Balai Pustaka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 60:
-->
 
Pada era [[Orde Baru]] sebagai sebuah perusahaan penerbitan, Balai Pustaka memasuki masa kejayaannya, diakibatkan kebijakan agar semua instansi pemerintahan harus melakukan penerbitan harus melalui Balai Pustaka. Bahkan, pada tahun [[1995]] atas inisiasi dari Ibu [[Tien Soeharto]] akan membangun ''Taman Pustaka dan Literasi NasionalIndonesia'' atau TAMPUSINDO seluas 130 hektare di timur [[Taman Wisata Mekarsari]], Daerah [[Jonggol, Bogor]] yang kala itu menjadi kandidat [[Ibukota Indonesia]]. ''Taman Pustaka dan Literasi Nasional'' atau TAMPUSINDO akan difungsikan sebagai objek wisata edukasi, museum, galeri pustaka, dan pusat gerakan literasi di [[Indonesia]]. Namun, rencana itu gagal akibat Krisis Ekonomi 1997-1998, dan tanah tersebut yang dimiliki oleh Yayasan Harapan Kita menjadi objek sitaan [[Kejaksaan Agung ]] karena [[Dugaan Korupsi Soeharto]].
Pasca Reformasi Balai Pustaka justru mengalami kemunduran. Menurut [[Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia|Menteri BUMN]], [[Mustafa Abubakar]], Balai Pustaka kini terancam bangkrut dan akan dilikuidasi karena terus mengalami kerugian.<ref>[http://www.thejakartapost.com/news/2010/10/29/two-stateowned-firms-face-liquidation.html "Two state-owned firms face liquidation", ''[[The Jakarta Post]]'', 1 November 2010] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110919185634/http://www.thejakartapost.com/news/2010/10/29/two-stateowned-firms-face-liquidation.html |date=2011-09-19 }}.</ref>