Bahasa Banjar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Putera Ramadhan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 43:
Karena kedudukannya sebagai ''lingua franca'', pemakai bahasa Banjar lebih banyak daripada jumlah suku Banjar itu sendiri. Selain di Kalimantan Selatan, bahasa Banjar yang semula sebagai bahasa suku bangsa juga menjadi ''[[lingua franca]]'' di daerah lainnya, yakni [[Kalimantan Tengah]] dan [[Kalimantan Timur]] serta di [[daerah]] [[Kabupaten Indragiri Hilir]], [[Riau]], sebagai bahasa penghubung antarsuku.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=mF6bdlj8qrYC&lpg=PA186&dq=banjar%20sumatera%20utara&pg=PA186#v=onepage&q=banjar%20sumatera%20utIara&f=true Syamsuddin Haris, Desentralisasi dan otonomi daerah: Naskah akademik dan RUU usulan LIPI, Yayasan Obor Indonesia, 2004, ISBN 979-98014-1-9, 9789799801418]. Diakses pada [[26 Agustus]] [[2010]].</ref> Di Kalimantan Tengah, tingkat pemertahanan bahasa Banjar cukup tinggi tidak sekadar bertahan di komunitasnya sendiri, bahkan menggeser (''shifting'') bahasa-bahasa orang Dayak.<ref>Fauzi, Iwan (2008). ''[https://www.academia.edu/36399925/Pemertahanan_Bahasa_Banjar_di_Komunitas_Perkampungan_Dayak Pemertahanan Bahasa Banjar di Komunitas Perkampungan Dayak].'' Prosiding Seminar Antarabangsa Dialek-dialek Austronesia di Nusantara III. Fakulti Sastra dan Sains Sosial Universiti Brunei Darussalam.</ref> Penyebaran bahasa Banjar sebagai ''lingua franca'' ke luar dari tanah asalnya memunculkan varian bahasa Banjar versi lokal yang merupakan interaksi bahasa Banjar dengan bahasa yang ada di sekitarnya misalnya bahasa [[kota Samarinda|Samarinda]],<ref>{{Cite web |url=http://www.e-samarinda.com/forum/index.php?showtopic=2345 |title=Salinan arsip |access-date=2008-04-01 |archive-date=2011-07-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110710161449/http://www.e-samarinda.com/forum/index.php?showtopic=2345 |dead-url=yes }}</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.perpustakaan.depkeu.go.id/DefaultPrg.asp?in=Detailnews&IdNews=3551 |title=Salinan arsip |access-date=2017-08-15 |archive-date=2015-09-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150924071325/http://www.perpustakaan.depkeu.go.id/DefaultPrg.asp?in=Detailnews&IdNews=3551 |dead-url=yes }}</ref> bahasa [[Kumai, Kotawaringin Barat|Kumai]], dan lain-lain. Di sepanjang daerah hulu sungai Barito atau sering disebut kawasan [[Barito Raya]] ([[Tanah Dusun]]) dapat dijumpai bahasa Banjar versi logat Barito misalnya di kota Tamiang Layang digunakan bahasa Banjar dengan logat Dayak Maanyan.
 
Pemakaian bahasa Banjar dalam percakapan dan pergaulan sehari-hari di [[Kalimantan Selatan]] dan sekitarnya lebih dominan dibandingkan dengan [[bahasa Indonesia]]. Berbagai suku di Kalimantan Selatan, bahkan [[Kalimantan Tengah]] dan sekitarnya[[Kalimantan Timur]] berusaha menguasai bahasa Banjar, sehingga dapat pula kita jumpai bahasa Banjar yang diucapkan dengan logat [[bahasa JawaDayak|JawaDayak]] atau, [[bahasa MaduraBugis|MaduraBugis]], yang[[bahasa masihJawa|Jawa]] terasa kental seperti yang kita jumpai didan [[kotabahasa BanjarmasinMadura|Madura]].
 
Bahasa Banjar juga masih digunakan pada sebagian permukiman suku Banjar di Malaysia seperti di Kampung (Desa) Parit Abas, Mukim (Kecamatan) Kuala Kurau, Daerah (Kabupaten) [[Kerian]], dan [[Perak, Malaysia|Negeri Perak Darul Ridzuan]].