Daerah Khusus Ibukota Jakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan Irwan Shah (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh 199.41.197.24
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
|foto=Jakarta.jpg
|size=250px
|c
|caption=Gedung pencakar langit di Jakarta
|lambang=[[Berkas:Lambang_propinsi_dki.jpg|100px|Lambang Jakarta]]</br><small>[[Lambang Jakarta|Detail]]</small>
|peta=[[Berkas:Locator_jakarta_final.png|Peta lokasi Jakarta]]
|koordinat=5°19'12" - 6°23'54" [[Lintang Selatan|LS]], 106°22'42" - 106°58'18" [[Bujur Timur|BT]]
Baris 66 ⟶ 65:
Penjajahan oleh [[Jepang]] dimulai pada tahun [[1942]] dan mengganti nama Batavia menjadi '''Jakarta''' untuk menarik hati penduduk pada [[Perang Dunia II]]. Kota ini juga merupakan tempat dilangsungkannya [[Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia]] pada [[17 Agustus]] [[1945]] dan diduduki Belanda sampai pengakuan kedaulatan tahun [[1949]].
 
Semenjak dinyatakan sebagai ibukota, penduduk Jakarta melonjak sangat pesat akibat kebutuhan tenaga kerja kepemerintahan yang hampir semua terpusat di Jakarta. Dalam waktu 5 tahun penduduknya berlipat lebih dari dua. Berbagai kantung pemukiman kelas menengah baru kemudian berkembang, seperti [[Kebayoran Baru]], [[Cempaka Putih]], [[Rawamangun]], dan [[Pejompongan]]. Pusat-pusat pemukiman juga banyak dilakukan secara mandiri oleh berbagai kementerian dan institusi milik negara lainnya (dikenal dengan awalan "kompleks"). jakarta juga harus menjalankan ptm
 
Pada masa pemerintahan Soekarno, Jakarta melakukan pembangunan proyek besar, antara lain [[Gelora Bung Karno]], [[Mesjid Istiqlal]], dan [[Monumen Nasional]]. Pada masa ini pula poros Sudirman-Thamrin mulai dikembangkan sebagai pusat bisnis kota. Pusat pemukiman besar pertama yang dibuat oleh pihak pengembang swasta adalah [[Pondok Indah]] (oleh PT Pembangunan Jaya) pada akhir dekade 1970-an di wilayah Jakarta Selatan.