Konfrontasi Indonesia–Malaysia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aditreeslime (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Aditreeslime (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 51:
Di sepanjang perbatasan di Kalimantan, terjadi peperangan perbatasan; pasukan Indonesia dan pasukan tak resminya mencoba menduduki Sarawak dan Sabah, dengan tanpa hasil.
 
Pada [[1964]] pasukan Indonesia mulai menyerang wilayah di Semenanjung Malaya. Di bulan Mei dibentuk Komando Siaga yang bertugas untuk mengkoordinir kegiatan perang terhadap Malaysia yang kemudian berubah menjadi Komando Mandala Siaga (Kolaga). Kolaga dipimpin oleh Laksdya Udara Omar Dani sebagai Pangkolaga. Kolaga sendiri terdiri dari tiga Komando, yaitu Komando Tempur Satu (Kopurtu) berkedudukan di Sumatera yang teridiriterdiri dari 12 [[Batalyon]] TNI-AD, termasuk tiga Batalyon Para dan satu batalyon [[KKO]]. Komando ini sasaran operasinya Semenanjung Malaya dan dipimpin oleh Brigjen [[Kemal Idris]] sebaga Pangkopur-I. Komando Tempur Dua (Kopurda) berkedudukan di [[Bengkayang]], [[Kalimantan Barat]] dan terdiri dari 13 Batalyon yang berasal dari unsur [[KKO]], [[AURI]], dan [[RPKAD]]. Komando ini dipimpin Brigjen [[Soepardjo]] sebagai Pangkopur-II. Komando ketiga adalah Komando Armada Siaga yang terdiri dari unsur [[TNI-AL]] dan juga KKO. Komando ini dilengkapi dengan Brigade Pendarat dan beroperasi di perbatasan [[Riau]] dan [[Kalimantan Timur]].
 
Di bulan Agustus, enam belas agen bersenjata Indonesia ditangkap di [[Johor]]. Aktivitas Angkatan Bersenjata Indonesia di perbatasan juga meningkat. [[Tentera Laut DiRaja Malaysia]] mengerahkan pasukannya untuk mempertahankan Malaysia. Tentera Malaysia hanya sedikit saja yang diturunkan dan harus bergantung pada pos perbatasan dan pengawasan unit komando. Misi utama mereka adalah untuk mencegah masuknya pasukan Indonesia ke Malaysia. Sebagian besar pihak yang terlibat konflik senjata dengan Indonesia adalah Inggris dan Australia, terutama pasukan khusus mereka yaitu [[Special Air Service]](SAS). Tercatat sekitar 2000 pasukan khusus Indonesia ([[Kopassus]]) tewas dan 200 pasukan khusus Inggris/Australia (SAS) juga tewas setelah bertempur di belantara kalimantan (Majalah Angkasa Edisi 2006).