Kresna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tag: gambar rusak
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Baris 257:
Seringkali Kresna meminta [[Arjuna]] agar segera mengalahkan [[Bisma]], kakek para Pandawa dan Korawa. Keraguan Arjuna membuat Kresna marah sehingga ia mencopot roda keretanya sebagai pengganti [[cakram]] untuk membunuh Bisma. Akan tetapi tindakannya segera dicegah oleh Arjuna yang berjanji bahwa ia akan mengalahkan kesatria tua tersebut pada hari berikutnya. Setelah para Pandawa mengetahui kelemahan Bisma, pada hari berikutnya, Kresna menginstruksikan [[Srikandi]], putra Raja [[Drupada]] agar menghadapi Bisma, dengan ditemani oleh Arjuna. Bisma, yang merasa bahwa Srikandi telah dilahirkan untuk membunuhnya, sulit menghindari serangan Arjuna yang bersembunyi di belakang Srikandi. Akhirnya Bisma dikalahkan pada hari kesepuluh.
 
[[Berkas:Mahabharata2Srikrishna use weapon in Kurukshetra.jpg|ka|jmpl|275px|Kesabaran Kresna habis sehingga ia ingin membunuh [[Bisma]] dengan tangannya sendiri, namuntetapi dicegah oleh [[Arjuna]]. LukisanSuatu ilustrasi dari buku ''Mahabharata'' yang ditulis ulang karyaMahavir PariksitPrasad DasaMishra.]]
Kresna juga membantu Arjuna dalam membunuh [[Jayadrata]], kesatria Korawa yang menahan para Pandawa dalam usaha menyelamatkan [[Abimanyu]]—putra Arjuna—yang terkurung dalam formasi [[Cakrabyuha]] dan terbunuh oleh serangan serentak yang dilancarkan delapan kesatria Korawa. Kresna juga meruntuhkan semangat [[Drona]]—komandan tentara Korawa, pengganti Bisma—setelah ia memberi isyarat pada [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] untuk membunuh seekor [[gajah perang]] bernama Aswatama, nama yang serupa dengan nama [[Aswatama|putra semata wayang Drona]]. Pandawa berteriak bahwa Aswatama mati, namun Drona enggan mempercayainya sebelum ia mendengar langsung dari [[Yudistira]] yang dikenal sebagai orang yang tidak pernah berbohong. Kresna tahu bahwa Yudistira tidak akan berdusta, maka ia mengatur siasat agar Yudistira tidak berbohong namun Drona menganggap putranya telah gugur. Saat ditanya oleh Drona, Yudistira berkata, "Aswatama mati. Entah gajah, entah manusia." Tetapi setelah Yudistira mengucapkan kalimat pertama, tentara Pandawa yang telah diperintah oleh Kresna segera membuat kegaduhan dengan membunyikan genderang perang dan [[sangkakala]], sehingga Drona tidak mendengar kalimat kedua yang diucapkan Yudistira dan percaya bahwa putranya telah gugur. Setelah dilanda dukacita, Drona meletakkan senjatanya, dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh [[Drestadyumna]] untuk memenggal kepalanya.
 
Baris 265:
 
=== Kehidupan di kemudian hari ===
[[Berkas:PrabhasaYadavas killing themselves.jpg|jmpl|Kehancuran Wangsa Yadawa, lukisan karya PariksitM.V. Dhurandhar, Dasa1922.]]
{{seealso|Mosalaparwa}}