Agustinus dari Hippo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: di zaman → pada zaman (WP:BAHASA)
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6
Baris 172:
Agustinus adalah salah seorang penulis [[Latin Akhir|Latin kuno]] pertama, di kalangan Kristen, dengan suatu visi yang sangat jelas mengenai [[antropologi Kristen|antropologi teologis]].<ref>{{en}} {{Cite encyclopedia |publisher = Stanford |title = Encyclopedia of Philosophy |chapter-url = http://plato.stanford.edu/entries/augustine/#PhiAnt |contribution = Saint Augustine {{ndash}} Philosophical Anthropology |accessdate = 23 March 2011}}</ref> Ia memandang manusia sebagai satu kesatuan sempurna dari dua substansi: [[tubuh]] dan [[jiwa]]. Dalam risalah terakhirnya yang berjudul ''[[s:en:Nicene and Post-Nicene Fathers: Series I/Volume III/Moral Treatises of St. Augustin/On Care to Be Had for the Dead/Section 5|Tentang Kepedulian yang Diperlukan bagi Orang Meninggal]]'' (''De cura pro mortuis gerenda'') bab 5, yang ditulisnya pada tahun 420, ia mendesak untuk menghormati jenazah karena tubuh adalah bagian dari kodrat dasar [[pribadi]] manusia.<ref>Augustine of Hippo, ''De cura pro mortuis gerenda'' [[Corpus Scriptorum Ecclesiasticorum Latinorum|CSEL]] 41, 627[13–22]; PL 40, 595: ''Nullo modo ipsa spernenda sunt corpora. (...)Haec enim non ad ornamentum vel adiutorium, quod adhibetur extrinsecus, sed ad ipsam naturam hominis pertinent''.</ref> Figur favorit Agustinus untuk mendeskripsikan kesatuan ''tubuh-jiwa'' adalah [[perkawinan]]: "tubuhmu adalah istrimu" (''caro tua, coniunx tua'').<ref>Augustine of Hippo, ''Enarrationes in psalmos'', 143, 6.</ref><ref>[[Corpus Christianorum|CCL]] 40, 2077 [46] – 2078 [74]; 46, 234–35.</ref><ref>Augustine of Hippo, ''De utilitate ieiunii'', 4,4–5.</ref> Pada awal mula, kedua elemen tersebut berada dalam keselarasan yang sempurna. Setelah [[Agustinus dari Hippo#Dosa asal|jatuhnya umat manusia]], tubuh dan jiwa mengalami pertempuran dramatis antara satu dengan yang lainnya. Keduanya merupakan 2 hal yang berbeda secara kategoris. Tubuh adalah sebuah objek 3 dimensi yang terdiri dari 4 elemen, sedangkan jiwa tidak memiliki dimensi spasial (ruang).<ref>Augustine of Hippo, ''De quantitate animae'' 1.2; 5.9.</ref> Jiwa adalah suatu jenis substansi, turut serta dalam [[akal]] atau daya pikir, dan layak untuk berkuasa atas tubuh.<ref>Augustine of Hippo, ''De quantitate animae'' 13.12: ''Substantia quaedam rationis particeps, regendo corpori accomodata''.</ref> Berbeda dengan [[Plato]] dan [[Descartes]], Agustinus tidak disibukkan dengan penelusuran rincian mendetail yang terlalu banyak dalam upaya untuk menjelaskan [[metafisika]] persatuan tubuh-jiwa. Baginya cukup untuk mengakui bahwa ada perbedaan metafisik di antara keduanya: menjadi seorang manusia berarti menjadi satu gabungan tubuh dan jiwa, dan jiwa lebih unggul daripada tubuh. Pernyataan yang terakhir itu didasarkan pada klasifikasi hierarkisnya akan segala hal ke dalam: yang sekadar ada, yang ada dan hidup, serta yang ada, hidup, dan memiliki akal.<ref>Augustine of Hippo, ''On the free will'' (''De libero arbitrio'') 2.3.7–6.13.</ref><ref>{{en}} {{Cite book|first = WE|last = Mann|contribution = Inner-Life Ethics|title=The Augustinian Tradition|publisher=University of California Press|year=1999|pages=141–42|isbn=0-520-20999-0|editor-first = GB|editor-last = Matthews}}</ref>
 
Sebagaimana para Bapa Gereja lainnya seperti [[Athenagoras dari Athena|Athenagoras]],<ref>{{en}} {{cite web | title = A Plea for the Christians |first = Athenagoras | last = the Athenian | url = http://www.newadvent.org/fathers/0205.htm | publisher = New advent}}</ref> [[Tertulianus]],<ref>{{en}} [https://books.google.com/books?id=gxEONS0FFlsC&pg=PA4 Frank K. Flinn, J. Gordon Melton, ''Encyclopedia of Catholicism''] (Facts on File Encyclopedia of World Religions 2007 ISBN 978-0-8160-5455-8), p. 4</ref> [[Klemens dari Aleksandria]] dan [[Basilius Agung]],<ref>{{en}} [https://books.google.com/books?id=-SZnZTSQV9EC&pg=PA12 Kristin, Luker, ''Abortion and the Politics of Motherhood''] (University of California Press 1985 ISBN 978-0-520-90792-8), p. 12</ref> Agustinus dengan gigih mengutuk praktik [[Aborsi dan Gereja Katolik|aborsi]] langsung, dan meskipun ia tidak menyetujui aborsi dalam tahap kehamilan manapun, ia membedakan antara aborsi tahap awal dan yang kemudian.<ref name="Fitzgerald, 1">{{en}} {{Cite encyclopedia| publisher = Wm B Eerdmans | isbn = 978-0-8028-3843-8| page = 1| editor-first = Allan D | editor-last = Fitzgerald | last = Bauerschmidt | first = John C |url=https://books.google.com/books?id=GcVhAGpvTQ0C&pg=PA1 |title=Abortion |encyclopedia = Augustine Through the Ages: An Encyclopedia| year = 1999}}</ref> Ia mengakui perbedaan antara janin "berbentuk" dan "belum berbentuk" yang disebutkan dalam Keluaran 21:22-23 terjemahan [[Septuaginta]], yang dipandang sebagai terjemahan yang salah atas kata "bahaya" atau "kerugian" (Alkitab [[Terjemahan Baru|TB]] LAI menyebutnya "kecelakaan") dari teks asli Ibrani menjadi "bentuk" di dalam Septuaginta Yunani dan berakar pada pembedaan [[Aristoteles|Aristotelian]] atas janin sebelum dan setelah momen yang diduga sebagai "pemerolehan" kehidupannya, serta tidak mengklasifikasikan aborsi janin "belum berbentuk" sebagai pembunuhan karena ia berpikir bahwa belum dapat dikatakan secara pasti apakah sang janin telah menerima jiwanya.<ref name="Fitzgerald, 1"/><ref>{{en}} [http://www.usccb.org/issues-and-action/human-life-and-dignity/abortion/respect-for-unborn-human-life.cfm Respect for Unborn Human Life: the Church's Constant Teaching]</ref> Agustinus menyatakan bahwa waktu "pemasukan" jiwa merupakan suatu misteri yang hanya diketahui oleh Allah saja.<ref>{{en}} {{cite book|title=On Moral Medicine: Theological Perspectives on Medical Ethics|editor=M. Therese Lysaught, Joseph Kotva, Stephen E. Lammers, Allen Verhey|publisher=Wm. B. Eerdmans Publishing|year=2012|isbn=978-0-8028-6601-1|page=676}}</ref> Bagaimanapun, ia memandang prokreasi sebagai salah satu produk dari perkawinan; aborsi dibayangkan sebagai suatu cara, bersama dengan obat-obatan yang menyebabkan sterilitas, yang merusak kebenaran ini. Aborsi terhampar di sepanjang rangkaian yang mencakup [[infantisida]] sebagai suatu contoh 'kekejaman yang penuh nafsu' ataupun 'hawa nafsu yang kejam'. Agustinus menyebut penggunaan segala sarana untuk menghindari kelahiran seorang anak sebagai suatu 'perbuatan jahat': suatu acuan pada aborsi ataupun [[Pandangan Kristen tentang kontrasepsi|kontrasepsi]] atau juga keduanya.<ref name="Vasa">{{en}} {{Cite web|url=https://www.ewtn.com/library/bishops/vasapelosi.htm|title=Modern Look at Abortion Not Same as St. Augustine's|website=[[EWTN|www.ewtn.com]]|access-date=2016-12-04|archive-date=2016-12-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20161220044432/https://www.ewtn.com/library/bishops/vasapelosi.htm|dead-url=yes}}</ref> Karena "ilmu pengetahuan yang cacat pada zamannya", Uskup [[Robert F. Vasa]] mengklaim bahwa Agustinus akan yakin kalau suatu janin yang "belum berbentuk" telah menerima jiwanya "apabila Agustinus telah memiliki akses ke [[Ultrasonografi medis|gambar-gambar USG]] atau apabila ia telah melihat film ''[[The Silent Scream]]''."<ref name="Vasa"/>
 
=== Perbudakan ===