Sirahan, Cluwak, Pati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 41:
'''SEKILAS TENTANG DESA SIRAHAN'''
 
Sareman, kepala desa Sirahan pertama dikenal pemenang sayembara membongkar batu besar yang menghalangi penyempurnaan pembangunan irigasi yang diselenggarakan oleh pemerintah Belanda yang merencanakan saluran irigasi mencapai wilayah Tayu, maka bendungan (sambong) yang sudah ada akan dipindah ke lokasi yang lebih atas (tinggi). Sebelum ada bendungan yang terletak di selatan Desa Sirahan, sudah ada bendungan yang berlokasi di utara Watu Tumpuk bernama bendungan Karang Nongko.
 
Sebelum ada bendungan yang terletak di selatan Desa Sirahan, sudah ada bendungan yang berlokasi di utara Watu Tumpuk bernama bendungan Karang Nongko.
 
Hanya berbekal makanan buah pace, Sareman mampu menggempur batu-batu yang sebelumnya tidak mempan diledakkan dengan dinamit. Akhirnya batu itu berhasil disingkirkan dan bendungan pun pindah ke lokasi yang lebih tinggi dan sungai itu diberi nama “Kali Kontrak” berasal dari kata “kontrak” dengan Belanda dan pemenangnya memperoleh hadiah tujuh turunan bebas dari pajak.
Baris 56 ⟶ 54:
 
Mancanegara Wetan yang sekarang kita kenal sebagai Jawa Timur, dan Mancanegara Kilen yang yaitu Jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat. Wilayah pantai, seperti Pati, Jepara, Tegal, termasuk wilayah “Pesisiran”. Inipun Pesisir kilen pemerintahannya di Tegal dan pesisiran wetan di Jepara. Perbatasan antara kadipaten Jepara dengan Pati adalah Sungai Gelis. Desa Sirahan masuk wilayah kadipaten Pati dibawah Adipati Pragolo.
Menurut cerita, karena jasanya dalam perang Mataram di Batavia itu, Sareman diberi hadiah Putri Cina. Karena itu, anak-cucu Mbah Sareman sebagian bermata sipit mirip Cina. Pernikahan Sareman dengan Putri Cina menurunkan putra tunggal bernama Poting. Poting kemudian memiliki keturunan bernama Singo Teko. Singo Teko adalah ayah dari Ijan ayah dari Sukijan dan Yadi yang hingga kini (2008) masih hidup. Sareman juga memiliki keturunan yang diperkirakan hasil pernikahan dengan wanita pribumi bernama : Singodiwiryo, Tumpak dan Sukijah. Singodiwiryo belakangan menjabat sebagai Kepala Desa Sirahan Ke-3 dan memiliki keturunan : Kaseh, Sakinah, Sadino dan H Abdullah yang anak cucunya kini hampir “memenuhi” Desa Sirahan.
 
Singodiwiryo belakangan menjabat sebagai Kepala Desa Sirahan Ke-3 dan memiliki keturunan : Kaseh, Sakinah, Sadino dan H Abdullah yang anak cucunya kini hampir “memenuhi” Desa Sirahan.
'''Akhir Masa Penjajahan''''''
Baris 89 ⟶ 85:
''''''Musim Tikus''''''
 
Dibawah kepemimpinan Presiden pertama RI Ir Soekarno, taraf hidup masyarakat mulai meningkat, bahkan 10 tahun dari kemerdekaan itu, sudah melaksanakan pemilu untuk pertama kalinya. Setelah sedikit bernapas lega, penduduk Sirahan mengalami kelangkaan pangan karena musim tikus pada tahun 1963. Hampir satu tahun tikus mengganas menghabiskan seluruh tanaman, mulai ketela, jagung, padi, bahkan buah yang bergantung pada pohon pun dimakan, bahkan orang tidur pada malam hari pun terkadang jari-jari kakinya luka dikrikiti tikus.
Setelah sedikit bernapas lega, penduduk Sirahan mengalami kelangkaan pangan karena musim tikus pada tahun 1963. Hampir satu tahun tikus mengganas menghabiskan seluruh tanaman, mulai ketela, jagung, padi, bahkan buah yang bergantung pada pohon pun dimakan, bahkan orang tidur pada malam hari pun terkadang jari-jari kakinya luka dikrikiti tikus.
 
Setelah musim tikus, tahun 1965 PKI (Partai Komunis Indonesia) berontak. Tahun 1966 terjadi lagi musim paceklik panjang. Musim tikus datang lagi untuk yang kedua kalinya, namun itu hanya berlangsung 3 bulan.