Kristallnacht: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
GuerraSucia (bicara | kontrib)
GuerraSucia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 132:
Menurut laporan organisasi [[SOPADE]] (organisasi [[Partai Demokrat Sosial Jerman]] di pengasingan) pada Desember 1938, walaupun sebagian besar orang tidak mendukung kerusuhan, terdapat orang-orang di kalangan buruh yang tidak membela orang Yahudi. Ketika sinagoge di Berlin dibakar, banyak wanita yang berkata, "Itu cara yang benar untuk melakukannya—sayang tidak ada lagi orang Yahudi di dalam, itu akan menjadi cara terbaik untuk mengasapi semua berandalan ini."{{sfn|Friedländer|2008|p=370}} SOPADE melaporkan bahwa tidak ada yang berani bersuara menentang ujaran semacam ini. Di sisi lain, SOPADE melaporkan bahwa orang-orang yang bersuara menentang kerusuhan antisemit dapat ditemui di [[Hamburg]]; menurut organisasi tersebut, orang-orang Hamburg pada umumnya tidak antisemit, dan orang Yahudi Hamburg juga lebih ter[[asimilasi]] dibandingkan dengan komunitas Yahudi lainnya di Jerman.{{sfn|Friedländer|2008|p=370}}
 
Hanya sedikit orang yang berani melawan perusuh Nazi saat berlangsungnya ''Kristallnacht''. Seorang kepala pos polisi di [[Berlin-Mitte]], [[Wilhelm Krützfeld]], menyelamatkan [[Sinagoge Baru (Berlin)|Sinagoge Baru]] di [[Oranienburger Straße|Oranienburger Strasse]]. Ia melindungi sinagoge ini dengan alasan bahwa gedung tersebut merupakan monumen yang dilindungi. Bersama dengan beberapa anggota kepolisian, ia mengejar para pembakar dari Sturmabteilung, dan ia juga memanggil pemadam kebakaran untuk menghentikan api. Pada akhirnya ia hanya mendapatkan teguran dari atasannya.{{sfn|Benz|2000|p=143 ''et seq.''}}
 
Mantan [[Kaisar Jerman]] yang berada di pengasingan di [[Belanda]], [[Wilhelm II]], merasa dikejutkan dengan kerusuhan yang terjadi selama ''Kristallnacht''. Walaupun ia sendiri sebelumnya pernah membuat berbagai pernyataan antisemit, ia mengutuk peristiwa ini sebagai "premanisme murni" atau malah "[[Bolshevisme]] murni".{{sfn|Röhl|2008|pp=1321 ''et seq.''}} Terdapat klaim bahwa Wilhelm II menyatakan ia merasa malu menjadi orang Jerman akibat peristiwa ini, tetapi sejarawan [[Stephan Malinowski]] menjelaskan bahwa pernyataan ini berasal dari sebuah wawancara palsu dan telah dibantah oleh sang mantan kaisar sendiri.{{sfn|Malinowski|2021|p=466}}
 
Sejarawan Jerman [[Peter Longerich]] berpendapat bahwa sikap sebagian besar rakyat Jerman yang pasif selama ''Kristallnacht'' dapat dianggap sebagai sebuah keberhasilan. Ia menjelaskan, "[t]indakan kekerasan terhadap orang Yahudi Jerman, dengan skala yang tak pernah terlihat sejak pogrom pada [[Abad Pertengahan]], telah dilancarkan tanpa menimbulkan protes publik. Dari segi propaganda, ini sama dengan persetujuan. Radikalisasi penindasan berhasil mencapai tahap baru."{{sfn|Longerich|2008|p=173}} Sementara itu, sejarawan [[Daniel Goldhagen]] menafsirkan kritik terhadap kerusuhan dan penghancuran sebagai "kritik terbatas terhadap kebijakan pemusnahan yang dianggap masuk akal oleh begitu banyak orang Jerman."{{sfn|Goldhagen|1997|p=110}}