Keuskupan Agung Merauke: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Sejarah: Geser kalimat mengenai chalid salim dan ubah kalimat mengenai soekardjo |
|||
Baris 95:
Tahun 1927 merupakan tahun perkembangan bagi Gereja-gereja di Kevikepan/Dekenat Mumanja. Namun, tidak seperti dekenat lain di Keuskupan Agung Merauke, sejarah perkembangan Kevikepan Mumanja dimulai ketika Kevikepan Mumanja menerima ratusan tahanan dari berbagai latar belakang agama yang merupakan tahanan [[Pemberontakan Komunis di Sumatera 1927]] dan di Jawa pada tahun 1926. Salah satu tahanan yang cukup lama tinggal [[Tempat Pengasingan Boven Digoel|di sana]] adalah [[Chalid Salim|Ignatius Fransiscus Michael Salim]]. Salim secara resmi dibaptis pada 26 Desember 1942 oleh Imam C. Meuwese. Adapula tahanan lain yang memberi kontribusi, yakni [[Soekardjo Prawirojoedo]], tokoh Katolik yang baru masuk [[Tanah Merah, Boven Digoel|Tanah Merah]] tahun 1933 setelah [[Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi]] dan [[Mohammad Hatta]], ekonom lulusan Belanda yang lebih dulu masuk penjara.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=251-52}}
Perluasan selanjutnya dilakukan oleh Imam Drabbe M.S.C. Pada tahun [[1938]], ia ditugaskan untuk menjadi imam di Kokonao dan pada tahun [[1939]], ia bertolak ke [[Kabupaten Mappi|Mappi]] untuk memimpin proyek penyusunan [[katekismus]], buku doa dan buku cerita ke dalam bahasa Yakai.<ref name=felicia>{{cite web |last1=Hanggu |first1= Felicia Permata | title = Jalan Misi Gereja Papua | website = [[Majalah Hidup]] | url = https://www.hidupkatolik.com/2018/06/25/22606/jalan-misi-gereja-papua.php | date = 25 Juni 2018 |access-date = 17 Januari 2022}}</ref>
== Gembala ==
|