Andi Mustari Pide: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3:
Andi Mustari adalah putra dari Andi Hafied Mattoreang dan Andi Sitti Runiah.<ref name=silsilah/> Gelar Andi yang ada pada mereka menandakan bangsawan [[suku Bugis]]. Ia menamatkan pendidikan [[sarjana]] di Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan [[Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta]] pada 1976.<ref name=ttl/> Ia meraih gelar [[doktor]] dari [[Universitas Padjadjaran]] pada 1997.<ref>https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_dosen/MDlDMzEwOEQtNTcxRC00MkIyLThEQjgtQzlBQUVCNkE1Mjk3/97068900-D918-4FD6-A1B7-1DAE6287F908</ref>
 
Andi Mustari mendapatkan gelar Mangaraja Toungku Mulasontang Manopuk Siregar dari Raja Panasunan Bulung yang menjadi raja seluruh [[Siregar]] di [[Sipirok]], [[Sumatra Utara]]. Istrinya, Erawati Toelis juga mendapatkan marga [[Hutasuhut]] dan bergelar Nomura Parlaungan Hutasuhut. Walaupun sebagai [[semenda]] belum pernah bergabung menjadi ninik mamak Suku Sikumbang Kurai, pada 1993 ia mendapat gelar [[Datuk|Datuak]] Rajo Nan Sati dari kaum istrinya di [[Bukittinggi]]. Artinya ia satu suku dengan istrinya yang melanggar aturan [[matrilineal]] dalam adat [[suku Minangkabau]]. Pelanggaran aturan adat ini juga dilakukan mertuanya, Toelis Soetan Sati, yang mendapat hukuman [[dibuang sepanjang adat]] karena kawin sesuku. [[Ed Zoelverdi]] dari ''[[Tempo (majalah)|Tempo]]'' menuliskan bahwa ia mengeluarkan biaya masing-masing Rp150 juta untuk penyelenggaraan pesta adat kedua gelar tersebut.<ref> https://books.google.co.id/books?id=A9rMDwAAQBAJ&pg=PA43</ref>
 
== Rujukan ==