Pewarna makanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sanchia Azaria (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Sanchia Azaria (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
Zat pewarna ini biasanya ditambahkan ke kulit buah, kulit luar sosis, makanan yang dipanggang, permen, minuman berkarbonasi, agar-agar, campuran minuman bubuk, dan banyak makanan lainnya. Banyak dari aditif ini juga digunakan sebagai zat pewarna dalam kosmetik, obat-obatan, dan produk seperti pasta gigi dan obat kumur.<ref name=":1" /> Salah satu peran Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) atau BPOM di Indonesia adalah memastikan bahwa aditif warna digunakan dengan aman dan tepat.<ref name=":0" />
 
Tampilan makanan merupakan hal yang sangat memengaruhi perhatian konsumen, salah satunya warna. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa warna makanan membantu konsumen mengidentifikasi makanan dan minuman lebih tepat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa seseorang selalu mengasosiasikan rasa dengan warna tertentu, begitu pula ketika warna makanan diubah, maka identifikasi rasa dan bau makanan menjadi berkurang.<ref>{{Cite journal|last=Delwiche|first=Jeannine|date=2003|title=The impact of perceptual interactions on perceived flavor|url=https://web.archive.org/web/20130228041745/http://www-fst.ag.ohio-state.edu/Pubs/2004/delwiche-fqap1.pdf|journal=Food Quality and Preference|volume=15|pages=140|doi=10.1016/S0950-3293(03)00041-7}}</ref>
Pewarna makanan dapat berupa pewarna jenis direct, mordant dan vat, dan penggunaannya secara ketat dikontrol [[hukum]].
 
== Pranala luar ==