Mucukunda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Kematian Kalayawana: perbaiki kalimat |
M. Adiputra (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 11:
| Profesi = raja
}}
Dalam [[mitologi Hindu]], '''Mucukunda''' {{Sanskerta|मुचुकुण्ड|Mucukuṇḍa}} adalah seorang raja dari kalangan [[dinasti Surya]], putra [[Mandata]], dan disebut "Raja Para Manusia".<ref name="Myth"/> Ia merupakan leluhur [[Hariscandra]], [[Dilipa]], [[Raghu]], dan [[Rama]], yang disebutkan dalam [[wiracarita]] ''[[Ramayana]]''. Berkat jasa-jasanya dalam membantu para dewa, Dewa [[Indra]] memberinya anugerah berupa tidur lelap dalam jangka waktu sangat panjang, dan siapa pun yang mengusik tidurnya akan segera terbakar sampai menjadi abu. Tokoh ini muncul dalam wiracarita ''[[Mahabharata]]'' bagian ''[[Santiparwa]]'', serta dalam kitab ''[[Bhagawatapurana]]'' sebagai orang yang dimanfaatkan oleh [[Kresna]] dalam menghadapi raksasa [[Kalayawana]] yang sakti.
== Konfrontasi dengan Waisrawana ==
Dalam buku ''[[Santiparwa]]'', [[Bisma]] memberikan wejangan kepada [[Yudistira]] tentang kewajiban atau darma seorang raja. Wejangan tersebut disampaikan dalam bentuk [[cerita berbingkai]] dan penuh dengan [[alegori]]. Dalam satu wejangan tersebut, Bisma menjelaskan pentingnya kerjasama antara kaum [[brahmana]] dengan [[kesatria]] agar kejayaan kerajaannya dapat terjaga. Bisma memakai kisah Raja Mucukunda sebagai percontohan.
Dikisahkan bahwa Mucukunda menginvasi kediaman [[Kubera|Waisrawana]]. Waisrawana merespons serangan tersebut dengan mengerahkan laskar [[rakshasa|raksasa]]. Laskar tersebut membantai pasukan Mucukunda tanpa kesulitan. Menyaksikan pasukannya terbantai, Mucukunda memanggil pendeta agungnya, yaitu [[Resi]] [[Wasista]] untuk membantunya di medan perang. Sang resi mengerahkan kesaktiannya sehingga laskar raksasa musnah. Waisrawana pun menyerah lalu menghadap secara takzim ke hadapan Mucukunda. Ia menyatakan bahwa para raja sebelum Mucukunda belum pernah menyerangnya; sebaliknya mereka memuja Waisrawana yang juga dikenal sebagai bendahara para dewa. Waisrawana juga hendak menyerahkan wilayah kekuasaannya kepada Mucukunda tetapi sang raja menolaknya sebab ia ingin agar wilayah kekuasaan tersebut bukan diperoleh dengan cara serah terima, melainkan dengan kekuatan pasukannya sendiri. Mucukunda juga menjelaskan bahwa dengan menjaga hubungan yang harmonis antara kaum [[brahmana]] dengan [[kesatria]], maka kekuasaannya di dunia dapat berjaya.<ref>{{citation|url=https://www.sacred-texts.com/hin/m12/m12a073.htm |title=The Mahabharata of Krishna Dwaipayana Vyasa| chapter=Santi Parva: Section LXXIV| publisher=Sacred-Text.com| Author=[[Kisari Mohan Ganguli]]}}</ref>
== Jenderal para dewa ==
Baris 23 ⟶ 28:
== Kematian Kalayawana ==
Suatu bab dalam kitab ''[[Bhagawatapurana
Dalam pandangan yang remang-remang dalam gua, Kalayawana menendang tubuh Mucukunda. Sebenarnya ia bermaksud menantang [[Kresna]] yang bersembunyi dalam gua tersebut. Karena keadaan gua yang gelap, ia menyangka tubuh Mucukunda sebagai tubuh Kresna. Mucukunda yang merasa tidurnya terganggu, segera bangun dengan perasaan murka. Ia memandang Kalayawana dengan sorot mata penuh amarah, membuat Kalayawana terbakar hingga menjadi abu. Setelah membakar Kalayawana, Kresna menghampirinya. Sebagai penjelmaan Dewa [[Wisnu]], Kresna sudah tahu perihal kesaktian Mucukunda, dan berterima kasih atas bantuannya. Kresna menyarankan bahwa untuk mencapai [[moksa]], Mucukunda harus keluar dari gua peristirahatannya demi melakukan tapa brata. Atas saran Kresna, Mucukunda pergi ke gunung Gandhamadana untuk bertapa.<ref name="Myth">[http://www.mythfolklore.net/india/encyclopedia/muchukunda.htm Story of Muchukunda]</ref>
|