Mahmud Muhammad Taha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
GuerraSucia (bicara | kontrib)
GuerraSucia (bicara | kontrib)
Baris 80:
Sekembalinya dari berkhalwat, Mahmud pindah ke Omdurman bersama keluarganya. Pada masa ini, adiknya, Mukhtar, meninggal dunia akibat wabah meningitis seperti halnya ibunda mereka. Mukhtar pernah menikah lima kali, dan masing-masing istri memiliki anak darinya; Mahmud memutuskan untuk menyediakan nafkah untuk mereka, membelikan mereka rumah di Omdurman, dan membiayai pendidikan mereka. Mahmud kembali bekerja di perusahaan Sudan Light and Power Company dan memiliki cukup uang untuk menanggung keluarganya yang besar. Pada awal dasawarsa 1950-an, ia mundur dari pekerjaannya dan menjadi kontraktor di Khartoum.{{sfn|Thomas|2011|pp=92-93}}
 
Kegiatan kelompok Jumhuri berlanjut setelah Mahmud kembali dari khalwatnya. Dalam pertemuan partai yang diselenggarakan pada November 1951, Mahmud menjelaskan gagasannya mengenai Islam yang baru. Gagasan ini menyeimbangkan kebebasan individu dengan kepentingan masyarakat.{{sfn|Thomas|2011|p=97}} Pada tahun 1952, ia menerbitkan buku yang berjudul ''Qul Hadhihi Sabili'' ("Inilah Jalanku"). Ia mengumandangkan peradaban Islam yang baru yang memadukan spiritualitas timur dengan kemajuan Barat. Peradaban ini diyakini akan menyebar ke seluruh dunia dan menghasilkan kesatuan spiritual. Ia juga menegaskan pentingnya pendidikan untuk membebaskan budi dan menyatukan kemampuan spiritual perorangan dengan kebutuhan material. Mahmud percaya bahwa manusia dapat mempertahankan kemawasan spiritualnya secara terus menerus dengan mengikuti ''tariq'' (jalan) Nabi Muhammad.{{efn|''Tariq'' di sini adalah istilah Sufi, dan kebanyakan [[Islamis]] lebih memilih untuk menjalankan "[[sunnah]]" yang sudah ditetapkan oleh [[fikih]] alih-alih melakukan latihan spiritual seperti kaum Sufi. Lihat {{harvnb|Thomas|2011|p=98}}.}} Di buku ini, Mahmud juga tetap meneruskan kegiatan antipenjajahannya; ia menyerukan [[pembangkangan sipil]] untuk mengusir penjajah.{{sfn|Thomas|2011|p=98}} Namun, ia tidak lagi menginginkan pendirian sebuah negara Arab-Muslim di Sudan; yang ia inginkan adalah agar Sudan dapat menjadi teladan bagi pemerintahan dunia suatu saat nanti.{{sfn|Thomas|2011|pp=98-99}}
 
Banyak anggota senior Hizbul Jumhuri yang keluar setelah Mahmud beralih dari nasionalisme ke agama. Walaupun begitu, ia berhasil mengumpulkan pengikut-pengikut baru. Ia pun mulai menjadi seorang pemimpin keagamaan, dan ia mengambil gelar "al-ustad", yang merupakan gelar untuk guru agama, alih-alih [[syekh]] yang biasa digunakan untuk pemimpin [[tarekat]]. Pada tahun 1953, ia menulis surat kepada media yang menyatakan bahwa ia menolak penetapan [[syariah]] sebagai landasan [[undang-undang dasar]].{{sfn|Thomas|2011|p=99}}
 
Pada tahun 1953 atau 1954, Amna Lutfi dan anak-anaknya sedang mengunjungi Rufa'a. Salah satu anak Mahmud, Muhammad, tenggelam di sungai saat sedang bermain dengan anak-anak Rufa'a.{{sfn|Thomas|2011|pp=101-102}} Pada tahun yang sama, Amna melahirkan seorang anak perempuan yang bernama Sumaya. Pada saat itu, Mahmud sudah jarang bersama dengan keluarganya. Mahmud akhirnya pindah dari Omdurman ke [[Kosti, Sudan|Kosti]] untuk bekerja sebagai insinyur pompa agrikultur pada tahun 1955.{{sfn|Thomas|2011|p=102}} Pada tahun yang sama, ia juga menulis ''Usus Dastur al-Sudan'' (Dasar-Dasar Undang-Undang Dasar Sudan) yang menjabarkan gagasan-gagasannya untuk negara Sudan.{{sfn|Thomas|2011|p=107}} Setelah kepindahan Mahmud ke Kosti, Amna kembali ke Rufa'a, dan dalam kurun waktu sepuluh tahun sesudahnya, Mahmud jarang bertemu dengan istrinya.{{sfn|Thomas|2011|p=102}}
 
Pada saat Mahmud berada di Kosti, Sudan memperoleh kemerdekaannya dari Inggris dan Mesir pada tahun 1956.{{sfn|Thomas|2011|pp=106 & 110}} Walaupun sudah menjadi orang kaya, ia masih berusaha mencari solusi-solusi intelektual untuk masalah kemiskinan, kebodohan, dan ketakutan.{{sfn|Thomas|2011|pp=111-112}} Pada tahun 1950-an, ia mengunjungi berbagai ''masid'' (pusat keagamaan) dan khalwat di Sudan, dan ia juga meminta panduan dari para syekh Sufi. Ia menjelaskan gagasan-gagasan barunya kepada para syekh, dan kadang-kadang pandangannya memicu pertengkaran.{{sfn|Thomas|2011|p=113}}
<!--
== Filosofi ==