Diet alkali: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Elis (WMID) (bicara | kontrib) |
Elis (WMID) (bicara | kontrib) |
||
Baris 26:
== Sejarah ==
Peran diet dan pengaruhnya terhadap keasaman ([[pH]]) [[Urine|urin]] telah dipelajari selama beberapa dekade di mana para ahli [[fisiologi]] mempelajari peran [[ginjal]] dalam mekanisme pengaturan tubuh untuk mengendalikan keasaman (pH) cairan tubuh. Ahli biologi dari [[Prancis]], Claude Bernard memberikan pengamatan klasik tentang efek ini ketika dia menemukan bahwa mengubah pola makan [[kelinci]] dari pola makan [[Herbivor|herbivora]] menjadi pola makan [[Karnivor|karnivora]] mengubah urin dari yang awalnya bersifat [[basa]] menjadi [[Asam|asam.]] Dengan adanya pengamatan tersebut,
Para ahli gizi mulai menyempurnakan hipotesis ini pada awal abad ke-20, dengan menekankan peran partikel bermuatan negatif ([[anion]]) dan partikel bermuatan positif ([[kation]]) dalam makanan. Diet tinggi [[klorida]], [[fosfat]], dan [[sulfat]] (kelompok anion) dianggap membentuk asam, sedangkan diet tinggi [[kalium]], [[kalsium]], dan [[magnesium]] (kelompok kation) dianggap membentuk basa. Penelitian lain menunjukkan konsumsi makanan tertentu, seperti kraberi, ''prune'', dan prem dapat memengaruhi keasaman (pH) urin. Meskipun makanan ini memberikan abu basa pada penelitian di laboratorium, makanan ini mengandung asam organik lemah, [[asam hipurat]], yang menyebabkan urin menjadi lebih asam.<ref name=":6" />
|