni beserta pemimpin Murba lainnya di penjara.
 
Di masa [[Orde Baru]], Sukarni dibebaskan dan larangan Murba dicabut (direhabilitasikan [[17 Oktober]] [[1966]]). Kemudian Sukarni ditunjuk sebagai anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]] (DPA, [[1967]]) yang merupakan jabatan resmi terakhir. Tokoh yang mendapat [[Bintang Mahaputra]] [[Bintang Mahaputra Pratama|kelas empat]] ini wafat [[7 Mei]] [[1971]] dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]] dengan upacara kenegaraan.
 
== Sumber ==
 
* {{id}}Mustoffa, Sumono. "''Sukarni Dalam Kenangan Teman-Temannya''"
 
{{DEFAULTSORT:Kartodiwirjo, Sukarni}}
 
[[Kategori:Kelahiran 1916]]
[[Kategori:Kematian 1971]]
[[Kategori:Duta Besar Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]