Kabupaten Bogor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 92:
Pada tahun 1975, Pemerintah Pusat menginstruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri. Atas dasar tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor mengadakan penelitian di beberapa wilayah Kabupaten Bogor untuk dijadikan calon ibukota sekaligus berperan sebagai pusat pemerintahan. Alternatif lokasi yang akan dipilih diantaranya adalah wilayah [[Ciawi, Bogor|Kecamatan Ciawi]], [[Leuwiliang, Bogor|Kecamatan Leuwiliang]], [[Parung, Bogor|Kecamatan Parung]], [[Kemang, Bogor|Kecamatan Semplak (Saat ini Kemang dan Rancabungur)]] dan [[Cibinong, Bogor|Kecamatan Cibinong]].
 
Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa yang diajukan ke Pemerintah Pusat untuk mendapat persetujuan sebagai calon ibukota adalah Desa [[Rancamaya, wilayahBogor Selatan, Bogor|Rancamaya]], [[Ciawi, Bogor|Kecamatan Ciawi]] (saat ini menjadi bagian [[Kota Bogor]]). Akan tetapi Pemerintah Pusat menilai bahwa Rancamaya masih relatif dekat letaknya dengan Pusat Pemerintahan [[Kota Bogor]] dan dikhawatirkan akan masuk ke dalam rencana perluasan dan pengembangan wilayah [[Kota Bogor]].
 
Mempertimbangkan rencana pembentukan [[Kota Administratif]] [[Depok]] dan [[Kabupaten]] [[Jonggol, Bogor|Jonggol]] yang sudah menjadi bahasan Menteri Dalam Negeri [[Amir Machmud]] bersama Gubernur [[Jawa Barat]] , Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor mengambil salah satu alternatif wilayah yaitu Desa [[Kemang, Bogor|Kemang]] yang saat itu menjadi bagian Kecamatan Semplak, Kabupaten Bogor. Wilayah Desa [[Kemang, Bogor|Kemang]] akan menjadi titik paling tengah bagi kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bogor apabila [[Kota Administratif]] [[Depok]] terbentuk dan [[Kabupaten]] [[Jonggol, Bogor|Jonggol]] dimekarkan dari Kabupaten Bogor.