Sekolah Dasar Muhammadiyah Kauman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.1
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
Penerapan [[Politik Etis]] memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan bidang pendidikan menentukan arah perkembangan sosial politik masa itu. Dampak nyata berkembangnya pendidikan bisa dilihat secara horizontal dalam bentuk peningkatan jumlah sekolah-sekolah Belanda secara cepat dan ditemukan dalam usaha-usaha perbaikan sistem pendidikan yang teratur.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/1078955728|title=Genealogi dan modernisasi sistem pendidikan Muhammadiyah, 1911-1942|last=Setiawan, Farid,|isbn=978-602-72517-6-2|edition=Cetakan pertama|location=Sleman, Yogyakarta|oclc=1078955728}}</ref> Pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah kolonial semata-mata diarahkan untuk kepentingan elit masyarakat kolonial, disamping seakan-akan juga memperhatikan kesempatan pendidikan kepada pribumi. Pendidikan model seperti ini menitikberatkan pada pengembangan aspek kognitif, sementara aspek-aspek lain tidak begitu diperhatikan.
 
Sebelum adanya pemerintah kolonial yang membawa pendidikan modern, masyarakat [[Yogyakarta]] pada umumnya menggunakan metode pendidikan tradisional, yaitu sistem pesantren. Pesantren adalah tempat santri-santri yang belajar ilmu agama Islam.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/1103587055|title=Meneguhkan identitas budaya : sejarah pendidikan di Yogyakarta|others=Nurhajarini, Dwi Ratna,, Yogyakarta (Indonesia : Daerah Istimewa). Dinas Kebudayaan,|isbn=978-602-50863-7-3|location=[Yogyakarta, Indonesia]|oclc=1103587055}}</ref> Di dalamDalam pendidikan tradisional tersebut tidak dikenal ilmu pengetahuan umum karena dianggap menyesatkan. Ilmu yang dianggap bermanfaat hanyalah ilmu agama. Selain itu, kalangan tradisional juga sengaja mengisolasi diri untuk menjaga dan memelihara ajaran mereka. Secara kultural, pendidikan yang dipimpin oleh ulama-ulama tradisional menolak semua kebudayaan Barat. Pengawasan Belanda terhadap pesantren dan murid-muridnya yang ketat telah membuat pesantren menjaga jarak, bahkan bersikap nonkooperatif secara total dan apriori terhadap apa saja yang datang dari Barat. Lebih jauh, ilmu pengetahuan umum yang berasal dari Barat mendapatkan identitas “kafir”.
 
== Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah ==