Krisis identitas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '= Krisis Identitas = '''Krisis identitas''' (''Identity Crisis'') merupakan peristiwa perkembangan yang melibatkan seseorang mempertanyakan diri sendiri atau keberadaan mereka di dunia. Konsep ini berasal dari karya psikolog perkembangan Erik Erikson, yang percaya bahwa pembentukan identitas adalah salah satu konflik terpenting yang dihadapi orang. Penelitian juga menunjukkan bahwa semakin tua umur akan mengalami krisis identitas...' Tag: pranala ke halaman disambiguasi |
|||
Baris 1:
{{inuse}}
'''Krisis identitas''' (''Identity Crisis'') merupakan peristiwa [[perkembangan]] yang melibatkan seseorang mempertanyakan diri sendiri atau keberadaan mereka di dunia. Konsep ini berasal dari karya psikolog perkembangan [[Erik Erikson]], yang percaya bahwa pembentukan [[identitas]] adalah salah satu konflik terpenting yang dihadapi orang. [[Penelitian]] juga menunjukkan bahwa semakin tua [[Umur manusia|umur]] akan mengalami krisis identitas karena ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi apakah seseorang mengalami apa yang sering disebut sebagai [[krisis paruh baya]]. Faktor-faktor tersebut termasuk masalah kesehatan, [[stres]], dan [[dukungan sosial]]. Memiliki kondisi kesehatan mental seperti [[Depresi (psikologi)|depresi]], [[gangguan bipolar]], dan [[gangguan kepribadian ambang]] juga dapat meningkatkan kemungkinan mengalami krisis identitas<ref>{{cite news | last = Andryanto| first = S. Dian| title = Cari Tahu Soal Krisis Identitas, Istilah yang Sering Digunakan Milenialis| publisher = Tempo.co| date = 5 Oktober 2021| url = https://gaya.tempo.co/amp/1513890/cari-tahu-soal-krisis-identitas-istilah-yang-sering-digunakan-milenialis| accessdate = 29 Januari 2022 }}</ref>.
Baris 5 ⟶ 6:
Hal-hal yang bisa menjadi pemicu terjadinya krisis identitas yang perlu diketahui [[Orang tua|orangtua]] adalah masalah akademik, tekanan karena [[pergaulan]], [[perceraian]] orangtua, mengalami peristiwa traumatis, kehilangan orang yang dicintai, dan kehilangan pekerjaan. Hampir semua masalah tersebut berdampak pada kehidupan sehari-hari. Termasuk dapat memengaruhi cara remaja melihat dan menilai diri sendiri. Karena masa [[remaja]] merupakan masa dimana anak merasakan perubahan [[suasana hati]] yang tidak menentu. Maka dari itu [[sensitivitas]] nya menghadapi suatu hal pun cukup tinggi<ref>{{cite web| last = Adlina| first = Atifa| coauthors = dr. Damar Upahita| title = Krisis Identitas, Konflik Diri yang Bisa Dialami Remaja| publisher =hellosehat| date = 7 Juni 2021| url = https://hellosehat.com/parenting/remaja/kesehatan-mental-remaja/krisis-identitas-adalah/?amp=1| accessdate = 29 Januari 2022 }}</ref>.
▲== Referensi ==
{{Reflist}}
|