Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membatalkan revisi 2010996 oleh Nuraji (Bicara)
←Membatalkan revisi 2010981 oleh Nuraji (Bicara)
Baris 1:
:{{arti lain|Artikel ini adalah mengenai Tuhan dalam konteks [[monoteisme]]. Untuk melihat artikel mengenai Tuhan dalam konteks [[politeisme]], lihat [[Dewa]].}}
Ketuhanan...Bab masalah nama Tuhan itu berasal dari ciptaan manusia ini.Disebabkan manusia menciptakan kata itu karena menurut bahasa dan kepercayaannya tiap2 manusia itu sendiri.Yang menciptakan nama 'Allah' adalah orang arab yang artinya"yang disembah".Kalau dijawa disebut *Pangeran"yang artinya yang diikuti/dikawulani/dihambai,kalau bahasa indonesia 'Tuhan'yang artinya 'tuan' atau 'de heer' yaitu 'majikan(juragan).
[[Berkas:Creation of the Sun and Moon face detail.jpg|right|240px|thumb|Potret Tuhan menurut imajinasi [[Michelangelo]]. Dilukis pada [[abad ke-16]].]]
Akan tetapi nama Tuhan(Allah) itu bukan nama "eigennaam' seperti halnya kayak nama sisuta,si B,dan lain2nya,tetapi dari penulisannya saja memakai huruf besar dan kadang2 sebagai tatakrama ditambahi kata "Gusti"(jawa),akan tetapi bila ada yang punya paham sebenarnya "Tuhan itu tidak ada karna hanya nama ciptaan manusia saja".Itu tidak benar/salah..Sebab apapun yang disebut,dinamai Itu sudah dapat dipastikan ADA.
Kata '''Tuhan''' merujuk kepada suatu [[zat]] [[abadi]] dan [[supranatural]], biasanya dikatakan mengawasi dan memerintah [[manusia]] dan [[alam semesta]] atau jagat raya. Hal ini bisa juga digunakan untuk merujuk kepada beberapa konsep-konsep yang mirip dengan ini misalkan sebuah bentuk energi atau kesadaran yang merasuki seluruh alam semesta, di mana keberadaan-Nya membuat alam semesta ada; sumber segala yang ada; kebajikan yang terbaik dan tertinggi dalam semua makhluk hidup; atau apapun yang tak bisa dimengerti atau dijelaskan.
Bab ada atau tidaknya itu tidak tergantung dari nama bikinan atau nama eigennaam,juga tidak tergantung ketemu atau tidak ketemu dalam mencarinya.Contoh dari yang kasar sampai dengan yang alus yaitu baksil itu jelas adanya?Akan tetapi bisanya kita yakin ada kalau kita bisa melihat sendiri dengan alat yang dinamai miscroskop..Atom itu juga ada?Tetapi lebih halus daripada baksil.Dan untuk menyakinkan adanya atom,kita tidak perlu menggunakan miscroskop akan tetapi dengan alat lainnya yang bisa memisahkan si atom dari barang yang tidak ada atomnya.Warna merah itu jelas ada?Tetapi dilihat dengan miscroskop atau alat lainnya pun dengan cara apapun tetap tidak bisa,kecuali bisanya cuma ketemu dengan barangnya yang ketempelan warna merah seperti halnya bunga wori-wari.Rasa pedas itu jelas ada?Tetapi untuk membuktikannya bukan dengan alat miscroskop atau alat pemisah lainnya,tetapi tetap saja harus bertemu dengan barangnya seperti halnya cabe.Hari minggu itu jelas ada?Tetapi gimana kita bisa bertemu dengan hari minggu tadi?Ini hal yang lebih halus lagi daripada warna merah atau rasa pedas tadi?Kita bisa yakin kalau ketemu hari minggu itu tidak dengan cara bertemu seperti kita melihat warna merah atau ketemu cabe tadi,akan tetapi bila kita melihat kantor2 tutup,sekolah2 libur,orang2 nyantai dirumah2 atau tempat2 wisata ramai..Dan kita baru ingat kalau hari ini adalah hari minggu..Begitulah kita membuktikan sesuatu yang nyata maupun tidak..
 
Banyak tafsir daripada nama "[[wikt:Tuhan|Tuhan]]" ini yang bertentangan satu sama lain. Meskipun kepercayaan akan Tuhan ada dalam semua kebudayaan dan peradaban, tetapi definisinya lain-lain.
 
Istilah [[wikt:Tuan|Tuan]] juga banyak kedekatan makna dengan kata Tuhan, dimana Tuhan juga merupakan majikan atau juragannya alam semesta. Tuhan punya hamba sedangkan Tuan punya sahaya atau [[budak]].
 
== Tuhan atau Dewa? ==
 
Di dalam [[bahasa Melayu]] atau [[bahasa Indonesia]], dua [[konsep]] atau nama yang berhubungan dengan ketuhanan, yaitu: Tuhan sendiri, dan [[Dewa]]. Penganut [[monoteisme]] biasanya menolak menggunakan kata [[Dewa]] di [[Indonesia]], tetapi sebenarnya hal ini tidaklah berdasar. Sebab di [[Prasasti Trengganu]], [[prasasti]] tertua di dalam [[bahasa Melayu]] yang ditulis menggunakan [[Huruf Arab]] ([[Huruf Jawi]]) menyebut ''Sang Dewata Mulia Raya''. Bagaimanapun, pada masa kini, pengertian istilah Tuhan digunakan untuk merujuk Tuhan yang tunggal, sementara Dewa dianggap mengandung arti salah satu dari banyak Tuhan sehingga cenderung mengacu kepada [[politeisme]].
 
Secara [[filsafat]], prestasi dalam pencarian Tuhan biasanya berujung pada penemuan eksistensi Tuhan saja, dan tidak sampai pada substansi tentang Tuhan. Dalam istilah filsafat eksistensi Tuhan itu dikenal sebagai absolut dan unik.
 
Absolut itu artinya keberadaanya mutlak bukannya relatif. Hal ini dapat dipahami, bahwa pernyataan semua kebenaran itu relatif itu tidak benar. Kalau semua itu relatif, bagaimana kita bisa mengetahui bahwa sesuatu itu relatif. Padahal yang relatif itu menjadi satu-satunya eksistensi realitas. Ibarat warna yang ada di seluruh jagat ini hanya putih, bagaimana kita bisa tahu putih padahal tidak ada pembanding selain putih. Dengan demikian tidak bisa disangkal adanya kebenaran itu relatif, dan secara konsisten tidak bisa disangkal pula adanya kebenaran mutlak itu.
<!--
Karena kemutlakannya tidak mungkin si mutlak itu ada yang menyamainya. Kalau ada yang menyamainya, maka dia batal menjadi si mutlak, dan jadilah dia sebagai si relatif.
 
Oleh sebab itu konsekwensi dari distincttifnya, maka ia itu unik. Hanya ada itu satu-satunya. Kalau ada lebih dari satu, tentu dia bukan unik lagi. -->
 
Dalam gagasan [[Nietzsche]], istilah "Tuhan" juga merujuk pada segala sesuatu yang dianggap mutlak kebenarannya. Jadi, di dalam hal ini ilmu pengetahuan ([[sains]]) bisa saja di-"Tuhan"-kan oleh manusia. Sedang Nietzsche berpendapat tiada "Kebenaran Mutlak"; yang ada hanyalah "Kesalahan yang tak-terbantahkan". Karenanya, dia berkata, "Tuhan telah mati".
 
"Kesalahan yang tak-terbantahkan" dengan "Kebenaran yang-tak terbantahkan" tidaklah memiliki perbedaan yang signifikan. Sekiranya pemikiran Nietszhe ini dimanfaatkan untuk melanjutkan proses pencairan Tuhan, maka Tuhan itu suatu eksistensi yang tak terbantahkan. Dengan demikian eksistensi absolut, mutlak dan tak terbantahkan itu sama saja.
 
Jadi, persoalan umat manusia dalam proses pencairan Tuhan tiada lain proses penentuan peletakan dirinya kepada (segala) sesuatu yang diterimanya sebagai 'tak terbantahkan', atau mutlak, atau absolut. [[Imaduddin Abddurrahim|Muhammad 'Imaduddin 'Abdulrahim Ph.D]] mendefiniskan Tuhan sebagai segala sesuatu yang dianggap penting dan dipentingkan sehingga dirinya rela didominirnya (Buku:Kuliah Tauhid).
 
Perbedaan Tuhan dengan dewa hanya sekedar perbedaan terjemah bahasa, meski masing-masing punya latar belakang perkembangan makna terkait dengan apresiasi masing-masing atas konsepsi Ketuhanannya. Namun secara universal keduanya menunjuk pada eksistensi yang sama, yaitu soal 'Yang Tak Terbantahkan'
 
== Konsekuensi Eksistensi Tuhan ==
 
Dengan kemutlakannya, Tuhan tentunya tidak terikat oleh tempat dan waktu. Baginya tidak dipengaruhi yang dulu atau yang akan datang. Tuhan tidak memerlukan tempat, sehingga pertanyaan tentang dimana Tuhan hanya akan membatasi kekuasaannya. Maka baginya tidak ada kapan lahir atau kapan mati.
 
Manusia dalam mencari Tuhan dengan bekal kemampuan penggunaan akalnya dapat mencapai tingkat eksistensinya. Kemungkinan sejauh ini, kemutlakan Tuhan menyebabkan manusia yang relatif itu tidak dapat menjangkau substansi Tuhan. Dengan demikian informasi tentang substansi Tuhan itu apa, tentunya berasal dari Sang Mutlak atau Tuhan itu sendiri.
 
Di dunia ini banyak [[agama]] yang mengklaim sebagai pembawa pesan Tuhan. Bahkan ada agama yang dibuat manusia (yang relatif) termasuk pembuatan substansi Tuhan itu tentu. Karena banyaknya nama dan ajaran agama yang bervariasi tidak mungkin semuanya benar. Kalau substansi si mutlak ini bervariasi, maka hal itu bertentangan dengan eksistensinya yang unik. Untuk menemukan informasi tentang substansi yang mutlak, yang unik dan yang distinct itu dapat menggunakan uji autentistas sumber informasinya. Terutama terkait dengan informasi Tuhan dalam memperkenalkan dirinya kepada manusia apakah mencerminkan eksistensinya itu.
 
== Tuhan menurut monoteisme tradisi [[Abraham]] ([[Ibrahim]]) ==
 
Istilah umum Tuhan biasa dipakai sebagai sebutan oleh penganut monoteisme. Beberapa istilah untuk Tuhan muncul dari perbedaan bahasa dan tradisi agama. Kedua-dua cabang ini menghasilkan perkembangan arti istilah "Tuhan”".
 
* [[Allah]] – [[Islam]]/[[Bangsa Arab|Arab]]. Lihat pula [[99 Asma Allah]] .
 
* Yehowa atau [[Yahweh]] – salah satu istilah yang dipakai [[Alkitab]]. Istilah ini berasal dari istilah berbahasa [[bahasa Ibrani|Ibrani]] [[tetragrammaton]] YHVH (יהוה). Nama ini tidak pernah dilafalkan karena dianggap sangat suci, maka cara pengucapan YHVH yang benar tidaklah diketahui. Biasanya yang dilafalkan adalah [[Adonai]] yang berarti Tuan.
 
* Sang Hyang [[Tritunggal]] maha suci yang artinya adalah Bapa, Putra, dan [[Roh Kudus]], terutama dipakai dalam [[Gereja]] [[Katolik]] dan Gereja Ortodoks. Konsep ini dipakai sejak [[Konsili]] Nicea pada tahun 325 M.
 
== Lihat pula ==
* [[Agama]]
* [[Ateisme]]
* [[Dewa]]
* [[Mistisisme]]
* [[Tuhan dalam agama Buddha]]
 
{{agama-stub}}
 
[[Kategori:Agama]]
[[Kategori:Kepercayaan]]
 
[[af:God]]
[[an:Dios]]
[[ar:الله]]
[[arc:ܐܠܗܐ]]
[[ast:Dios]]
[[ay:Tatitu]]
[[az:Tanrı]]
[[bar:Gott]]
[[bat-smg:Dievs]]
[[be-x-old:Бог]]
[[bg:Бог]]
[[bn:ঈশ্বর]]
[[br:Doue]]
[[bs:Bog]]
[[ca:Déu]]
[[cs:Bůh]]
[[cu:Бо́гъ]]
[[cv:Турă]]
[[cy:Duw]]
[[da:Gud (egennavn)]]
[[de:Gott]]
[[ee:Mawu]]
[[el:Θεός]]
[[en:God]]
[[eo:Dio]]
[[es:Dios]]
[[et:Jumal]]
[[eu:Jainko]]
[[fa:خدا]]
[[fi:Jumala]]
[[fr:Dieu]]
[[fur:Diu]]
[[fy:God]]
[[ga:Dia]]
[[gd:Dia]]
[[gl:Deus]]
[[gn:Ñandejára]]
[[got:𐌲𐌿𐌸]]
[[hak:Song-ti]]
[[he:אלוהים]]
[[hi:ईश्वर]]
[[hr:Bog]]
[[hu:Isten]]
[[ia:Deo]]
[[is:Guð]]
[[it:Dio]]
[[ja:神]]
[[jv:Hyang]]
[[ka:ღმერთი]]
[[ko:하느님]]
[[ku:Xwedê]]
[[kw:Duw]]
[[la:Deus]]
[[ln:Nzámbe]]
[[lt:Dievas]]
[[lv:Dievs]]
[[mk:Бог]]
[[ml:ദൈവം]]
[[ms:Tuhan]]
[[myv:Паз]]
[[na:Gott]]
[[nds:Gott]]
[[nds-nl:God]]
[[new:ईश्वर]]
[[nl:God (monotheïsme)]]
[[nn:Gud]]
[[no:Gud]]
[[nrm:Dùu]]
[[pl:Bóg]]
[[ps:الله]]
[[pt:Deus]]
[[qu:Dyus]]
[[ro:Dumnezeu]]
[[ru:Бог]]
[[sah:Таҥара]]
[[scn:Diu]]
[[simple:God]]
[[sk:Boh]]
[[sl:Bog]]
[[sq:Perëndia]]
[[sr:Бог]]
[[sv:Gud]]
[[sw:Mungu]]
[[szl:Bůg]]
[[ta:கடவுள்]]
[[te:దేవుడు]]
[[tl:Diyos]]
[[tpi:Got]]
[[tr:Tanrı]]
[[uk:Бог]]
[[uz:Xudo]]
[[vec:Dio]]
[[vi:Thiên Chúa]]
[[vls:God]]
[[wo:Yàlla]]
[[wuu:上帝]]
[[yi:גאט]]
[[yo:Ọlọ́run]]
[[zh:上帝]]
[[zh-min-nan:Siōng-tè]]
[[zh-yue:上帝]]
[[zu:UNkulunkulu]]