Masjid Tua Patimburak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 38:
Masjid Tua Patimburak memiliki arsitektur yang dipengaruhi arsitektur Kesultanan Tidore dan Eropa yang sangat kental, hal ini dapat dilihat pada kubah masjid yang menyerupai model atap gereja-gereja di Eropa, ventilasi masjid juga berbentuk lingkaran, dan kayu di dinding masjid seperti bangunan kolonial. Di dalam masjid juga terdapat empat buah tiang penyangga yang diprediksikan telah berusia lebih dari satu abad yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh ajaran Islam. Adapun bangunan yang khas berbetuk segi enam melambangkan [[rukun iman]] dalam kepercayaan Islam sebagai pondasi dalam beragama, sedangkan atas kubahnya berbentuk segi delapan yang melambangkan delapan arah mata angin, dimana mata angin barat ditandai dengan [[mihrab]] sebagai kiblat salat dalam ajaran agama Islam.<ref>{{Cite web|url=https://www.inibaru.id/islampedia/masjid-patimburak-masjid-dari-tanah-papua-yang-mengajarkan-toleransi|title=Masjid Patimburak, Masjid Dari Tanah Papua yang Mengajarkan Toleransi|last=Baru|first=Ini|date=24/09/2018|website=Ini Baru Islamepedia|access-date=27/02/2020|archive-date=2020-02-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20200227020659/https://www.inibaru.id/islampedia/masjid-patimburak-masjid-dari-tanah-papua-yang-mengajarkan-toleransi|dead-url=yes}}</ref>
 
Masjid Tua Patimburak dibangun dengan dana dari negara Tidore dengan konsep Mari Moi Ngone Futuru ( Bersatu Kita Kuat) dengan semangat masyarakat setempat saling bahu membahu membantu mendirikan masjid ini . Hampir semua masjid dan gereja jaman dulu di Papua di bantu pendanaan pembangunan dari Negara Tidore saat itu dari Sultan Tidore langsung. Selain mendapat julukan masidmasjid tertua di tanah Papua masjid ini juga menjadi wujud filosofi ''[[satu tungku tiga batu]]'' yang merupakan sebuah konsep toleransi antar umat beragama di Fakfak. Adapun filosofi tiga batu menjadi lambang tiga agama besar di Kabupaten Fakfak yang hidup berdampingan yakni, Islam, [[Protestanisme|Kristen Protestan]], dan [[Katolik]]. Ketiga batu tersebut menjadi tungku dan diletakkan secara melingkar dan berjarak. Ketiganya harus seimbang untuk menopang kehidupan dalam keluarga yang diibaratkan sebuah periuk.
 
== Aksesibilitas ==