Kritik sastra feminis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sofi Solihah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Sofi Solihah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
 
Tujuan dari kritik sastra feminis menghindarkan kaum laki-laki ketika menilai perempuan berperan menjadi sosok yang dianggap lebih rendah sehingga penulis perempuan merasa diremehkan. Walaupun demikian, dari pemikiran antara penulis perempuan terhadap kaum laki-laki telah membuka sudut pandang lain. Salah satunya muncul istilah ''ecriture feminine''. Atau karya tulis perempuan dengan menekankan pada penggunaan gaya dan bahasa.<ref name=":1" />
 
''Ecriture feminine'' dalam kritk sastra feminis, berarti bahwa perempuan mempunyai cara tersendiri mengekspresikan dirinya. Mengapa harus ada istilah Ecriture feminine yang sangat berlawanan dengan cara bagaimana kaum laki-laki, tujuannya menggambarkan pandangan perempuan melalui bahasa dan wacana. Pandangan tersebut kerapkali dihubungkan dengan pandangan kaum feminis Perancis. Sebuah analisis penggambaran kaum laki-laki dan perempuan oleh pengarang laki-laki ataupun perempuan dianggap penting.
 
Pada dasarnya, tidak ada perbedaan yang mendasar sehingga harus memisahkan karya tulis kaum laki-laki dan kaum perempuan. Pengecualian bahwa cara kaum kritikus dan pengarang laki-laki dianggap merendahkan kaum perempuan. Cara pandang dalam kritik feminis bersinggungan dengan teori-teori Marxis, Sosialis, dan Psikoanalisis. Hal tersebutlah memunculkan pendekatan yang sangat bervariasi. Hal tersebut menyebabkan tidak terlalu jelas penerapan pemikiran dalam kritik sastra feminis sehingga menjadi kelemahan tersendiri. Oleh karena itu terdapat kesalahtafsiran antara feminist critics (perempuan sebagai pembaca) dan gyno critics (perempuan sebagai penulis). Apabila melihat di Indonesia, bagaimana kritik sastra feminis hadir pada karya, telah ada penulis-penulis perempuan. Adalah Nh. Dini, Marianne Katoppo, dan Toety Heraty. Selain ketiga penulis perempuan tersebut, telah ada para kritikus perempuan, pada saat mengutarakan analisisnya masih menggunakan teori-teori maskulin.
 
Kritik sastra feminis bertujuan menghapus perbedaan gender antara laki-laki dengan perempuan. Hal tersebut dimulai dengan terbitnya tulisan Mary Wollstonecraft yang berjudul A Vindication of the Rights of Women (Pembenaran terhadap Hak-Hak Perempuan, 1792). Kemudian, menyusul karangan John Stuart Mill, The Subjection of Women (Penjajahan terhadap Kaum Perempuan, 1869), dan pengarang perempuan dari Amerika, Margeret Fuller, menulis Women in the Nineteenth Century (Perempuan dalam Abad ke Sembilan Belas, 1845). Gerakan Suffragette (kaum perempuan di Inggris pada permulaan abad XX yang menuntut hak memilih untuk kaum perempuan) meneruskan perjuangan mereka tersebut.[http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Kritik_Feminis]