Andjar Any: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Kembangraps (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
Di antara sekitar 1000-an lagu karangannya, yang populer dan tetap disukai hingga sekarang adalah ''Jangkrik Gènggong'', ''Yèn ing Tawang Ana Lintang'', ''Jenang Gula'', ''Nyidam Sari'', serta ''Taman Jurug''.
 
Pada tahun [[1950]]-an langgam Jawa mulai disukai orang. Penyanyi yang dikenal saat itu adalah [[Waldjinah]], yang menyanyikan sejumlah lagu karangan Anjar Any, juga [[Ki Narto Sabdo]] dan [[Gesang]]. Pada masa kebangkitan [[campursari]] dan [[congdut]], lagu-lagunya kembali dikenal orang.
 
Selain dikenal sebagai penulis lagu, Andjar Any banyak menulis [[cerpen]] (''cerkak'', ''crita cekak'') serta ''geguritan'' ([[puisi]] bebas berbahasa Jawa). Sebagai wartawan ia pernah mengasuh koran lokal Pos Kita. Tulisan lainnya adalah sejumlah kronik sejarah. Cakupan minat seninya juga merambah ke aspek seni pertunjukan. Ia pernah memimpin suatu organisasi pembina [[reog]]. Selain itu, ia mendirikan pula grup campursari "Sangga Buana".
 
Andjar Any menikah dengan Niek Piyatni dan pasangan ini dikaruniai lima anak. Pada bulan Maret 2008 ia masih sempat merayakan perkawinan emasnya (50 tahun). Ia wafat setelah sakit strok beberapa waktu. Jenazahnya dimakamkan di Astana Bibisluhur, Sala.