Observatorium Bosscha: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k wkfs |
||
Baris 2:
'''Observatorium Bosscha''' merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Observatorium Bosscha berlokasi di Lembang, [[Jawa Barat]], sekitar 15 km di bagian utara [[kota Bandung]] dengan koordinat geografis 107° 36' [[Bujur Timur]] dan 6° 49' [[Lintang Selatan]]. Tempat ini berdiri di atas tanah seluas 6 hektar, dan berada pada ketinggian 1310 meter di atas permukaan laut atau pada ketinggian 630 m dari [[plato]] Bandung.
==Sejarah==
Observatorium Bosscha (dahulu bernama ''Bosscha Sterrenwacht'') dibangun oleh ''Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging'' (NISV) atau [[Perhimpunan Bintang Hindia Belanda]]. Pada rapat pertama NISV, diputuskan akan dibangun sebuah observatorium di Indonesia demi memajukan Ilmu [[Astronomi]] di [[Hindia Belanda]]. Dan di rapat itulah, [[Karel Albert Rudolf Bosscha]], seorang tuan tanah di perkebunan teh [[Malabar]], bersedia menjadi sponsor utama dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang. Sebagai penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha dalam pembangunan observatorium ini, maka nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini.
Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak tahun [[1923]] sampai dengan tahun [[1928]].
Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada tahun [[1933]]. Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang berkecamuknya [[Perang Dunia II]]. Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-besaran pada observatorium ini karena kerusakan akibat perang hingga akhirnya observatorium dapat beroperasi dengan normal kembali.
Kemudian pada tanggal [[17 Oktober]] [[1951]], NISV menyerahkan observatorium ini kepada pemerintah RI. Setelah [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) berdiri pada tahun [[1959]], Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia. ==Fasilitas==
Terdapat 5 buah teleskop besar yang masih berfungsi dengan baik, yaitu :
* [[Teleskop Refaktor Ganda Zeiss]]
: [[Teleskop]] ini biasa digunakan untuk mengamati bintang ganda visual, mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan, mengamati [[planet]], mengamati oposisi planet [[Mars]], [[Saturnus]], [[Jupiter]], dan untuk mengamati citra detail [[komet]] terang serta benda langit lainnya.
* [[Teleskop Schmidt Bima Sakti]]
: Teleskop ini biasa digunakan untuk mempelajari struktur [[galaksi]] [[Bima Sakti]], mempelajari [[spektrum bintang]], mengamati [[asteroid]], [[supernova]], dan untuk memotret objek langit.
* [[Teleskop Refraktor Bamberg]]
: Teleskop ini biasa digunakan untuk menera terang bintang, menentukan skala jarak, mengukur [[fotometri]] [[gerhana bintang]], mengamati citra kawah bulan, dan untuk mengamati benda langit lainnya.
* [[Teleskop Cassegrain GOTO]]
: Dengan teleskop ini, objek dapat langsung diamati dengan memasukkan data posisi objek tersebut. Kemudian data hasil pengamatan akan dimasukkan ke media penyimpanan data secara langsung. Teropong ini juga dapat digunakan untuk mengukur kuat cahaya bintang atau benda langit lainnya.
* [[Teleskop Refraktor Unitron]]
: Teleskop ini biasa digunakan untuk melakukan pengamatan [[Hilal|hilal]], pengamatan [[gerhana bulan]] dan [[gerhana matahari]], dan pemotretan bintik matahari serta pengamatan benda-benda langit lain.
|