Candra Malik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nama lengkap yang benar Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6 |
||
Baris 3:
== Latar belakang ==
Sejak usia muda, Candra Malik sudah mengakrabi dunia spiritual utamanya ritual-ritual ''tasawuf''. Dia belajar agama dari Abdullah Ali. Ia juga mengaji kepada Habib Ja'far bin Badar bin Thalib bin Umar bin Ja'far, guru dari kakeknya, di [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]]. Pada 1993, Candra lebih mendalami lagi ilmu ''tasawuf'' dengan belajar kepada Kiai Muhammad Muna'am [[Jember]], [[Jawa Timur]]. Sambil bekerja sebagai [[wartawan]] di surat kabar [[Jawa Pos]] pada akhir [[1999]] di [[Yogyakarta]], Candra menimba kearifan sufisme dengan belajar kepada Syekh Ahmad Sirullah Zainuddin, wakil talqin dari Tarekat Qadiriyyah Naqsabandiyah, sebelum akhirnya pada [[2001]] belajar langsung kepada mursyid tarekat tersebut, yaitu K.H. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin, pengasuh Pondok Pesantren Suryalaya, di [[Jawa Barat]].<ref>[http://www.perspektifbaru.com/wawancara/881 Perspektif Baru: Tidak ada paksaan dalam beragama] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160616053550/http://www.perspektifbaru.com/wawancara/881 |date=2016-06-16 }}, diakses 7 Mei 2015</ref>
Sejak berhenti dari [[Jawa Pos]] dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Liputan [[Indo Pos]], [[Jawa Pos]] di [[Jakarta]], Candra Malik bekerja sebagai kontributor di sejumlah media cetak antara lain, ''Tabloid Nyata, Majalah ART Indonesia'', ''Majalah Travel Lounge, The Jakarta Globe'', dan mengasuh sebuah kolom tentang sufisme di ''[[Solo Pos]]'', sebuah koran lokal di [[Jawa Tengah]], bertajuk ''Matahati'', di rubrik ''Khazanah''. Sembari terus menulis, Candra malik juga mengasuh Pondok Pesantren Asy-Syahadah, di Desa Segoro Gunung, di lereng Gunung Lawu, [[Kabupaten Karanganyar]], [[Jawa Tengah]]. Kedekatannya dengan kalangan agamawan-budayawan memudahkan langkah Candra untuk melibatkan Wakil Rais Syuriah PBNU [[Mustofa Bisri|K.H. Ahmad Mustofa Bisri]] (Gus Mus) dan [[Emha Ainun Nadjib]] (Cak Nun) dalam produksi album religi. Cak Nun menulis khusus sajak ''Mukaddimah Cinta'' untuk album Candra ini dan membacakannya dalam track pembuka, sedangkan Gus Mus membacakan sajak ''Pesona'' dalam track penutup. Dalam album ini, Candra juga memasukkan rekaman vokal [[Abdurrahman Wahid|K.H. Abdurrahman Wahid]] (Gus Dur) dalam lagu ''Syahadat Cinta''.<ref>[http://www.merdeka.com/artis/deretan-maestro-meriahkan-konser-candra-malik.html Merdeka: Deratan maestro meriahkan konser Candra Malik]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses 7 Mei 2015</ref>
|